Mewarnai Rambut Saat Hamil, Berbahayakah bagi Kesehatan Janin?
Mewarnai rambut saat hamil sebenarnya boleh saja, Bun. Namun, ada beberapa hal penting yang wajib Bumil perhatikan!
Mungkin Bunda salah satu ibu hamil yang bertanya-tanya apakah mewarnai rambut saat hamil aman bagi janin? Bunda tentu berpikir bahwa pewarna rambut pada umumnya dibuat dari bahan kimia, yang mungkin dapat terserap oleh kulit kepala dan rambut, lalu masuk ke dalam tubuh serta membahayakan janin. Benarkah demikian?
Mewarnai rambut saat hamil dianggap aman, terutama pada trimester kedua dan ketiga. Hal ini dikarenakan hanya sedikit sekali kontak yang terjadi antara kulit kepala dan pewarna rambut, sehingga kemungkinan bahan kimia mencapai aliran darah dan bayi di dalam kandungan pun rendah.
Mengutip dari Very Well Family, American College of Obstetricians and Gynecologists menganggap mewarnai rambut selama kehamilan aman. Ia juga menyatakan bahwa menggunakan pewarna rambut selama kehamilan tidak berisiko beracun bagi janin.
Temeka Zore, MD, FACOG, Ahli Endokrinologi Reproduksi Infertilitas dan OBGYN di Spring Fertility serta Penasihat Medis Modern Fertility mengatakan bahwa bahan kimia yang ditemukan dalam pewarna rambut semi-permanen dan permanen tidak mungkin beracun dan dengan demikian pewarna rambut aman untuk digunakan selama kehamilan, terutama setelah trimester kedua.
Ia menjelaskan bahwa pewarna memang mengandung bahan kimia, tetapi sangat sedikit yang benar-benar dapat diserap oleh kulit di kulit kepala Bunda. Rambut yang melewati folikel di kepala sebenarnya sudah mati, jadi tidak ada cara untuk “menyerap” warna ke dalam tubuh Bunda.
Artikel terkait: Mau Ganti Warna Rambut, Ini 7 Produk Bleaching Rambut yang Bagus
Faktanya, kalaupun ada, jumlah bahan kimia yang dapat memasuki aliran darah yang sangat kecil. Oleh karena itu, dapat disimpulkan pula bahwa risiko bahan kimia yang mencapai janin pun sangat terbatas dan tidak berbahaya.
Beberapa orang mungkin khawatir jika pewarna rambut berada di kulit kepala terlalu lama, itu bisa masuk ke aliran darah Anda. Tak perlu khawatir, karena Dr. Zore mengatakan bahwa risikonya kecil.
Studi yang telah dilakukan sebelumnya juga telah membuktikan bahwa pewarna tidak menghasilkan paparan sistemik yang signifikan pada manusia.
Selain itu, mereka yang rambutnya diwarnai biasanya melakukan touch-up atau perbaikan warna hanya setiap delapan minggu. Maka dari itu, rata-rata rambut hanya akan diwarnai tiga sampai empat kali selama kehamilan. Penelitian telah membuktikan bahwa ini tidak akan menyebabkan efek buruk pada janin.
Akan tetapi, beberapa saran berikut sebaiknya diikuti jika Bunda ingin mewarnai rambut saat hamil.
Daftar isi
Tips Aman Mewarnai Rambut Saat Hamil
1. Konsultasikan dengan Dokter
Untuk memastikan aman atau tidaknya mewarnai rambut saat hamil, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. Jika Bunda memiliki eksim, psoriasis, atau masalah kulit lainnya, maka Bunda harus bertanya kepada dokter sebelum mewarnai rambut.
Hal ini dikarenakan kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan kecil pada kulit dan dapat menurunkan tingkat perlindungan alami kulit. Bunda mungkin juga akan mengalami lebih banyak iritasi atau sensitivitas dari pewarna rambut jika memiliki permasalahan kulit tertentu.
2. Gunakan Pewarna Rambut yang Sudah Biasa Digunakan
Jika sebelumnya Bunda sudah pernah mewarnai rambut, gunakan pewarna rambut yang sama dengan yang Anda gunakan sebelumnya untuk menurunkan risiko reaksi tak terduga.
Pewarna nabati murni semi permanen seperti henna adalah alternatif yang aman digunakan ketika hamil.
3. Lakukan Tes Lebih Dahulu
Ingatlah bahwa kehamilan dapat memengaruhi kondisi rambut karena perubahan hormon. Reaksi rambut terhadap pewarnaan atau pengeritingan mungkin akan menjadi berbeda dari biasanya.
Kondisi rambut juga bisa berubah, misalnya membutuhkan waktu lebih lama untuk menyerap zat pewarna dibandingkan sebelumnya. Lebih baik lakukan tes terlebih dahulu menggunakan pewarna rambut atau perawatan yang ingin digunakan pada sehelai rambut untuk melihat reaksi dari rambut Bunda sebelum mengecat satu kepala penuh.
Ini perlu dilakukan baik ketika mengecat rambut di rumah atau dengan bantuan penata rambut profesional di salon.
4. Warnai Rambut di Ruang Terbuka
Salah satu dari gejala kehamilan adalah memiliki penciuman yang sensitif. Bahkan bau yang mungkin sebelumnya tidak masalah sekarang dapat membuat Bunda tidak tahan.
Sebagian besar pewarna rambut memiliki bau yang agak menyengat, yang mungkin tidak cocok dengan indra penciuman Bunda selama kehamilan. Bahkan jika Bunda memiliki alergi atau asma, baunya bisa lebih mengganggu.
Cegah mual atau sakit kepala karena bau cat rambut yang menyengat dengan cara mewarnai rambut di area yang berventilasi baik. Ventilasi yang tepat juga merupakan cara yang baik untuk menurunkan paparan bahan kimia di udara.
Artikel terkait: 10 Rekomendasi Merek Cat Rambut yang Bagus untuk Mewarnai Rambut di Rumah
Hal Penting jika Mewarnai Rambut Saat Hamil
1. Hindari Trimester Pertama
Jika tidak mendesak, sebaiknya hindari melakukan perawatan ini saat hamil trimester pertama. Masa ini adalah merupakan masa yang sensitif, di mana janin masih sangat rentan terhadap pengaruh dari luar.
Cat rambut yang mengenai kulit kepala dapat masuk ke pori-pori dan ikut aliran darah di dalam tubuh kita. Walaupun jumlah zat kimia yang diserap oleh kulit kepala sangat sedikit dan tidak cukup banyak untuk mencederai janin, tetapi bahan kimia tersebut dapat dilacak pada air seni.
2. Gunakan Cat Berbahan Alami atau Rendah Amonia
Sebaiknya bila Bunda ingin melakukan perawatan ini saat hamil, gunakan cat rambut yang rendah amonia. Atau pilihlah yang berbahan alami seperti henna, yaitu cat rambut dari tumbuh-tumbuhan.
3. Sarung Tangan dan Ventilasi Udara
Gunakan sarung tangan untuk menghindari kontak langsung dengan bahan kimia pewarna rambut. Bukalah jendela selagi mengecat rambut agar sirkulasi udara lebih baik. Bau cat pewarna rambut yang keras dapat menambah rasa mual atau pusing pada ibu hamil.
4. Hindari Kontak dengan Kulit Kepala
Highlight rambut lebih disarankan dibandingkan dengan mewarnai seluruh rambut saat hamil. Hal ini karena area yang terpapar pewarna lebih sedikit dan berada 1-2 cm di atas kulit kepala. Dengan demikian, kontak langsung dengan kulit kepala selama proses pengecatan dapat dihindari.
Artikel terkait: Bolehkah ibu menyusui mewarnai rambut? berikut penjelasannya!
Cara Mewarnai Rambut Saat Hamil
1. Lindungi Garis Rambut
Cegah noda cat rambut mengenai bagian dahi atau luar garis rambut dengan mengoleskan pelembap di sepanjang garis rambut. Ini akan menciptakan penghalang yang tidak bisa ditembus oleh cat rambut.
Jika Bunda terkena pewarna rambut di kulit, Bunda bisa langsung menghapusnya dengan pembersih make-up atau cleansing oil.
2. Gunakan Handuk untuk Menutupi Bahu
Jika rambut Bunda panjang, mungkin Bunda akan khawatir cat rambut yang menempel pada rambut dapat mengenai bagian kulit lain yang terbuka seperti leher, bahu, bahkan punggung. Untuk mencegahnya, gunakan handuk lama guna menutupi kulit yang terbuka.
Bunda juga bisa menggunakan baju yang sudah usang atau lama agar tidak berisiko menodai baju dengan cat rambut. Selain itu, ingat untuk selalu menggunakan sarung tangan untuk meminimalisasi paparan cat rambut pada kulit tangan dan juga agar tidak terkena nodanya.
3. Aplikasikan Cat Rambut Per Bagian
Bagi rambut di tengah, lalu buat empat bagian dari telinga ke telinga dan ke belakang.
Gunakan jepit rambut untuk memisahkan bagian-bagiannya. Meluangkan waktu untuk memisahkan rambut menjadi beberapa bagian akan menghemat waktu dalam jangka panjang dan dapat mewarnai rambut dengan lebih rata.
Aplikasikan cat rambut bagian demi bagian. Aplikasikan warna pada akar rambut terlebih dahulu (tetapi pastikan tidak mengenai kulit kepala), lalu sisir sisa helai rambut agar warnanya merata.
Saat Bunda mencapai bagian belakang rambut, pisahkan lagi menjadi beberapa bagian yang lebih kecil dan balikkan rambut ke arah depan setelah selesai mengoleskan cat.
4. Menggunakan Topi Khusus untuk Mewarnai Rambut
Jika tidak ingin mewarnai rambut secara keseluruhan, melainkan hanya pada bagian-bagian tertentu saja seperti highlight, Bunda dapat menggunakan topi khusus untuk mewarnai rambut.
Penggunaan topi ini akan melindungi kulit kepala dari cat rambut dan paparan bahan kimia agar Bunda tidak khawatir.
***
Jadi, walaupun mewarnai rambut saat hamil tidak terbukti berbahaya bagi janin, sebaiknya hal-hal di atas Bunda ikuti. Semoga ulasan di atas bermanfaat.
Artikel diupdate oleh: Annisa Pertiwi
Hair Dye Use and Pregnancy Risks
www.justmommies.com/articles/hair-dye-and-pregnancy.shtml
Is it safe to dye your hair during pregnancy?
www.babycenter.com/pregnancy/health-and-safety/is-it-safe-to-dye-my-hair-during-pregnancy_3273
Can I Dye My Hair While Pregnant?
www.verywellfamily.com/can-pregnant-women-dye-their-hair-5194894
Want to Dye Your Hair? Here’s How to Do It At Home
www.ipsy.com/blog/how-to-dye-hair
Is it safe to use hair dye when I’m pregnant or breastfeeding?
www.nhs.uk/common-health-questions/pregnancy/is-it-safe-to-use-hair-dye-when-i-am-pregnant-or-breastfeeding/
Baca juga:
Catat! Ini Cara Perawatan Rambut saat Hamil yang Aman Bagi Janin
Bolehkah Rebonding Rambut Saat Hamil? Waspadai Risikonya Bagi Janin
11 Produk Perawatan Rambut Rontok Ibu Menyusui Pilihan di 2024, Aman!