Momen bonding ibu dan bayi sudah terjadi sejak si kecil berada dalam kandungan. Tentunya ikatan tersebut akan makin dikuatkan dengan berbagai momen yang hadir setelah si kecil lahir. Bonding ibu dan bayi tidak hanya memunculkan rasa cinta, namun juga sangat penting untuk tumbuh kembang si kecil.
Apabila bonding ibu dan bayi terus terjaga dan kuat, maka nantinya bayi akan merasa aman, nyaman, dan merasa dicintai saat berada bersama ibu. Tak hanya itu, masih banyak manfaat lain dari bonding yang dilakukan antara ibu dan bayi.
Meskipun bonding antara ibu dan bayi sangat diperlukan, tapi nyatanya ada saja ibu yang mengalami kegagalan bonding dengan bayi. Sekitar 15% wanita diperkirakan menderita depresi pasca melahirkanyang berdampak pada tidak dapat melakukan bonding dengan bayi mereka.
Kegagalan bonding antara ibu dan bayi ini bahkan ada yang berlangsung lama, yaitu hingga berbulan-bulan setelah kelahiran. Biasanya yang menjadi penyebab ibu mengalami kondisi seperti itu karena merasa malu dan sedih yang mendalam.
“Membangun bonding dengan bayi Anda dapat memakan waktu yang jauh lebih lama daripada perkiraan awal,” jelas psikolog anak Dr. Angharad Rudkin.
“Pemicunya karena ada banyak alasan, misalnya waktu persalinan yang panjang dan traumatis. Hingga akhirnya ibu depresi dan gelisah yang kemudian berpengaruh pada kegagalan bonding ibu dan bayi,” lanjutnya menjelaskan.
Artikel terkait: Depresi pasca persalinan berbeda dengan baby blues, kenali perbedaannya di sini!
Efek samping kegagalan bonding ibu dan bayi
Apabila ibu gagal melakukan bonding dengan dengan anak sedari bayi, maka nantinya anak akan merasa kurang mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu. Hal itu pun akan berpengaruh pada kesehatan psikologis mereka.
Lalu, kemungkinan anak mudah merasa gelisah karena ia tidak mendapatkan rasa aman yang diberikan oleh ibu saat masih bayi. Dia juga berpotensi menjadi anak yang penakut dan tidak mandiri.
“Jika bonding tidak terjadi sampai dua hingga tiga tahun pertama kehidupan seorang anak, maka ibu akan sulit untuk membangun bonding dengan anak setelah itu. Oleh karena itu, para ibu hamil jangan sampai mengalami hal ini,” kata Dr. Rudkin.
Kegagalan bonding antara ibu dan anak ini juga dapat memengaruhi keterlambatan perkembangan komunikasi pada anak saat ia tumbuh dewasa. Baik itu komunikasi verbal, maupun non-verbal.
“Maka dari itu, sebaiknya ibu bisa membangun bonding dengan anak setiap hari, setidaknya dalam waktu lima menit sehari. Jika lebih memungkinkan, bonding bisa dilakukan sesering yang Anda bisa, karena nanti dengan sendirinya akan tumbuh perasaan sayang pada anak dari lubuk hati,” ungkap Dr. Rudkin.
Untuk Bunda, jangan sampai mengalami kegagalan bonding ibu dan bayi. Mulailah membangun kedekatan bersama si kecil sejak ia masih berada di dalam kandungan.
Baca juga :
4 Tips Bagi Ibu Bekerja agar Tetap Bonding dengan Bayi, Cek Bun!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.