TAP top app download banner
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan Produk
Keranjang
Masuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Perkembangan Otak
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Parenting
    • Keluarga
    • Doa Islami
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP

Penelitian: Buku Bergambar Justru Membuat Anak Tidak Konsentrasi

Bacaan 3 menit
Penelitian: Buku Bergambar Justru Membuat Anak Tidak Konsentrasi

Banyak orangtua memberikan buku bergambar sebagai langkah awal membuat anak gemar membaca Tapi, ternyata hal tersebut tidak baik. Mengapa?

Buku anak-anak selalu identik dengan ilustrasi dan gambar yang warna-warni. Buku bergambar memang dapat memikat dan meningkatkan minat membaca anak-anak.

Namun, penelitian yang dilakukan oleh University of Sussex yang dikutip oleh Curiosity justru mengatakan bahwa gambar/ilustrasi dalam buku bergambar dapat mengganggu proses belajar membaca anak-anak.

Buku Bergambar Justru Menganggu

Para peneliti dari University of Sussex melakukan percobaan terhadap seorang dewasa dan seorang anak berumur 3 tahun dalam sebuah aktivitas mendongeng. Percobaan dibagi atas dua kelompok.

Kelompok pertama diberikan buku yang memiliki gambar di kedua sisi buku, sedangkan kelompok kedua diberikan buku yang hanya memiliki gambar di sisi kanan buku saja.

Ternyata, anak di kelompok kedua lebih mampu memelajari kosakata baru daripada anak di kelompok pertama. Percobaan ini sudah cukup menunjukkan bahwa ternyata gambar dapat menganggu proses belajar membaca seorang anak.

Belum puas dengan satu kali percobaan, para peneliti melakukan percobaan kedua. Di percobaan kedua ini, mereka sama-sama memberikan buku yang memiliki gambar di kedua sisi kepada kedua kelompok.

Namun, para orang dewasa di kedua kelompok sama-sama hanya menunjuk gambar di sisi sebelah kanan tiap kali menyebutkan suatu kosakata. Gambar yang sebelah kiri diabaikan saja.

Secara tidak sadar, sebenarnya para orang dewasa ini telah menghapus dampak buruk dari terlalu banyaknya gambar di sebuah buku. Para peneliti pun berkesimpulan bahwa gambar yang terlalu banyak justru membuat anak bingung karena fokusnya teralihkan.

Artikel terkait: Cara mendidik anak agar suka membaca.

Informasi berupa ilustrasi dalam sebuah buku hendaknya secukupnya saja, dibarengi dengan peran orang dewasa yang memberikan informasi secara benar kepada anak.

Pada tahun 1976, ada studi serupa yang berusaha meneliti sejauh manakah peran gambar dalam buku dapat memengaruhi daya belajar anak.

Penelitian waktu itu dilakukan dengan memberikan anak-anak 4 jenis buku kumpulan kosa kata:

  • tanpa gambar sama sekali
  • mengandung gambar dengan objek yang sesuai
  • mengandung gambar dengan objek yang tidak sesuai
  • mengandung gambar abstrak yang tidak mewakili apa-apa.

Ternyata, anak-anak yang membaca buku buku tanpa gambar dapat memelajari dan mengingat kosakata dengan baik. Sebaliknya, anak-anak yang mendapatkan buku bergambar dengan objek yang sesuai justru mendapatkan hasil yang paling buruk.

Lantas, mengapa buku anak-anak harus mengandung gambar-gambar jika memang tidak terlalu berdampak baik dalam proses belajar mereka?

Bagaimana Menyikapi Buku Bergambar

Dari penelitian-penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses mengingat dan memelajari kosakata, gambar/ilustrasi sebenarnya tidak terlalu membantu. Menurut The Children’s Book Review, pengalaman membaca buku bergambar melatih multi-sensory yang membantu para orang dewasa dan anak-anak dalam mengolah percakapan serta membuat kesepakatan.

Peran orang dewasa dalam membangun hubungan yang baik dengan anak selama membaca bersama itu penting. Dengan hubungan yang baik dan kuat, buku bergambar nyatanya mampu memberikan pemahaman dengan baik dan menghasilkan ingatan yang kuat pada anak.

Inti dari tulisan ini sebenarnya ingin mengingatkan Parents bahwa jika anak kalian gemar membaca, maka tidak ada masalah dengan itu. Namun, jika memang mereka harus atau sedang berproses untuk mengingat sesuatu, lompati saja bagian gambar-gambarnya, sebab itu justru akan menganggu fokus mereka.

Hendaklah Parents menyikapi buku-buku bergambar secara bijak. Bukan berarti harus anti sama sekali, namun penting untuk mengetahui gaya belajar anak dan mengenali hal apa saja yang akan mengganggu konsentrasinya.

Beberapa anak memang cocok dengan buku bergambar untuk latihan membaca, sebagian lainnya tidak. Tugas kita untuk memilihkan yang sesuai dengan kebutuhan anak.

 

Baca juga:

20 Cara Mudah dan Menyenangkan Mengajak Belajar Membaca Anak TK

 

Cerita mitra kami
Bukan Belajar Komputer, Ini Lima Aktivitas Seru untuk Mengenalkan Keterampilan Berpikir Komputasional pada Anak
Bukan Belajar Komputer, Ini Lima Aktivitas Seru untuk Mengenalkan Keterampilan Berpikir Komputasional pada Anak
8 Rahasia Agar Anak Cerdas
8 Rahasia Agar Anak Cerdas
8 Eksperimen Sains Sederhana yang Dapat Dilakukan Anak dan Orang Tua di Rumah
8 Eksperimen Sains Sederhana yang Dapat Dilakukan Anak dan Orang Tua di Rumah
10 Kiat Mendidik Anak Berbakat di Sekolah, Wawasan Orang Tua Penting
10 Kiat Mendidik Anak Berbakat di Sekolah, Wawasan Orang Tua Penting

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Syahar Banu

  • Halaman Depan
  • /
  • Prasekolah
  • /
  • Penelitian: Buku Bergambar Justru Membuat Anak Tidak Konsentrasi
Bagikan:
  • Sepeda Roda Tiga vs Balance Bike, Mana yang Terbaik untuk Anak?

    Sepeda Roda Tiga vs Balance Bike, Mana yang Terbaik untuk Anak?

  • Dyspraxia Pengaruhi Kemampuan Kognitif Anak, Ini Penyebab dan Gejalanya!

    Dyspraxia Pengaruhi Kemampuan Kognitif Anak, Ini Penyebab dan Gejalanya!

  • 5 Jenis Buku Edukasi Anak yang Pasti disukai Balita

    5 Jenis Buku Edukasi Anak yang Pasti disukai Balita

  • Sepeda Roda Tiga vs Balance Bike, Mana yang Terbaik untuk Anak?

    Sepeda Roda Tiga vs Balance Bike, Mana yang Terbaik untuk Anak?

  • Dyspraxia Pengaruhi Kemampuan Kognitif Anak, Ini Penyebab dan Gejalanya!

    Dyspraxia Pengaruhi Kemampuan Kognitif Anak, Ini Penyebab dan Gejalanya!

  • 5 Jenis Buku Edukasi Anak yang Pasti disukai Balita

    5 Jenis Buku Edukasi Anak yang Pasti disukai Balita

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Home
  • TAP Komuniti
  • Beriklan Dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Vietnam flag Vietnam
© Copyright theAsianparent 2025. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti