Banyak orang yang merasa ragu untuk berhubungan seksual ketika sedang keputihan. Namun, amankah berhubungan saat keputihan sedang terjadi, apakah akan berdampak pada kesehatan organ intim pasangan? Berikut penjelasnnya!
Penyebab dan gejala keputihan
Dilansir dari Klik Dokter, keputihan sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu keputihan fisiologis (normal) dan patologis (abnormal). Umumnya, keputihan fisiologis terjadi saat 2 minggu menjelang haid, saat kehamilan, ataupun pada pengguna pil KB hormonal. Sedangkan keputihan patologis biasanya terjadi akibat infeksi bakteri, jamur, atau parasit.
Ciri-ciri keputihan yang normal antara lain:
- Berwarna putih jernih
- Konsistensinya seperti lendir
- Tidak berbau
- Tidak menimbulkan keluhan.
- Pada keputihan fisiologis, cairan yang keluar dari vagina akan tampak berwarna kekuningan ketika sudah mengering dan mengenai pakaian dalam.
Artikel terkait: Kenali 9 jenis keputihan, mana yang harus diwaspadai?
Ciri-ciri keputihan patologis, yaitu:
- Keputihan sudah mengalami perubahan warna (putih susu, keabuan, hingga kehijauan)
- Jumlah keputihan lebih banyak
- Muncul aroma tidak sedap (berbau amis atau busuk)
- Bergumpal
- Wanita yang mengalami akan merasakan keluhan seperti gatal, nyeri pada area kewanitaan, ataupun panas.
Ketika keputihan patologis yang terjadi, maka perlu diobati dengan segera untuk mencegah penyebaran infeksi ke organ lainnya. Pengobatannya tergantung dari penyebabnya, bisa diberikan antibiotik, antiparasit, ataupun antijamur.
Artikel terkait: Keputihan tanda hamil, apa bedanya dari keputihan sebelum haid?
Bolehkah berhubungan saat keputihan?
Sebenarnya cairan yang keluar saat keputihan normal terjadi memiliki beberapa fungsi, salah satunya sebagai pelumas ketika berhubungan intim.
Pada keadaan normal, produksi lendir keputihan berkisar antara 2-5 ml per hari. Namun, saat ada rangsangan seksual, produksi lendir keputihan dapat bertambah banyak. Mengingat fungsinya sebagai pelumas, jadi, bagi wanita yang mengalami keputihan yang normal, boleh saja melakukan hubungan seksual dengan pasangannya.
Namun, dilansir dari Medical News Today, wanita baiknya menahan diri dari aktivitas seksual sementara jika mereka mengalami keputihan patologis, untuk meminimalkan rasa sakit dan gatal.
Selain menghindari rasa tidak nyaman, seseorang yang berhubungan seks saat mereka mengalami keputihan patologis, itu bisa menyebabkan infeksi tersebut bertahan lebih lama, dan meningkatkan risiko pasangannya tertular infeksi tersebut.
Selain itu, hubungan seksual saat Anda mengalami keputihan patologis yaitu risiko terulangnya infeksi di kemudian hari. Jadi, pastikan infeksi sudah benar-benar sembuh sebelum berhubungan seksual.
Namun, jika Anda benar-benar ingin melakukan hubungan seksual saat mengalami keputihan abnormal, metode kontrasepsi, seperti kondom, dapat membantu mengurangi risiko penyebaran infeksi ke pasangan.
Semoga informasi di atas bermanfaat ya!