Cemas dan jenuh karena terlalu lama di rumah? Hati-hati alami gangguan ini!

Terlalu lama di rumah, termasuk saat masa social distancing, ternyata bisa menimbulkan kondisi cabin fever. Lantas, apa saja gejalanya?

Pernahkah Parents mendengar istilah cabin fever? Kondisi ini sering dikaitkan dengan perasaan stres dan jenuh akibat terkurung di dalam rumah dalam jangka waktu cukup lama, misalnya karena cuaca buruk.

Bisa saja sekarang Parents juga sedang mengalami kondisi ini. Pasalnya, kita sedang melakukan social distancing berupa karantina diri di rumah guna mengurangi angka penyebaran COVID-19.

Meskipun tidak tergolong gangguan psikis, tapi gangguan emosi dan kebosanan akibat isolasi dapat memicu kondisi lebih serius. Untuk itu, Parents perlu memahami apa saja yang menjadi gejala cabing fever.

Artikel terkait : Pemicu dan cara menghilangkan stres menurut Dr. Sonia Lupien

Gejala cabin fever yang perlu Parents waspadai

Mengutip dari laman Healthline, berikut ini beberapa gejala yang muncul jika Parents mengalami bosan akut karena isolasi:

  • Sulit konsentrasi
  • Jadwal tidur menjadi tidak teratur
  • Gelisah
  • Mudah marah
  • Putus asa
  • Lesu
  • Cenderung tidak sabar dan mudah tersinggung
  • Depresi berkepanjangan
  • Sulit mempercayai orang sekitar
  • Susah bangun dari tidur

Lalu, mengutip dari lama SehatQ, beberapa orang mungkin saja bisa menghindari gejala cabin fever. Namun, tak jarang, ada juga yang merasa sulit menjalani hidup di dalam rumah, selama gejala-gejala itu terus menghantuinya.

Bagaimana cara menyikapi emosi negatif akibat cabin fever?

Cara mengatasi stres akibat isolasi sangat bergantung kepada situasi pribadi yang dialami. Serta alasan utama di balik munculnya perasaan tersebut.

Sebenarnya Parents dapat menemukan cara sendiri untuk mengatasi kondisi ini. Akan tetapi, beberapa saran berikut ini dapat juga untuk dicoba.

1. Membawa 'dunia luar' ke dalam rumah

Situasi saat ini memang tidak memungkinkan Parents untuk ke luar rumah. Namun, jangan khawatir, karena masih bisa membawa dunia luar masuk ke dalam rumah.

Bila harus benar- benar tetap berada di rumah karena larangan social distancing, cobalah beberapa hal berikut untuk mengatasi jenuh:

  • Membeli bunga segar, letakkan di tempat yang mudah dilihat
  • Buka jendela dan biarkan udara segar masuk ke rumah
  • Meletakkan tanaman dalam pot kecil dalam rumah, misalnya kaktus dan bonsai
  • Letakkan makanan burung dekat jendela, itu dapat mengundang mereka datang ke rumah

2. Buat jadwal harian

Meski berada di rumah saja, tapi Parents juga bisa membuat jadwal harian. Tujuannya agar rutinitas seperti makan, tidur, mandi, dan bekerja tetap terorganisasi dengan baik.

Jadwal harian juga membantu segala aktivitas lebih terencana, dan Parents jadi lebih termotivasi karena ada 'target kecil' yang harus dicapai tiap hari. Lalu, aktivitas yang teratur membantu Parents tetap waras menjalani hari layaknya biasa.

3. Tetap berkomunikasi dengan orang-orang terdekat

Social distancing membuat aktivitas berkumpul bersama kerabat menjadi terhalang. Namun, adanya aplikasi streaming seprti FaceTime, Zoom, Skype dan lainnya memungkinkan Parents tetap bisa bertemu kerabat dengan cara yang berbeda.

Terhubung dengan teman, sekedar bicara tatap muka lewat layar memberikan perasaan bahwa Parents masih terhubung dengan dunia luar. Dengan demikian, rasa stres dan jenuh itu bisa sirna.

Berkomunikasi dengan orang lain juga membuat Parents tidak merasa sendiri. Berbagi rasa, pikiran saat bicara dengan orang lain membuat segala sesuatunya tetap terasa normal.

Artikel terkait : 10 Teknik relaksasi sederhana untuk bantu lenyapkan stres, sudah coba?

4. Cari kesibukan dan tingkatkan kreativitas 

Agar tidak suntuk di rumah saja, lakukan kegiatan-kegiatan positif penghilang bosan. Misalnya, membuat kerajinan tangan, melukis, buat scrapbook dan lainnya. Beres-beres rumah juga bisa jadi pilihan mengisi waktu, lho.

5. Atur 'me-time'

Tinggal bersama orang lain maka peluang untuk stres dan jenuh jadi kian tinggi. Sebelum berlarut-larut stresnya, lebih baik luangkan waktu untuk sendiri.

Menyingkir sejenak dari hiruk pikuk anggota keluarga dalam rumah. Nikmati saat-saat sendiri, menenangkan pikiran dan mengatur emosi agar tetap stabil.

6. Mengatasi cabin fever dengan olahraga

Penelitian menunjukkan jika orang yang berolahraga secara teratur tidak rentan terhadap kecemasan daripada mereka yang tidak berolahraga. Aktivitas fisik yang dilakukan menurunkan hormon stres tubuh kita, seperti kortisol.

Pada saat yang sama, olahraga memicu otak melepaskan endorfin. Olahraga dapat meningkatkan suasana hati dan membuat merasa sehat secara keseluruhan.

Kita juga dapat menyusun rutinitas dengan berfokus pada beberapa latihan beban yang efektif, seperti push up, squat, burpee, lunge, dan plank. Untuk kardio, bisa coba ikuti gerakan senam zumba dari Youtube.

Demikian informasi tentang cabin fever dan cara mengatasinya. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Parents.

Referensi : Healthline dan SehatQ

Baca juga : 

id.theasianparent.com/cara-menjaga-hubungan

Penulis

febri