Buku anak-anak selalu identik dengan ilustrasi dan gambar yang warna-warni. Buku bergambar memang dapat memikat dan meningkatkan minat membaca anak-anak.
Namun, penelitian yang dilakukan oleh University of Sussex yang dikutip oleh Curiosity justru mengatakan bahwa gambar/ilustrasi dalam buku bergambar dapat mengganggu proses belajar membaca anak-anak.
Buku Bergambar Justru Menganggu
Para peneliti dari University of Sussex melakukan percobaan terhadap seorang dewasa dan seorang anak berumur 3 tahun dalam sebuah aktivitas mendongeng. Percobaan dibagi atas dua kelompok.
Kelompok pertama diberikan buku yang memiliki gambar di kedua sisi buku, sedangkan kelompok kedua diberikan buku yang hanya memiliki gambar di sisi kanan buku saja.
Ternyata, anak di kelompok kedua lebih mampu memelajari kosakata baru daripada anak di kelompok pertama. Percobaan ini sudah cukup menunjukkan bahwa ternyata gambar dapat menganggu proses belajar membaca seorang anak.
Belum puas dengan satu kali percobaan, para peneliti melakukan percobaan kedua. Di percobaan kedua ini, mereka sama-sama memberikan buku yang memiliki gambar di kedua sisi kepada kedua kelompok.
Namun, para orang dewasa di kedua kelompok sama-sama hanya menunjuk gambar di sisi sebelah kanan tiap kali menyebutkan suatu kosakata. Gambar yang sebelah kiri diabaikan saja.
Secara tidak sadar, sebenarnya para orang dewasa ini telah menghapus dampak buruk dari terlalu banyaknya gambar di sebuah buku. Para peneliti pun berkesimpulan bahwa gambar yang terlalu banyak justru membuat anak bingung karena fokusnya teralihkan.
Artikel terkait: Cara mendidik anak agar suka membaca.
Informasi berupa ilustrasi dalam sebuah buku hendaknya secukupnya saja, dibarengi dengan peran orang dewasa yang memberikan informasi secara benar kepada anak.
Pada tahun 1976, ada studi serupa yang berusaha meneliti sejauh manakah peran gambar dalam buku dapat memengaruhi daya belajar anak.
Penelitian waktu itu dilakukan dengan memberikan anak-anak 4 jenis buku kumpulan kosa kata:
- tanpa gambar sama sekali
- mengandung gambar dengan objek yang sesuai
- mengandung gambar dengan objek yang tidak sesuai
- mengandung gambar abstrak yang tidak mewakili apa-apa.
Ternyata, anak-anak yang membaca buku buku tanpa gambar dapat memelajari dan mengingat kosakata dengan baik. Sebaliknya, anak-anak yang mendapatkan buku bergambar dengan objek yang sesuai justru mendapatkan hasil yang paling buruk.
Lantas, mengapa buku anak-anak harus mengandung gambar-gambar jika memang tidak terlalu berdampak baik dalam proses belajar mereka?
Bagaimana Menyikapi Buku Bergambar
Dari penelitian-penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses mengingat dan memelajari kosakata, gambar/ilustrasi sebenarnya tidak terlalu membantu. Menurut The Children’s Book Review, pengalaman membaca buku bergambar melatih multi-sensory yang membantu para orang dewasa dan anak-anak dalam mengolah percakapan serta membuat kesepakatan.
Peran orang dewasa dalam membangun hubungan yang baik dengan anak selama membaca bersama itu penting. Dengan hubungan yang baik dan kuat, buku bergambar nyatanya mampu memberikan pemahaman dengan baik dan menghasilkan ingatan yang kuat pada anak.
Inti dari tulisan ini sebenarnya ingin mengingatkan Parents bahwa jika anak kalian gemar membaca, maka tidak ada masalah dengan itu. Namun, jika memang mereka harus atau sedang berproses untuk mengingat sesuatu, lompati saja bagian gambar-gambarnya, sebab itu justru akan menganggu fokus mereka.
Hendaklah Parents menyikapi buku-buku bergambar secara bijak. Bukan berarti harus anti sama sekali, namun penting untuk mengetahui gaya belajar anak dan mengenali hal apa saja yang akan mengganggu konsentrasinya.
Beberapa anak memang cocok dengan buku bergambar untuk latihan membaca, sebagian lainnya tidak. Tugas kita untuk memilihkan yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Baca juga:
20 Cara Mudah dan Menyenangkan Mengajak Belajar Membaca Anak TK
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.