Buntut 'Salam dari Binjai', Sekumpulan Bocah Merusak Pohon Milik Warga

Demi konten apapun bisa dilakukan seorang anak, termasuk merusak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Minimnya konten media sosial berkualitas di Indonesia memicu kumpulan bocah berulah. Segerombolan bocah merusak pohon milik warga karena terinspirasi video YouTube yang dilihatnya. Akibatnya, warga mengalami kerugian.

Cerita Bocah Merusak Pohon

Lamanya sekolah daring nampaknya membuat sekumpulan remaja kehabisan akal mencari aktivitas. Alhasil, sembilan bocah remaja di Desa Surabayan, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan merusak 50 pohon pisang milik warga.

Sumber: Kompas

Mirisnya, 50 pohon ini menjadi korban akibat meniru video viral bertajuk 'Salam dari Binjai' di media sosial karya YouTuber Paris Fernandes. Aksi bocah yang menirukan konten Paris itu juga terekam dalam video.

Video bocah meninju pohon pisang itu juga viral di media sosial setelah diunggah akun Instagram @nandakesuma.ps dan @beritalamongan. Dalam video berdurasi 39 detik itu, terlihat anak-anak merusak pohon pisang dengan gembira.

Jika ditelaah, Paris memang mengucapkan kalimat tersebut sembari meninju pohon pisang. Kepala Desa pun membenarkan bahwa pohon pisang tersebut adalah milik warganya yaitu Sunaji, Hariadi, Harto, Kusnan, dan Sekdes Surabayan, Rendi Hardianto.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bocah Merusak Pohon Pisang selama 4 Hari Berturut-turut

Ilustrasi Pohon Pisang

Setelah menerima laporan, pihak desa memanggil sembilan anak yang terlibat dalam perusakan tersebut. Sembilan anak yang diketahui sebagai pelaku ternyata bukan warga Desa Surabayan. Mereka dari luar desa di antaranya Desa Kebonsari, Paji, dan Sukodadi.

"Sebenarnya sih banyak yang ikut waktu itu (saat kejadian), namun yang kami panggil kemarin hanya sembilan anak beserta orangtuanya. Ketika kami tanya, mereka rata-rata menjawab latihan silat-silatan dengan polosnya," demikian penuturan pihak desa mengutip Kompas.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mirisnya, aksi tersebut dilakukan selama 4 hari berturut-turut mulai Jumat 29/10/2021 hingga Senin (1/11/2021) di sore dan malam hari. Mereka menjadikan pohon pisang sebagai samsak sasaran objek tinju.

Ilustrasi Pohon Pisang

Ada juga yang memanjat batang pohon pisang dan diayunkan hingga roboh. Sebagian di antaranya ada yang merusaknya dengan alat bantu kayu yang telah ditanami puluhan paku.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Puluhan pohon pisang yang dirusak dipilih secara acak oleh para bocah tersebut. Mereka bahkan tidak peduli pohon pisang yang dirusak baru mulai berbuah atau belum berbuah.

Artikel terkait: Viral! Video Ibu Melahirkan dalam Mobil yang Sedang Melaju, Sikap Suami Mengejutkan

Kasus Bocah Merusak Pohon Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Sementara itu Sekdes Rendi Hardianto yang juga pemilik lahan mengatakan bahwa orangtua para remaja dan kepala desa sudah didatangkan ke Balai Desa Surabayan. Kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan.

"Pada anak anak kita lakukan pembinaan. Orangtuanya juga kita panggil ke balai desa," kata Sekdes Rendi.

Di balai desa pemilik pohon pisang juga dipertemukan pada para pelaku. Korban tidak meminta ganti rugi apapun karena pelakunya masih anak-anak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Korbannya tidak tega saat bertemu pelakunya yang masih anak-anak. Ya seusia anak SMP," lanjut Rendi. Pada pertemuan itu pula, para pelaku dan orang tua telah meminta maaf kepada korban.

Pihak desa berharap kenakalan anak-anak ini tidak terulang lagi dikemudian hari. Orang tua pelaku diminta untuk mengawasi dan membina anaknya.

5 Cara Mengajarkan Anak Cinta Lingkungan

Berkaca dari kasus kumpulan bocah merusak pohon tersebut, penting bagi orangtua mewariskan bagaimana cara mencintai lingkungan sejak dini. Parents tentunya tidak mau anak tumbuh mencari biang perusak lingkungan di kemudian hari kan?

1. Ajarkan Reduce, Reuse, Recycle

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mengenalkan konsep reduce, reuse, recycle akan membantu balita lebih cinta lingkungan. Adapun proses ini mengajarkan anak mengurangi sampah, juga memanfaatkan sampah yang masih bisa digunakan kembali.

Sebagai step awal, mulailah dengan cara sederhana. Misalnya membiasakan si kecil membawa tas belanja agar tidak menambah sampah plastik. Ajarkan juga anak membawa botol minum sendiri agar tidak membeli air minum kemasan di jalan.

Artikel terkait: Viral Pesan Lama Shahrukh Khan Ijinkan Anak Pakai Narkoba: “Harus Menikmati Hidup”

2. Buat Kegiatan Daur Ulang yang Menyenangkan

Daripada menyibukkan anak menonton YouTube yang belum tentu berfaedah, bagaimana kalau ajarkan ia berkreasi daur ulang! Agar tidak menjemukan, kemas kegiatan ini dengan cara menyenangkan.

Sediakan aneka jenis sampah seperti plastik, kardus, atau kertas. Siapkan juga lem, karton, gunting, crayon, dan kertas berwarna sebagai tambahan agar hasilnya semakin seru.

3. Pergilah ke Alam Bebas

Gawai berpotensi menjadikan anak pribadi yang cuek akan lingkungan sekitar, karenanya jadikan waktu luangnya maksimal di alam bebas. Biarkan jagoan Anda melihat dan menikmati alam dengan udaranya yang segar, juga hewan dan tumbuhan yang beragam.

Seiring usianya bertambah besar, ajarkan ia tentang apa yang dilihatnya di lingkungan luar. Mulai dari membuang sampah di tempatnya, dan bagaimana sebatang pohon membutuhkan waktu untuk tumbuh besar. Dengan begini, anak akan berpikir bijaksana dan mencintai lingkungan.

Artikel terkait: Viral Cherly Juno Joget Setelah Operasi Caesar, Bahayakah? Ini Penjelasannya!

4. Hindari Pemakaian Produk Tidak Ramah Lingkungan

Anak kecil bisa jadi belum mengerti apa sih efek rumah kaca, tetapi bukan berarti Anda lalai mengajarkannya sejak dini. Seiring usianya bertambah, Anda bisa memberikan pemahaman seperti apa produk yang ramah dan merusak lingkungan.

Mulailah dengan contoh nyata dengan menggunakan tas kain daripada kantong plastik, membawa kotak bekal sendiri untuk menghindari styrofoam saat membeli makanan atau minuman, dan contoh sederhana lainnya.

5. Minimalisir Penggunaan Kendaraan Pribadi

Jika biasanya anak duduk nyaman di mobil, cobalah sesekali ajak ia bepergian dengan kendaraan umum. Tak perlu jarak jauh dulu, mulai saja dengan naik kereta api jarak dekat.

Cara ini menguntungkan karena anak akan lebih banyak bergerak, juga melihat fenomena yang ada di sepanjang perjalanan. Sedikit banyak, wawasan anak akan terbuka bahwa lingkungan tidak boleh dirusak tetapi wajib dijaga.

Semoga kisah bocah merusak pohon ini bisa menjadi pembelajaran bagi Parents agar lebih aware mengawasi anak memilih tontonan di media sosial.

Baca juga: