Meskipun bulan Ramadhan sudah dijalankan lebih dari 2 minggu, faktanya mengajak anak berpuasa masih memiliki tantangan tersendiri. Terlebih lagi, terkait dengan bangunkan anak sahur.
Setidaknya, hal ini diakui oleh beberapa Parents dari komunitas theAsianparent. Dini, ibu dari satu orang anak berusia 7 tahun, masih mengeluhkan kalau anaknya susah diajak untuk sahur. “Sudah beberapa hari anak saya, Rio, sulit sekali bangun sahur. Ujung-ujungnya malah jadi nggak puasa, deh,” ujarnya.
Tak hanya Dini, hal serupa pun di rasakan oleh Sofie dan Aprilia. Dua ibu muda ini menandaskan kalau masih kesulitan bangunkan anak sahur. Walaupun akhirnya menjalankan salah satu sunnah ibadah puasa tersebut, sering kali uring-uringan.
“Bangun, sih, bangun. Tapi males-malesan dan cranky, “ ujar Aprilia.
Apa yang dirasakan Dini, Sofie ataupun Aprilia bisa menjadi gambaran bahwa Parents memiliki perjuangan tersendiri dalam melatih anak berpuasa. Sulit bangunkan anak sahur sebenarnya bisa dihindari jika orang tua memerhatikan dan menjalankan beberapa ‘kunci’ utama.
Hal ini tentu saja perlu dimulai dengan bercermin pada diri sendiri. Seberapa jauh usaha yang telah Parents lakukan? Biar bagaimana pun, hilangnya semangat anak menjalankan sahur bisa dipicu berbagai macam hal.
Artinya, jangan sampai hanya menyalahkan si kecil. Bukankah sebagai orang tua, sudah seharusnya memberikan contoh dan mendorong agar anak bisa melewati dan menjalankan ibadah puasa dengan nyaman, tanpa adanya unsur paksaan?
Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Dimulai dengan menghindari beberapa kesalahan seperti di bawah ini, apa saja?
Bangunkan anak sahur, hindari 5 kesalahan ini
-
Membiarkan anak tidur terlalu malam
Coba Parents perhatikan, selama berpuasa, jam berapa si kecil tidur? Meskipun bulan Ramadhan kali ini dilakukan saat pandemi, dan anak-anak tidak melakukan aktivitas ke sekolah seperti biasanya, bukan berarti jam tidur anak bisa dilakukan sesuka hatinya. Parents tentu saja tetap perlu disiplin dengan waktu tidur si kecil, terutama saat malam hari.
-
Bangunkan anak terburu-buru
Saat telat membangunkan anak sahur, maka kecenderungannya Parents bisa lebih mudah emosi. Hal ini juga perlu dihindari. Bangunkan anak perlahan dengan bahasa dan pendekatan yang halus.
-
Tidak mendiskusikan menu dengan anak
Percayalah, menu favorit yang akan disantap saat sahur bisa membantu si kecil lebih semangat untuk bangun dan menjalankan puasa. Oleh karena itu, tidak ada salahnya mendiskusikan menu bersama si kecil. Tidak harus setiap hari, Parents bisa membuat jadwal seminggu sekali.
-
Pilihan makanan yang tidak bervariasi
Terbayang tidak, jika setiap hari menu makanan yang disantap selalu itu-itu saja? Hal ini tentu saja sangat membosankan. Untuk itu, mengapa tidak menawarkan menu utama yang berbeda saat sahur? Jika bosan dengan nasi, mengapa tidak menawarkan pilihan sereal seperti Koko Krunch. Apalagi, jika kondisi si kecil terlambat bangun sahur.
Bahan utama yang terbuat dari gandum utuh ini tentu saja bisa memenuhi asupan nutrisi si kecil. Jangan lupa tambahkan susu dengan rasa yang digemari si kecil. Lengkapi pula dengan potongan buah serta tambahan kacang almond.
Menu ini tak hanya sebagai alternatif yang bisa ditawarkan pada si kecil. Paling penting, bisa memberikan keseimbangan antara hidrasi, vitamin, mineral, protein dan karbohidrat untuk memulai puasa dengan kondisi tubuh yang sehat.
Seperti Parents ketahui, sereal mengandung gizi yang lengkap untuk kebutuhan beraktivitas sehari-hari karena selain mengandung karbohidrat kompleks yang baik sebagai sumber energi. Saat dikonsumsi dengan dengan susu, tentu saja nilai gizinya akan bertambah karena protein yang dibutuhkan si kecil juga bisa terpenuhi.
Kandungan serat dalam sereal semakin lengkap jika dilengkapi dengan potongan buah segar. Selain bisa dijadikan alternatif menu sahur, sereal juga bisa dijadikan snack sehat yang bisa diberikan pada si kecil.
-
Tidak menghargai usaha anak
Langkah penting lainnya tentu saja memberikan apresiasi pada anak, atas apa yang sudah ia lakukan.
Dengan lima langkah di atas, harapannya si kecil bisa menjalankan ibadah puasa dengan lebih menyenangkan dan penuh senyum. Kesulitan atau hambatan Parents saat membangunkan anak pun bisa diatasi.
Dengan menghindari beberapa kesalahan di atas, harapannya si kecil bisa lebih menikmati proses sahur yang masih dijalankan beberapa hari ini. Puasa pun bisa dilewati dengan penuh senyum.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.