Siapa di antara Bunda yang sedang mengumpulkan informasi terkait dengan metode sunat untuk anak? Mungkin metode sunat bipolar ini bisa dijadikan salah satu referensi.
Metode sunat seperti metode klem, konvensional, atau pun metode laser, tentu sudah familiar di telinga. Benar bukan? Bagaimana dengan metode sunat bipolar?
Belum lama ini, anak saya, baru saja sunat. Sama seperti orangtua lainnya, jauh sebelum anak disunat, saya dan suami pun mencari informasi terkait dengan metode sunat yang tepat. Setelah berbicang dengan beberapa teman dekat yang sudah menyunatkan anaknya, saya pun mendapatkan informasi mengenai metode sunat bipolar.
Apa itu metode sunat bipolar?
Pertanyaan inilah yang kemudian muncul di benak saya. Maklum, selama ini saya memang belum pernah mendengar metode sunat bipolar.
Akhirnya, selain mendengar pejelasan dari teman yang anaknya sudah sunat, saya pun mendapatkan gambaran mengenai metode sunat bipolar lewat website sunatan.com. Di sana diterangkan bahwa yang dimaksud dengan Bipolar Technology adalah teknik sunat dengan Bipolar Cutter.
Sebuah metode pemotong jaringan dengan gunting bipolar berukuran kecil yang bisa menghentikan perdarahan dan sudah umum digunakan pada operasi besar seperti bedah syaraf, pemotong amandel atau operasi transplan hati.
Teknik sunat dengan gunting bipolar ini menggabungkan keunggulan pemotongan yang presisi dan hasil yang dapat diprediksi seperti pada sunat konvensional (gunting dan benang), juga keunggulan sunat laser yang minim perdarahan.
Baca juga : Pilih sunat laser, ini kelebihan dan kekurangannya
Informasi terkait dengan metode sunat bipolar ini pun saya dapatkan secara langsung lewat penjelasan dr. Rikky Chelvino Amri, dr. SpAn, pemilik Klinik Sunat Surgy Medika sekaligus dokter yang mengenalkan metode sunat dengan teknik bipolar.
“Sebenarnya, metode sunat bipolar ini memang mirip dengan sunat konvensional, hanya saja memang minim pendarahan. Karena jaringan pada kulit yang dipotong langsung kering, sehingga mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan,” paparnya.
Benar saja, ketika mendampingi anak saya disunat, saya tidak melihat adanya pendarahan pada penis anak saya.
Tahapan sunat dengan metode bipolar
Pada dasarnya, sunat teknik bipolar tidak berbeda dari sunat konvensional. Awalnya, area penis akan diberikan salep untuk membuat area penis menjadi mati rasa. Setelah 30 menit, tindakan selanjutnya pun dilakukan, yaitu memberikan suntikan bius lokal di area penis.
Selanjutnya kulit penis pun ditarik dan digunting menggunakan gunting bipolar. Berbeda dengan sunat konvensional di mana proses pengguntingan kulup penis akan berdarah, ‘pemandangan’ ini tidak saya lihat ketika proses sunat yang dilakukan pada anak saya.
“Sakit nggak, Mas? Rasanya seperti apa?” Pertanyaan inilah yang saya ajukan pada anak saya saat proses sunat berlangsung.
“Nggak sakit, kok, Bu,” begitu jawabnya.
Setelah proses pengguntingan kulup, kulit pun dijahit. Menurut dr. Ricky, sebenarnya tidak semua anak perlu dijahit.
“Pada anak yang usianya masih kecil dan anak-anak yang kurus tidak perlu dijahit. Kalau pakai alat ini, dijahit atau tidaknya penis anak tergantung dengan ukuran penisnya. Tapi kalau anak gemuk memang wajib dijahit, kalau tidak nanti berisiko penyempitan lebih tinggi. Kepala penis tertarik masuk akibat gemuk,” paparnya
Proses sunat dengan metode bipolar ini ternyata tidak membutuhkan waktu lama. Setidaknya, saat anak saya disunat hanya menghabiskan waktu tidak lebih dari 30 menit. Setelah selesai, anak saya pun langsung menggunakan batok sebelum mengenakan celana dan bisa beraktivitas kembali.
Jika di antara Bunda sedang berencana menyiapkan sunat untuk si kecil, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan.
1. Kumpulkan lebih dulu informasi terkait dengan metode sunat yang akan dipilih. Jika perlu lakukan konsultasi lebih dulu dengan dokter sehingga dokter pun bisa mendiagnosis dan memberikan informasi motede sunat yang tepat untuk si kecil.
2. Pada dasarnya, tidak ada aturan pasti kapan waktu yang tepat anak disunat, karena sunat bisa dilakukan pada usia berapa pun juga. Namun, pemilihan waktu ini terkait dengan pembiusan sebelum proses sunat dilakukan. Termasuk kesiapan psikis anak.
3. Jika anak sudah siap untuk disunat, jangan lupa memberikan informasi pada anak mengenai pentingnya sunat.
4. Agar anak lebih siap, tidak ada salahnya untuk mengunjugi lokasi tempat ia akan disunat.
5. Pilih momen yang pas kapan si kecil disunat, misalnya saat liburan kenaikan kelas. Jika sunat tidak dilakukan saat libur sekolah, tak ada salahnya untuk meminta izin pada pihak sekolah setidaknya 3 hari untuk proses penyembuhan paska sunat.
6. Paska sunat, jangan lupa perhatikan kondisi penis anak. Tidak perlu malu atau ragu untuk bertanya pada dokter bagaimana kondisi penis si kecil. Biar bagaimana pun paska sunat, penis anak perlu mendapatkan perawatan yang tepat.
7. Mengingat si kecil sudah berani sunat, tidak ada salahnya untuk memberikan hadiah spesial. Namun, bukan berarti hadiah ini diberikan sebagai sogokan untuk memaksa si kecil sunat mau sunat.
Semoga bermanfaat, ya, Bunda! Jika Bunda ingin berbagi informasi terkait sunat anak, tidak perlu ragu untuk menuliskannya di kolom komentar.
Baca juga :
Sunat pada Bayi, Apakah Si Kecil Merasakan Sakit saat Menjalaninya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.