Melompat Rendah di Trampolin Tetap Bisa Bikin Kaki Anak Patah

Bila beberapa anak bermain trampolin bersamaan, anak terkecil berisiko terkena bahaya. Bacalah selengkapnya agar tak menimpa anak Anda.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Awalnya Carrie Clark menyangka Cooper, anak balitanya, pasti senang kalau diajak bermain trampolin khusus untuk balita di taman kota.

“Saya kira melompat di atasnya sama dengan olahraga. Dia (Cooper) akan kelelahan setelah bermain dan sesudah lebih mudah tidur siang,” jelas Carrie.

Apa mau dikata, Cooper malah terjatuh dan kaki kirinya digips dari pinggang sampai ibu jari kaki.

“Dia hanya melompat,” kata ibunya. “Ia melompat-lompat di trampolin bersama anak-anak lain. Umurnya sudah dua tahun. Saya tidak tahu mengapa melompat beberapa inci saja di trampolin bisa membuat kakinya patah.”

Ahli bedah ortopedi Riley Hospital for Children, Randall Londer mengatakan, anak-anak rawan mengalami patah tulang.

“Tulang anak-anak beda dengan tulang orang dewasa. Tulang anak lebih lembut dan kenyal, sehingga lebih mudah patah.”

Sebagian orang mengira, anak yang patah tulang dapat pulih kembali dengan hanya digips. Masalah baru akan muncul jika retakan menyebar sampai ke growth plate anak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Growth plate (fisis) adalah jaringan lembut kartilago yang ada di ujung tulang anak. Bagian ini berperan dalam bertambahnya tinggi badan anak. Kemampuan ini berada dalam bahaya, jika tulang cedera sekali saja.

Ada kemungkinan fungsi tulang akan membaik, itu pun setelah menjalani operasi berulang kali selama bertahun-tahun.

Lalu bagaimana caranya agar trampolin lebih aman untuk anak?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jauhkan balita dari trampolin

Sebanyak 75% kasus cedera akibat trampolin terjadi saat sekelompok anak melompat di atasnya bersama-sama. Anak yang usianya paling kecil dalam kelompok itu lebih berisiko mengalami cedera dibanding anak lainnya, khususnya anak usia 5 tahun atau kurang.

Sedangkan 40% cedera yang dialami anak-anak yang bermain trampolin adalah patah tulang atau dislokasi (tulang bergeser).

Loder menambahkan, “Anak yang patah tulang dan growth plate-nya bermasalah menjalani 6 atau 8 kali pembedahan agar bisa pulih. Meski demikian, tulang mereka mungkin tak bisa benar-benar pulih seperti sedia kala.”

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Parents, selalu awasi anak Anda saat main trampolin atau keselamatannya terancam.

Peringatan untuk para orangtua

Berikut adalah beberapa tips agar anak dapat bermain trampolin dengan aman.

1. Anak-anak tidak boleh melompat di trampolin secara bersama-sama.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Jangan letakkan trampolin di dekat pohon atau tangga.

3. Larang anak jungkir balik di atasnya.

4. Selalu awasi anak saat ia bermain.

5. Hanya anak yang berusia 6 tahun atau lebih boleh bermain trampolin.

6. Pasang semacam pagar di sekeliling trampolin agar anak tidak jatuh ke tanah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Parents, semoga kisah di atas membuat kita selalu ingat mengawasi anak (terutama yang berusia 5 tahun atau kurang) saat mereka bermain apapun.

Jenis mainan yang berbahaya untuk anak

Anak bisa meninggal karena sebuah mainan. Tak hanya benda tajam dan obat-obatan yang perlu dijauhkan dari anak-anak, tetapi juga mainan yang tampak berbahaya. Selain trampolin, ada beberapa jenis mainan lain yang bisa membuat cedera atau mematikan.

Menurut Komisi Keamanan Produk Konsumen (CPSC), yang dikutip Real Simple, mainan seperti bola kecil menyebabkan beberapa kematian anak setiap tahun di Amerika Serikat. Berikut adalah 5 mainan yang berbahaya bagi anak balita.

1. Bola dan kelereng kecil

Bayi dan balita sering memasukkan apa pun ke dalam mulut mereka. Kelereng dan bola karet kecil sangat berbahaya, karena seorang anak dapat memasukkannya ke dalam mulutnya, menyebabkan tercekik atau sesak napas.

2. Magnet yang kuat

Magnet ekstra kuat, yang biasanya digunakan ada dalam mainan adalah bahaya, terutama jika anak menelan dua atau lebih. Magnet dapat tertarik satu sama lain dalam dinding usus dan menyebabkan rasa sakit yang hebat.

3. Balon

Jangan biarkan anak di bawah usia 8 tahun meniup balonnya sendiri, sebab meniup balon sambil mencoba mengambil napas adalah salah satu penyebab utama mati lemas pada anak-anak.

4. Mainan dengan baterai kecil

Baterai sel berbentuk koin (baterai bundar kecil) menimbulkan bahaya yang berbeda, karena mereka mungkin terlihat seperti sepotong permen mengkilap bagi anak yang serba ingin tahu. Pastikan Parents tidak pernah menyimpan mainan ini di sekitar anak-anak.

5. Kotak mainan

Kotak kayu yang Parents gunakan untuk menyimpan mainan dapat menyebabkan anak cedera atau meninggal. Jika kotak mainan memiliki tutup yang berat dan anak melihat ke dalam kotak, tutupnya bisa jatuh ke bawah, melukai kepala atau leher dan menyebabkan luka serius. Lebih aman, Parents menggunakan kotak mainan berupa keranjang.

Referensi : Orthopedics Institute

Baca juga:

Mainan Anak Ini Bisa Berbahaya

7 Mainan yang Bahaya untuk Mata

 

 

 

Penulis

jpqosinbo