Siapa di antara Parents yang sedang khawatir karena berat badan anak susah naik? Kondisi seperti ini memang perlu diwaspadai dan menjadi ‘sinyal’ untuk lebih memerhatikan nutrisi si Kecil.
Tidak bisa dipungkiri kalau masalah gizi atau malnutrisi masih menjadi ancaman besar bagi anak-anak di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Padahal, kondisi anak yang kekurangan gizi ini bisa menyebabkan anak mengalami faltering growth atau gagal tumbuh yang berujung terjadinya stunting.
Faktanya, Indonesia menempati lima besar dari seluruh negara di dunia sebagai negara dengan angka stunting terbesar. Mengingat banyaknya dampak buruk yang bisa ditimbulkan, tentu saja orang tua perlu memahami apa yang dimaksud dengan faltering growth. Mengetahui apa saja penyebabnya dan melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya faltering growth.
Mencegah Anak Gagal Tumbuh dan Alami Stunting
Berat badan anak yang susah naik sebenarnya bisa berisiko menyebabkan anak mengalami gagal tumbuh. Suatu keadaan terjadinya keterlambatan pertumbuhan fisik pada bayi dan anak, di mana terjadi kegagalan penambahan berat badan yang sesuai dengan grafik pertumbuhan normal, dibandingkan dengan tinggi badan.
Inilah mengapa Parents perlu memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Pemantauan pertumbuhan anak ini biasanya dilakukan dengan membuat plot berat badan dan tinggi badan ke dalam suatu kurva pertumbuhan. Seorang anak dikatakan pendek jika tinggi badan atau panjang badan menurut usia lebih dari dua standar deviasi di bawah kurva standar pertumbuhan anak WHO.
Kondisi anak gagal tumbuh yang berujung pada stunting bisa berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak, bahkan masa depannya. Jika diabaikan, kondisi stunting pada anak bahkan bersifat tidak bisa kembali (irreversible). Tidak hanya mengganggu secara pertumbuhan fisik, namun memengaruhi kemampuan kognitif anak terganggu secara permanen.
Apa yang Perlu Dilakukan Saat Berat Badan Anak Susah Naik?
Dalam hal ini tentu saja orang tua perlu melakukan berbagai pencegahan, termasuk memantau tumbuh kembang anak. Dalam hal ini, tumbuh kembang anak perlu diperhatikan dengan rutin melihat pedoman penilaian pertumbuhan seorang anak, yang disebut grafik pertumbuhan (growth chart) atau menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS).
Lewat KMS ini, Parents bisa membuat catatan grafik melihat perkembangan anak yang diukur berdasarkan umur, berat badan, dan jenis kelamin.
Pemantauan ini perlu dilakukan, untuk mengetahui tanda awal anak mengalami gagal tumbuh yang berujung pada stunting. Jika kondisi berat badan anak susah naik tidak segera diintervensi, berat badan anak tidak akan naik, tinggi badan dan lingkar kepala anak pun akan tidak naik.
Apabila si Kecil mengalami keterlambatan pertumbuhan, sangat direkomendasikan agar Parents berkonsultasi ke dokter anak untuk mendapatkan diagnosis dan rekomendasi nutrisi untuk kejar tumbuh yang tepat
Baru! untuk anak dengan berisiko gagal tumbuh, gizi kurang dan atau gizi buruk, kini tersedia SGM Eksplor Gain Optigrow dengan IronC untuk usia 1-5 tahun. Diformulasikan secara khusus sesuai standar BPOM untuk PKMK (Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus). Bunda, penggunaan produk harus atas rekomendasi Dokter dan pastikan untuk selalu membaca peringatan pada label.
Dengan memahami apa yang dimaksud dengan faltering growth, apa saja penyebab dan bagaimana cara pencegahannya dan ciri-ciri anak yang mengalaminya, diharapkan para orangtua bisa lebih waspada dan memastikan penanganan dapat dilakukan secara cepat dan tepat.
Baca Juga:
Stunting pada Anak Bisa Memengaruhi Masa Depannya, Parents Wajib Tahu
Apakah Rokok Meningkatkan Risiko Stunting pada Anak? Ini Faktanya!