Mungkin memang tidak masuk akal bagi kebanyakan orang, tetapi ibu asal Cina ini lebih memilih bayi lahir di tanggal cantik, tanpa memikirkan keselamatan bayinya sendiri.
Pasalnya, dokter sudah mengatakan pada ibu tersebut bahwa bayinya mengalami komplikasi yang cukup berbahaya, dan harus dilahirkan segera lewat prosedur operasi caesar. Namun, ibu itu tetap menolak dan tetap ingin anaknya lahir di tanggal cantik.
Demi bayi lahir di tanggal cantik, ibu asal Cina ini mengabaikan anjuran dokter untuk operasi caesar
Dilansir dari situs Asia One, seorang ibu dari Zhejiang, Cina membuat para dokter bingung ketika dia menolak untuk segera melakukan operasi caesar agar bayinya lahir di tanggal cantik.
Ibu yang tidak disebutkan namanya tersebut telah mengunjungi rumah sakit untuk pemeriksaan rutin pada 17 September lalu. Ketika melakukan pemeriksaan rutin, dokter telah mengungkapkan bahwa kondisi tali pusar janin membengkak dan membutuhkan tindakan caesar segera.
Hal itu dikarenakan pembengkakan yang menekan tali pusat mempengaruhi aliran darah dan oksigen dari ibu ke bayi. Kondisi ini terjadi pada 1 dari 10 persalinan dan dapat menyebabkan kerusakan otak pada bayi.
Kondisi bayi kekurangan oksigen ini juga dikenal sebagai hipoksia janin, ada risiko komplikasi kesehatan lainnya bahkan kematian.
Dokter memberi tahu sang ibu yang sedang hamil 37 minggu itu bahwa dia perlu menjalani operasi caesar darurat hari itu juga.
Direktur rumah sakit turun tangan dan memperingatkan sang ibu bila tetap ingin sang bayi lahir di tanggal cantik
Namun pihak dokter dibuat terkejut, ibu itu menolak untuk operasi caesar saat itu juga, dan bersikeras melahirkan bayi pada 20 September.
“Keluarga saya telah memilih hari yang baik. Dua hari lagi, pada tanggal 20 September. Hari lain tidak hoki,” katanya, tidak mengindahkan peringatan dokter yang berulang-ulang menjelaskan bahwa menunggu dua hari lagi bisa berisiko membuat bayinya meninggal dunia.
Mirisnya, sang ibu tetap menolak operasi caesar bahkan setelah perutnya mulai sakit sekitar jam 4 sore pada tanggal 18 September. Padahal, ini menunjukkan bahwa bayinya kekurangan oksigen.
Ia dan keluarganya baru menyadari bahwa situasi sudah semakin gawat setelah direktur rumah sakit secara pribadi menjelaskan risiko dan bahaya yang mengancam keselamatan ibu serta janinnnya. Direktur rumah sakit tersebut juga merekam seluruh percakapan sebagai bukti bahwa rumah sakit telah melakukan yang terbaik.
Dokter akhirnya melakukan operasi caesar pada pukul 6 sore hari itu dan sang bayi pun bisa lahir dengan selamat.
Sayangnya kulit bayi malang itu sudah membiru dan dia juga menunjukkan tanda-tanda hipoksia (kekurangan oksigen).
“Menunggu lebih lama akan sangat berbahaya bagi bayi,” ujar dokter yang melahirkan anak itu.
Mengetahui tanda-tanda hipoksia pada janin
Hipoksia merupakan suatu kondisi di mana kurangnya pasokan oksigen yang ada di sel dan jaringan tubuh. Kondisi ini sangat berbahaya karena dapat mengganggu fungsi otak, hati, dan organ vital lainnya dengan cepat.
Tidak hanya orang dewasa, kondisi ini juga bisa dialami oleh janin di dalam kandungan. Bahkan bsa memicu kondisi gawat janin yang perlu segera mendapatkan penanganan.
Ada beberapa tanda hipoksia pada janin yang perlu diwaspadai orangtua:
a Janin jarang bergerak
Ketika mendekati waktu persalinan, gerakan janin memang dapat berubah karena lebih sedikit ruang dalam rahim untuk bergerak. Namun frekuensi geraknya tetap sama.
Untuk itu, periksa secara teratur pergerakan janin Anda. Hitung apakah Anda merasakan 10 tendangan dalam waktu 2 jam atau tidak.
Jadi waspadai bila janin jadi lebih jarang bergerak dari biasanya atau bahkan tidak bergerak sama sekali. Bisa jadi ini merupakan salah satu tanda bahwa janin kekurangan oksigen.
b. Detak jantung janin menurun
Sangat penting untuk memantau detak jantung janin Anda secara teratur. Denyut jantung janin harus berkisar antara 110-160 per menit.
Bila detak jantung bayi kurang dari 110-160 per menit atau bahkan terus menurun, maka itu bisa menandakan bahwa janin Anda mengalami kekurangan oksigen.
Penurunan denyut jantung pada janin dapat menyebabkan hal yang serius hingga berujung pada kematian.
c. Terdapat mekonium dalam air ketuban
Air ketuban biasanya berwarna bening dengan sedikit warna merah muda, kuning, atau merah. Namun ketika bercampur dengan mekonium atau feses janin, air ketuban bisa berubah menjadi cokelat atau hijau.
Apabila mekonium yang tebal masuk ke saluran udara janin Anda, maka dapat menyebabkan gangguan pernapasan ketika bayi baru lahir.
Adanya mekonium atau feses janin dalam air ketuban dapat menjadi tanda dari hipoksia pada janin. Janin yang kekurangan oksigen bisa mengalami stres hingga mengeluarkan mekonium.
Hal tersebut juga bisa terjadi jika waktu melahirkan terlambat hingga berpengaruh pada air ketuban.
Namun sebaiknya Anda segera melakukan konsultasi pada dokter bila menemukan salah satu atau beberapa gejala di atas.
***
Baca juga:
Anensefali: Penyebab, Gejala, hingga Penanganan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.