Belum lama ini seorang bayi meninggal setelah disunat. Bayi yang tidak disebutkan namanya ini masih berusia 5 bulan harus dan harus meregang nyawa lantaran disunat sendiri oleh orangtuanya di rumah.
Seperti yang kita ketahui, proses sunat sebenarnya memang diperlukan bagi anak lelaki untuk memberikan perlindungan dari penyakit menular seksual dan tentu saja mengindari terjadinya infeksi, seperti infeksi saluran kemih.
Meskipun di Indonesia sendiri pada umumnya melakukan sunat ketika anak lelaki memasuki usia sekolah, tapi bukan berarti sunat tidak bisa dilakukan sejak dini. Namun, proses sunat ini tentu saja perlu dilakukan oleh tenaga ahli, seperti dokter bedah anak.
Jika tidak, ada beragam risiko yang bisa dirasakan. Bahkan jika prosedur sunat tidak dilakukan dengan benar bisa berakibat fatal seperti yang belum lama ini terjadi.
Di penghujung bulan Maret 2019, aparat Provinsi Reggio Emilia di Italia bagian utara melaporkan bahwa ada seorang bayi yang sempat dibawa ke rumah sakit di Bologna pada Jumat (22/3). Kondisinya sudah dalam jantung berhenti. Meskipun sempat mendapatkan pertolongan dari dokter, sayangnya bayi tersebut tidak bisa diselamatkan.
Tak disangka, ternyata penyebab bayi 5 bulan ini meninggal dunia dikarenakan sebelumnya telah disunat sendiri oleh orangtuanya. Padahal orangtua tidak memiliki pengalaman medis. Setelah disunat, ternyata sang bayi mengalami serangan jantung.
Pihak kepolisian tengah menindaklanjuti kasus bayi meninggal setelah disunat dengan melakukan pemeriksaan pada orangtuanya yang dilaporkan sebagai migran asal Ghana.
Faktanya, di Italia memang sering kali terjadi proses sunat ilegal. Organisasi nirlaba AMSI menyebut setiap tahunnya di Italia bisa 5.000 tindakan sunat namun lebih dari sepertiganya dilakukan secara ilegal.
Baca juga: Sunat dengan metode bipolar, sunat tanpa membuat penis berdarah
Proses sunat yang dilakukan secara mandiri ini, dilakukan oleh orangtua di rumah diduga disebabkan karena di Italia sunat biasanya dilakukan oleh institusi kesehatan Katolik Roma. Hal inilah yang memungkinkan membuat para imigran dari negara muslim lebih memilih melakukan sunat sendiri pada anaknya.
Setidaknya, sunat merupakan praktik yang legal di wilayah Eropa, namun praktiknya menjadi lebih kontroversial.
Pada tahun 2012 silam, sebuah pengadilan di Jerman menetapkan larangan khitan di kawasan setempat setelah praktik sunat terhadap seorang bocah Muslim berusia empat tahun berujung pada komplikasi.
Sejak itu sunat dianggap sebagai langkah upaya mengubah bentuk tubuh secara permanen dan tidak bisa diperbaiki. Namun pada akirnya, pemerintahan Jerman membolehkan sunat asal dilakukan oleh tenaga medis.
Baca juga:
Parents, Tonton Video Sunat pada Bayi Laki-laki ini untuk Pengetahuan Anda
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.