Bingung Puting Pada Bayi
Bingung puting (niple confusion) sering dialami bayi yang baru lahir. Bayi menolak atau menjadi rewel ketika ibu menyusuinya secara langsung.
Bingung puting pada bayi sering dialami newborn. Bayi menolak atau menjadi rewel ketika ibu menyusuinya secara langsung.
Kondisi ini kerap membuat semangat ibu untuk memberikan ASI pada bayinya menjadi lemah. Bahkan tidak sedikit yang akhirnya memilih susu formula sebagai nutrisi utama bayinya. Sayang sekali bukan? Padahal kita tahu, ASI memiliki kandungan nutrisi yang luar biasa bagi tumbuh kembang bayi, yang sesuai dengan fase pertumbuhannya.
Mengapa bisa terjadi bingung puting pada bayi?
Secara umum bingung puting ini dilihat dari dua kondisi yang terjadi :
- Bayi menolak payudara ibu
- Berkurangnya hisapan pada payudara ibu
Kondisi pertama, bayi menolak payudara ibu.
Hal ini sering terjadi pada bayi yang sudah mengenal dot di masa awal kelahirannya. Perbedaan bentuk puting susu ibu dan puting dot serta perbedaan tehnik hisapan membuat beberapa bayi menolak puting ibunya.
Bayi yang sejak masa awal kelahirannya sudah diperkenalkan dengan botol akan terbiasa memperoleh volume air susu yang relatif lebih banyak dan mudah daripada menyusu langsung pada payudara ibu.
Bayi yang menyusu langsung pada payudara memerlukan usaha yang lebih besar daripada bayi yang menyusu dengan menggunakan botol.
Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika ibu hendak menyusui banyinya:
1. Posisi yang nyaman
Ketika bayi menyusu pada ibu, ia memerlukan posisi yang nyaman. Posisi ini akan mempengaruhi baik tidaknya proses pelekatan mulut bayi pada payudara ibu. Pelekatan yang baik akan membantu memompa payudara sehingga bisa mengeluarkan ASI dengan maksimal.
2. Pelekatan mulut bayi pada payudara ibu
Untuk mengetahui pelekatan yang baik, Bunda harus memperhatikan hal-hal berikut :
- Masuknya sebagian besar areola (lingkaran coklat di sekitar puting) ke dalam mulut bayi.
- Mulut bayi terbuka lebar.
- Bibir bayi menjebi keluar.
- Dagu menempel pada payudara
- Pipi bayi membulat atau tidak cekung.
Dengan pelekatan yang baik, proses menyusui akan berlangsung dengan baik. Pelekatan yang baik ini juga mempengaruhi produksi ASI karena proses pelekatan ini secara otomatis memijat dan merangsang keluarnya air susu secara maksimal.
Kita tentu tahu, produksi ASI selalu sesuai dengan kebutuhan bayi. Bayi yang selalu menyusu langsung pada payudara ibu akan memperoleh ASI yang berlimpah. Berbeda halnya ketika kita menggunakan botol untuk menyusui bayi, secara otomatis, produksi ASI akan mengalami penurunan.
Penurunan produksi ASI di dalam tubuh ibu mengakibatkan bayi semakin malas menyusu langsung pada ibunya. Mereka lebih memilih botol karena lebih mudah mengeluarkan susu.
Kondisi Kedua, berkurangnya hisapan pada payudara ibu.
Kita kerap beranggapan, berkurangnya hisapan pada payudara ibu bukanlah gejala bingung puting sebagaimana yang terjadi pada kondisi pertama. Namun sesungguhnya, berkurangnya hisapan pada puting ibu merupakan kondisi bingung puting yang banyak dialami bayi.
Bayi yang terlalu cepat dikenalkan dengan botol ataupun susu formula, mungkin saja masih sering menyusu pada ibunya. Namun, daya hisapnya tidak sebaik bayi-bayi tidak dikenalkan pada botol.
Bayi tentu saja menyukai sensasi berada dalam dekapan ibu dan merasakan sentuhan lembut, namun mereka tidak tertarik untuk menyusu sebagaimana mestinya. Proses pelekatan yang terjadi tidak sempurna. Hanya sekadar formalitas, agar bayi mendapatkan rasa nyaman.
Gerakan mulut bayi tidak lagi memijat payudara dan merangsang keluarnya ASI. Sehingga lambat laun produksi ASI mengalami penurunan. Kondisi ini tentu saja membuat bayi lebih memilih botol daripada payudara ibu untuk memenuhi rasa lapar dan dahaganya.
Semoga bermanfaat, Bunda…