Burung Cendrawasih, terutama Cendrawasih jantan dikenal karena keindahan bulunya, hingga dinilai sebagai burung paling indah sedunia. Begitu cantiknya, burung yang hanya dapat ditemui di Indonesia bagian Timur ini menjadi salah satu daya tarik utama dari provinsi Papua.
Menyandang status sebagai “Bird of Paradise” atau burung dari surga karena keindahannya yang diibaratkan turun dari surga, jenis burung ini dapat ditemukan di Pulau Papua, kepulauan Maluku, kepulauan Selat Torres, Papua Nugini hingga Australia bagian timur.
Meski memiliki keindahan yang bahkan diibaratkan jatuh dari surga, keberadaan burung cendrawasih semakin terancam. Hal itu disebabkan perburuan dan penangkapan liar serta kerusakan habitat.
Bulu cendrawasih juga diperdagangkan, digunakan sebagai penghias topi perempuan di Eropa. Kondisi tersebut membuat burung cantik ini menjadi jenis satwa yang dilindungi.
Bahkan, beberapa jenis cendrawasih mulai dari cendrawasih kuning kecil, cendrawasih botak, cendrawasih raja, cendrawasih merah, dan toowa masuk dalam daftar dilindungi.
Sejumlah kenyataan yang disebutkan di atas memang hanya segelintir fakta menarik tentang burung nan cerah dan menarik ini.
Berikut ini adalah 8 seluk beluk tentang burung Cendrawasih yang dirangkum dari berbagai sumber.
8 Seluk Beluk Burung Cendrawasih yang Terancam Punah
1. Mengenal Burung Cendrawasih
Cendrawasih merupakan gabungan dari dua kata, yaitu “cendra” yang berarti dewa atau dewi dan “wasih” yang berarti utusan.
Cendrawasih merupakan anggota dari famili Paradisaeidae dan dari ordo Passeriformes, burung yang memiliki ukuran yang beragam tergantung dari spesiesnya. Seperti spesies King bird of paradise yang memiliki ukuran 15 cm hingga spesies Black Sicklebill yang berukuran 110 cm.
Secara lebih spesifik, Cenderawasih dari famili Paradisaeidae memiliki keunikan yaitu burung jantan mempunyai bulu yang panjang dan pola rumut yang tumbuh di bagian sayap, kepala dan paruhnya.
Karakteristik utama burung ini adalah warna bulunya yang cerah dan menarik perhatian seperti kuning, hijau, merah, dan biru. Cendrawasih biasanya dinamakan sesuai dengan warna dominannya, seperti Cendrawasih Kuning Kecil, Cendrawasih Kuning Besar, dan Cendrawasih Merah.
Terdiri atas 14 genus dan 43 spesies, burung Cendrawasih yang paling terkenal adalah jenis Cendrawasih Buning Besar (Paradisaea apoda) yang berasal dari genus Paradisaea.
Meski dapat ditemukan di Papua Nugini hingga Australia, sebagian besar spesies Cendrawasih berada di wilayah Indonesia, yaitu 30 spesies dan 28 diantaranya berasal dari Papua / Irian Jaya. Sedangkan di kepulauan Maluku dan Halmahera terdapat 2 spesies burung surga ini.
Artikel terkait: 10 Jenis Burung Khas Indonesia Nyaris Punah, Yuk Ajari Si Kecil!
2. Ciri-Ciri dan Morfologi Burung Cendrawasih
Ciri utama Burung Cenderawasih adalah bulu-bulunya yang indah, khususnya oada Cendrawasih jantani. Biasanya bulu burung ini berwarna cerah, yaitu campuran atau kombinasi hitam biru, kuning, merah, cokelat, ungu, hijau dan putih.
Secara fisik ukuran Burung Cendrawasih sangat beragam, mulai dari ukuran 15 cm hingga 110 cm dan beratnya antara 50 gram sampai 430 gram sesuai jenis spesiesnya.
Contohnya adalah Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius) yang tubuhnya berukuran kecil atau sektiar 15 cm dengan berat 50 gram. Sedangkan Cendrawasih berukuran besar adalah jenis Cendrawasih Paruh Sabit Hitam (Cicinnurus regius) yang tumbuh mencapai 110 cm, serta Cendrawasih Manukod Jambul bergulung (Cicinnurus regius) dengan bobot 430 gram.
Bentuk kaki Burung Cenderawasih adalah tipe petengger dengan ciri jari kaki panjang dan telapak kaki datar. Bentuk tersebut memidahkan burung ini untuk bertengger di ranting-ranting pohon. Untuk tipe peruhnya adalah tipe pemakan biji dengan ciri paruh tebal dan runcing yang berfungsi untuk memecah biji.
Artikel terkait: 11 Hewan Langka di Indonesia yang Harus Dilestarikan
3. Habitat Burung Cendrawasih
Habitat alami burung Cendrawasih berada di hutan-hutan pegunungan, terutama di Pulau Papua, Selat Torres, Papua Nugini, dan bagian timur Australia.
Dari 41 spesies Cendrawasih yang ada di Indonesia, 37 di antaranya hidup di Papua. Habitat aslinya di hutan lebat yang berada di dataran rendah.
Cendrawasih hidup di daerah dengan ketinggian 1.400 meter sampai 1.800 meter di atas permukaan laut. Burung cantik ini juga menyukai hutan yang lebat serta terdapat beberapa jenis tumbuhan merambat di sekitarnya.
Cendrawasih biasanya suka untuk bertengger di percabangan yang ada di hutan tersebut, untuk mencari makan dengan cara berpindah dari cabang ke cabang lainnya sambil melihat buah-buahan atau hewan kecil yang bisa dimakan.
Artikel terkait: Parents, Ajari Anak Pentingnya Melindungi Satwa Langka di Indonesia
4. Pernah Menjadi Komoditi Perdagangan
Di zaman dahulu, burung ini diperdagangkan oleh masyarakat pribumi Papua kepada orang-orang Eropa dengan membuang sayap dan kakinya agar bisa dijadikan hiasan. Dari perlakukan inilah spesies ini memiliki nama ilmiah “apoda” atau tanpa kaki.
Bahkan, Cendrawasih sempat menjadi hadiah untuk raja-raja pada tahun 1522 setelah orang-orang Eropa mengakui eksistensinya.
Pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, burung asli Papua ini pernah menjadi komoditas perdagangan untuk diambul bulunya sebagai penghias topi perempuan Eropa.
Selain itu, bulu-bulu Cendrawasih juga digunakan sebagai hiasan kepala oleh suku-suku pedalaman Papua ketika melakukan upacara adat, seperti penyambutan tamu, acara pernikahan dan sebagainya.
Namun, masyarakat kini semakin sadar dengan pentingnya melestarikan satwa ini, sehingga membuat Burung Cendrawasih harus dilindungi.
Sebagai wujud dari hal itu, Cendrawasih kemudian dijadikan maskot dan simbol kebanggaan masyarakat Papua. Sehingga penggunaan bulu Cendrawasih saat ini digantikan dengan bulu imitasi.
5. Burung yang Memiliki Ritual Kawin Unik
Cendrawasih jantan terkenal dengan bulu-bulunya yang berwarna cerah dan kerap melakukan ritual tarian yang dimanfaatkan untuk menarik perhatian betina.
Dengan tarian spektakuler yang menampilkan fleksibilitas bulu dan bentuk badan Cendrawasih jantan, sehingga semakin menonjolkan keindahan warna bulunya.
6. Populer Setelah “Diperkenalkan” Sebuah Program Televisi
Cendrawasih pertama kali populer berkat program televisi yang dipandu oleh penyiar dan pencinta alam David Attenborough, pada tahun 1996.
Saat itu, Attenborough mengambil cuplikan kehidupan Cendrawasih saat sedang dalam perjalanan di Papua Nugini. Di video tersebut, presenter dengan suara khas itu menunjukkan kebiasaan Cendrawasih saat makan dan kawin, dan atribut dari spesies tertentu burung ini.
Cendrawasih jantan juga selalu serius dalam mempersiapkan ritual menari. Bahkan, mereka tampak membersihkan paruh dan lingkungan di sekitar sarangnya untuk menjadi panggung ritual tarian mereka.
7. Kini Menjadi Satwa yang Dilindungi
Seperti dijelaskan sebelumnya, Cendrawasih menjadi binatang langka karena sasaran perburuan liar yang tentu mengancam habitat mereka. Selain itu, burung ini juga terancam punah lantaran deforestasi untuk mengubah lahan hutan menjadi kebun.
Karena kondisi tersebut, Pemerintah melalui UU No. 5 Tahun 1990 dan PP No. 7 tahun 1999 menjadikan Cendrawasih sebagai salah satu satwa yang dilindungi.
8. Aturan Konservasi dan Pelestarian Cendrawasih
Jika perburuan dan perdagangan tidak dikendalikan serta semakin parah kerusakan habitat hutan maka akan memperbesar peluang kepunahan Cendrawasih di masa depan. Karena itu, perlu dilakukan upaya konservasi untuk menjaga satwa cantik satu ini.
Dengan keluarnya Undang-undang No. 5 Tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999 tentang Perlindungan dan Pelestarian Burung Cendrawasih, maka ada beberapa aturan terkait konservasi dan pelestarian cendrawasih.
Dalam aturan tersebut disebutkan, pemanfaatan burung masih diizinkan. Hanya saja, terbatas untuk kepentingan masyarakat lokal yakni hiasan pakaian adat.
Kesadaran masyarakat juga mulai tumbuh dengan mengganti hiasan bulu Cendrawasih dengan bulu-bulu imitasi untuk tetap menjaga kelestariannya.
Dengan kerja sama pemerintah, masyarakat dan organisasi atau lembaga peduli satwa, tentu saja bisa menjaga populasi satwa asli Papua ini.
Upaya pelestarian ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari penangkaran, perawatan, pembudidayaan, pencegahan perburuan lias, hingga menjaga jumlah populasi di alam liar.
Itulah 8 seluk beluk tentang burung Cendrawasih. Semoga informasi ini bermanfaat dan kita semua bisa melestarikan satwa yang dilindungi ini ya, Parents!
Baca juga:
10 Hewan Purba Ini Ternyata Masih Hidup, Ada yang Lebih Tua dari Dinosaurus!
Bikin Heboh Netizen, Suara Burung Ini Terdengar Seperti Tangisan Bayi