3 Bayi PDP Covid-19 di Yogyakarta dan Pekalongan meninggal dunia, begini kronologisnya

Begini Parents kronologis selengkapnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kabar duka kembali datang dari beberapa daerah di tanah air. Tiga orang bayi PDP Covid-19 diketahui meninggal dunia. Salah satu bayi tersebut berdomisili di Pekalongan dan dua lagi di Yogyakarta.

Bayi PDP Covid-19 di Yogyakarta meninggal dunia

Hingga 16 April 2020, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Corona yang meninggal dunia di Yogyakarta bertambah tiga orang. Mirisnya dua di antara para korban tersebut merupakan masih bayi.

“Ada tambahan untuk jumlah kematian PDP dalam proses laboratorium, jumlahnya ada tiga dan dua di antaranya bayi,” ujar Juru Bicara Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk Penanganan COVID-19, Berty Murtiningsih, dilansir dari Detik.com.

Masing-masing bayi PDP tersebut meninggal dalam waktu yang berbeda. Bayi yang masih berusia 10 hari meninggal dunia pada 13 April 2020. Kemudian, pada 15 April 2020 bayi PDP yang berusia 1 tahun, warga Sleman pun mengembuskan napas terakhirnya.

Artikel Terkait : Sering tak terdeteksi, ini gejala Corona hari ke-1 sampai ke-17, wajib tahu!

Kedua bayi tersebut dinyatakan menjadi berstatus PDP mulanya karena kondisi kesehatan yang dialami. Bayi yang berusia 19 hari rupanya mengalami penyakit meningitis, namun tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar daerah Yogyakarta. Selain itu, ia dikategorikan PDP karena mengalami gejala pneumonia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sementara itu, bayi yang berusia 1 tahun diketahui mengalami kontak fisik dengan orangtua yang bekerja di daerah Klaten. Si kecil pun mengalami gejala klinis sehingga masuk kategori PDP. Namun, menurut Berty, terkait dengan hasil tes laboratorium kedua orangtua bayi masih belum keluar sehingga belum bisa dipastikan status positif atau negatif Corona.

Terkait dengan jumlah PDP Covid-19 ini, Berty menuturkan ada sekitar 600 orang, sementara sebanyak 144 orang tengah dalam perawatan. Selain itu, Orang Dalam Pantauan (ODP) terdiri dari 3.654 orang. Sebanyak 63 orang diketahui positif Corona, lalu sebanyak 284 orang masih menunggu hasil laboratorium.

Artikel Terkait : Tidak menerapkan lockdown, ini 7 kebijakan pemerintah mencegah penyebaran Corona di Indoensia

Kasus bayi PDP corona meninggal di Pekalongan setelah mudik dari Jakarta

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sementara itu, di daerah lain, seorang bayi PDP Covid-19 pun juga diketahui meninggal dunia. Bayi tersebut masih berusia satu tahun, berdomisili Desa Bugangan, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, Setyawan Dwiantoro melalui Diskominfo Kabupaten Pekalongan menuturkan alasan status PDP pada si kecil. Rupanya bayi tersebut baru datang dari daerah zona merah.

Sang bayi rupanya dibawa mudik dari Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sebelumnya, sang bayi diketahui menjalani rawat inap di Jakarta pada 2 April 2020. Namun, terkait dengan swab test yang telah dilakukan, hasil masih belum bisa didapatkan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Saat Jumat, 10 April, kondisi si kecil sudah membaik sehingga diajak mudik. Namun, pada 16 April, si kecil mulai menunjukkan gejala-gejala fisik terinfeksi virus covid-19.

Penyakit radang paru-parunya kembali terdeteksi lalu hingga ia dibawa ke PSI Pekajangan. Namun Malang, nyawa si kecil tidak bisa diselamatkan. Pada Kamis, 16 April sekitar 20.30 WIB sang bayi meninggal dunia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel Terkait : Jadwal mudik lebaran 2020 akan diganti, ini kebijakan pemerintah untuk masyarakat

Imbauan untuk tidak mudik dari Gubernur Jawa Tengah

Dalam akun media sosial ya, Gubernur Jawa Tengah yakni Ganjar Pranowo tak bosan-bosan mengingatkan dan mengimbau masyarakat untuk tidak mudik di tengah pandemi.

 
 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
    Bapak ibu seluruh warga Jawa Tengah, khususnya yang ada di perantauan, wabil khusus lagi bagi yang berniat ingin pulang kampung. Untuk yang kesekian kali saya menghimbau dan mengingatkan kepada bapak ibu; jika panjenengan sayang sama keluarga di kampung, jika penjenengan semua pingin keluarga tetep sehat lan slamet, urungkan niat untuk pulang kampung. Tidak usah pulang kampung. Jika panjenengan nekat pulang, saya tegaskan, sama saja anda membahayakan anak, istri, dan suami serta mengancam hidup orang tua panjenengan yang sudah sepuh. Bapak ibu, jalan terbaik yang bisa kita lakukan sekarang adalah memutus persebaran virus dari kota-kota ke desa. Bapak ibu yang ada di Jakarta tentu tahu, ibu kota adalah zona merah Corona. Kita tidak tahu siapa yang sudah terpapar, mungkin saya, anda, teman atau keluarga kita. Artinya bapak ibu mungkin saja sudah tertular, sudah positif Corona tapi tidak mengetahuinya. Sebab sebagian penderita memang tidak merasakan gejala. Dan jika anda sudah mengidap Corona, lalu anda nekat pulang. Anda bisa menulari teman seperjalanan di bus, orang-orang di jalan, keluarga, bahkan satu desa kena semua. Pasien positif Corona pertama yang dirawat di Solo bisa jadi peringatan kita. Dia pengusaha yang ikut seminar di Bogor. Tertular virus di sana, lalu menulari isteri dan teman-temannya, dia sendiri akhirnya meninggal. Di Purbalingga, ada juga empat pasien positif Corona dan semuanya warga yang baru pulang dari Jakarta. Bapak Ibu, mohon maaf kalau saya semakin keras mengingatkan panjenengan. Ini semua tidak lepas dari peningkatan virus Corona di Jateng yang sangat cepat. Dalam tiga hari, pasien terkonfirmasi positif melonjak dari 19 orang menjadi 40 orang dan sudah ada 6 orang yang meninggal. Jumlah orang dalam pengawasan atau ODP naik drastis hingga 3.638 orang, serta pasien dalam pengawasan 294 orang.
A post shared by Ganjar Pranowo (@ganjar_pranowo) on

“Tidak usah pulang kampung. Jika panjenengan nekat pulang, saya tegaskan,
sama saja anda membahayakan anak, istri, dan suami serta mengancam hidup orang tua panjenengan yang sudah sepuh.
Bapak ibu, jalan terbaik yang bisa kita lakukan sekarang adalah memutus persebaran virus dari kota-kota ke desa,” ujar Ganjar Pranowo dalam penggalan captionnya.

Parents, yuk ikuti berbagai protokol dan kebijakan yang sudah ditetapkan pemerintah dan tenaga kesehatan untuk menghindari penyebaran lebih meluas.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca Juga :

Ibunya negatif corona, bayi baru lahir ini positif Covid-19

Penulis

nisya