Anak SD punya akun media sosial sudah menjadi hal yang umum di masa sekarang. Mulai dari Facebok, Instagram, bahkan YouTube.
Berikut adalah hal-hal yang perlu Parents pertimbangkan sebelum mengijinkan anak memiliki akun media sosial.
Tentukan apakah anak siap punya akun media sosial
Secara teknis, kita seharusnya tidak mendiskusikan hal ini. Karena menurut Children’s Online Privacy Protection Act, membiarkan anak-anak di bawah usia 13 tahun untuk membuat akun online di website atau aplikasi apapun tanpa izin orangtua yang bisa diverifikasi adalah ilegal.
“Hukum ini dibuat untuk menjaga perusahaan mengumpulkan data tentang anak-anak dan memasarkan produk pada mereka,” kata Stephen Balkam, pendiri dan CEO dari Family Online Safety Institute.
Namun sebagian besar anak-anak menggunakan e-mail dengan tanggal lahir palsu, seringkali dengan izin dari orangtua mereka.
Sulit untuk melakukan generalisasi kapan seorang anak bisa mempunyai akun media sosial. “Beberapa anak mungkin siap untuk menangani media sosial di bawah usia legal 13 tahun, tapi kemungkinan besar tidak bisa,” kata Michael Rich, M.D, direktur Center on Media and Child Health di Boston Children’s Hospital.
“Anda adalah hakim terbaik untuk anak Anda. Tanyakan: Bisakah dia menggunakanya (media sosial) dengan cara yang sehat dan menghormati orang lain?”
Menetapkan aturan dasar
Ketika Anda memutuskan untuk membiarkan anak menjelajah media sosial, perlakukan seperti mengajarkan ia berenang untuk pertama kalinya.
Lakukan bersama-sama pada awalnya, dan lakukan pengawasan yang ketat ketika ia sudah terbiasa.
Selanjutnya pastikan Anda memiliki akses penuh ke akun anak Anda. Follow semua akun media sosialnya.
Lihat friendlist dan followernya, jika ada orang asing yang tidak dikenal di dunia nyata, segera block mereka.
Baca juga cara mengatur keamanan privasi sosial media di sini:
10 Tips Aman Mengatur Privasi Facebook
Hidup di zaman teknologi serba canggih, mau tidak mau harus mengikuti perkembangannya. Bersamaan dengan lahirnya anak-anak generasi masa kini, dimana langsung berkenalan dengan teknologi. Sebagai orang tua tentu ada perasaan waspada, ketika anak sudah mengenal sosial media. Akhirnya membuat orang tua lebih protektif, dan terlalu banyak larangan. Simak ulasan berikut ini, untuk pertimbangan perlukah anak punya sosial media.
Tips agar Anak Tetap Aman saat Bermain Sosial Media
1. Tentukan Perihal Kesiapan Anak
Berdiskusi dengan anak adalah bentuk komunikasi, yang harus dilakukan oleh para orang tua. Karena anak akan merasa dilibatkan, dalam setiap membuat keputusan bersama. Menurut Children’s Online Privacy Protection Act, jika membiarkan anak dibawah usia 13 tahun punya media sosial diverifikasi ilegal. Dan seringkali ditemukan anak menggunakan email, dan tanggal lahir palsu dengan izin orang tua mereka.
Pada situasi ini kebijakan orang tua diperlukan, sebagai hakim terbaik untuk anak. Orang tua perlu tahu kapan waktu yang tepat, untuk mempunyai akun sosial media. Berikan batasan usia yang sesuai, dimana anak sudah siap memfilter baik buruknya sosial media. Karena jika dibiarkan di usia belum legal, maka sulit menyesuaikan dengan porsinya. Mereka masih butuh waktu untuk berkembang, khususnya potensi diri dalam hidupnya.
2. Kesepakatan Aturan Dasar
Jika orang tua memutuskan untuk mengizinkan anak, ikut mempunyai akun sosial media maka beri batasan. Ajak anak diskusi terkait aturan penggunaan, dan menyepakatinya bersama. Lakukan pengawasan yang ketat, atau kesepakatan sanksi apabila melanggarnya. Dalam hal ini sanksi tujuannya untuk memberikan edukasi, agar tidak lagi mengulangi kesalahannya. Selanjutnya pastikan anda punya akses penuh ke media sosial si anak.
3. Ajak Anak untuk Berkomunikasi
Transparansi antara anak dan orang tua diperlukan, dalam rangka proteksi akun sosial medianya. Pastikan orang tua memiliki password akun sosmed anak, agar mempermudah anda saat mengaksesnya. Untuk melakukan pengawasan lebih dekat, beri ijin anak bermain smartphone ketika di sekitar orang tua. Ajaklah anak mengobrol banyak wawasan, terkait positif dan negatifnya internet.
4. Lakukan Kontrol Histori
Cara terbaik ialah melakukan pembatasan bermain smartphone. Tujuannya agar tidak menjadi kebiasaan buruk, seolah tidak lepas dari ponsel. Lakukan pengecekan histori setiap hari, bisa juga saat anak sedang tidur. Dari sinilah orang tua bisa tahu apa saja yang dijelajahi oleh anak. Apabila menemukan hal yang kurang pantas, berikan pengertian esok harinya.
Bertambahnya laju zaman terkadang membuat para orang tua lebih khawatir. Pasalnya segala hal bisa diakses dengan mudah, tinggal satu klik maka informasi bermunculan. Belum lagi contoh di sosial media yang kurang baik. Seakan menjadi konsumsi umum banyak orang, dan selalu diwajarkan. Bukan berarti melarang anak untuk mengetahui apa itu sosial media. Hanya saja perlu melakukan pembatasan, dan pengawasan yang cukup ketat.
Baca juga:
5 cara lebih dekat dengan anak di media sosial yang bisa Parents tiru
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.