“Nggak perlu terlalu bekerja terlalu keras mengejar duit, toh duit nggak bisa membeli kebahagiaan”
Pernah atau malah seringkah Parents dicekoki pepatah di atas? Ada sebagian orang yang setuju, tetapi ada juga yang ketawa geli. Mau bagaimana lagi, untuk membeli sesuatu yang kita idamkan, otomatis butuh uang bukan? Setiap manusia memiliki impian yang ingin dicapai dari uang yang ia hasilkan, untuk itulah bekerja keras amat diperlukan. Namun, apa iya bekerja sangat keras baik untuk tubuh secara keseluruhan?
Dalam sebuah survei yang dilakukan perusahaan asuransi perjalanan ternama Allianz Global Assistance pada Agustus 2017 ditemukan bahwa sebanyak 48% milenial masa kini tidak sempat menggunakan waktu cutinya karena terlalu sibuk bekerja. Survei yang dilakukan sebelumnya mengungkap, 53% warga Amerika Serikat tidak libur sama sekali dan 37% sisanya baru sempat berlibur dua tahun setelah bekerja.
Padahal, banyak penelitian yang menunjukkan bagaimana efek libur atau rehat sejenak dari pekerjaan dapat mengurangi tingkat stres. Sebanyak 81% manajer juga setuju bahwa mengambil waktu libur efektif menekan kelelahan yang dirasakan tubuh. Jika dibiarkan, rasa lelah ini dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik dan emosional yang serius.
Dampak Terlalu Bekerja Keras bagi Tubuh
Berikut deret efek negatif jika Anda terlalu banyak bekerja!
- Peneliti memelajari kebiasaan kerja lebih dari 600.000 orang di Amerika Serikat, Inggris, dan Australia. Lalu, mereka menemukan bahwa orang yang bekerja lebih dari 55 jam seminggu 33% lebih mungkin menderita stroke serta 13% lebih besar terkena serangan jantung. Bahkan, ekonom telah memperhitungkan waktu kerja berlebihan cenderung membuat produktivitas karyawan menurun.
- Psikolog klinis Deborah Mulhern mengatakan tidak bersantai dan melepaskan diri dari “tekanan eksternal” (seperti beban kerja yang berat), akan membuat tubuh sulit untuk rileks.
- Psikolog Francine Lederer mengungkap dengan rehat sejenak dari pekerjaan, kehidupan seseorang akan semakin baik dan ia akan lebih bersemangat mencapai impiannya setelah berlibur.
- Sebuah penelitian yang melibatkan 749 perempuan dari Massachuseets selama dua dekade menemukan, perempuan yang hanya pergi traveling sekali dalam waktu enam tahun risikonya terkena penyakit jantung meningkat hingga 8x lipat dibandingkan perempuan yang berlibur dua kali dalam setahun. Jadi tak sabar untuk mengambil waktu liburan usai pandemi ya, Parents!
Jangan Abaikan, Begini Ciri Tubuh Terlalu Bekerja Keras
Bagi Parents yang berkarir, pasti kerap merasakan burnout atau kelelahan fisik dan mental yang luar biasa. Tahukah Anda bahwa hal ini sebenarnya bisa dikenali dari gejala yang diperlihatkan tubuh. Ini ulasannya.
1, Selalu berpikir negatif
Jika biasanya Anda bangun dengan rasa semangat di pagi hari, kini yang ada hanyalah rasa bosan. Anda juga kesulitan memotivasi diri menyelesaikan pekerjaan karena pekerjaan yang ada di depan mata terasa menyebalkan. Jika gejala ini sudah Anda rasakan beberapa waktu, saatnya rehat sejenak.
2. Tubuh pegal tiada henti
Saat merasa cemas, otak akan merilis hormon stres sebagai respon melawan penyebab stres. Seiring waktu akan muncul sisi fisiologis bersamaan dengan hormon tersebut seperti denyut nadi kian meningkat, tekanan darah tidak stabil, bahkan berkeringat. Rasa tidak nyaman di tubuh akan muncul seperti nyeri dada, sakit punggung, mata tegang, sakit kepala, masalah pencernaan, pusing, bahkan bisa pingsan.
3. Sulit tidur
Tak hanya sakit di tubuh, hormon stres cenderung membuat Parents sulit tidur. Hal ini diaminkan the American Psychological Association yang melaporkan sepertiga masyarakat tidak sepenuhnya tidur nyenyak karena terlalu bekerja keras dan ruwet memikirkan banyak hal dalam benaknya.
4. Banyak melakukan kesalahan dalam pekerjaan
David Ballard, PsyD dari American Psychological Association menyebutkan bahwa stres kronis yang berlangsung lama akan membuat seseorang sulit fokus akan satu hal. Akibatnya, kinerja di kantor turut berpengaruh secara keseluruhan.
5. Gemar melakukan pola hidup tidak sehat
Apa yang biasanya Anda lakukan saat mengisi waktu luang? Jika jawabannya adalah mengonsumsi makanan siap saji, kudapan manis, atau minum minuman beralkohol agar merasa tenang tandanya waktu berlibur sungguh dibutuhkan.
6. Kontra dengan hal yang biasa saja
Biasanya Anda bisa menghadapi segala sesuatunya dengan santai, termasuk jika harus berdebat dengan rekan kerja karena perbedaan pendapat. Namun, kok belakangan ini perdebatan bisa saja berujung pertengkaran. Anda mudah terbakar amarah untuk hal yang wajar. Jangan anggap enteng, ini sinyal tubuh membutuhkan waktu untuk rehat sejenak dari beban pekerjaan.
7. Pekerjaan ibarat hal menyiksa yang sulit dilepaskan
Kalau biasanya Parents sangat bersemangat menuangkan ide baru, menjadi inisiator dalam diskusi kelompok, kini Anda mengibaratkan semua itu hanyalah kewajiban. Bekerja sepanjang hari dan memikirkannya terus menerus menjadi kegiatan favorit Anda yang mengalahkan hobi. Bahkan, sekadar mengobrol dengan sahabat dan keluarga seolah menjadi aktivitas memberatkan. Pokoknya, hidup Anda hanya berputar dalam lingkaran pekerjaan.
Bukannya mengobrol, yang ada hanya keluhan dan kekesalan yang Anda lampiaskan pada kerabat terdekat. Jika sudah begitu, menarik diri dari pergaulan adalah keinginan nomor satu yang ingin Anda lakukan.
Sadari bahwa kehidupan dan pekerjaan membutuhkan keseimbangan. Jadi, hindari terlalu bekerja keras berlebihan dalam pekerjaan. Jangan lupa merencanakan waktu libur yang menyenangkan jika mulai merasakan satu atau bahkan semua gejala di atas ya, Parents! Semoga bisa segera merencanakan perjalanan liburan menyenangkan yang sudah dinanti setelah pandemi ini berakhir, ya.
Sumber: Travel and Leisure, Business Insider
Baca juga :
Hari libur 2020 ditambah jadi 24 hari setahun, ini rincian lengkapnya!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.