Sudah menjadi rahasia umum kalau polusi udara berbahaya untuk kesehatan, terutama untuk ibu hamil. Bahaya polusi udara untuk ibu hamil bahkan bisa memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.
Partikel karbon hitam yang terdapat dalam polusi udara biasanya dipancarkan oleh knalpot kendaraan. Mengutip dari NDTV, sebuah penelitian di Nature Communications mengungkapkan kalau partikel karbon hitam bahkan ditemukan di dalam plasenta ibu hamil yang sering terpapar polusi udara.
“Studi kami memberikan bukti kuat bahwa kehadiran partikel karbon hitam yang berasal dari polusi udara terdapat di plasenta,” kata para penulis.
Artikel terkait: Polusi Jakarta semakin memburuk, hindari dampaknya dengan mengikuti saran dokter berikut!
Bahaya polusi udara bagi ibu hamil
Dari temuan itu, para peneliti menambahkan penjelasan mengenai bahaya polusi udara bagi ibu hamil, terlebih untuk kesehatan janin dari awal sampai akhir kehamilan.
Risiko terbesar adalah berat badan lahir rendah, yang pada akhirnya bisa meningkatkan kemungkinan diabetes, asma, stroke, penyakit jantung, dan sejumlah kondisi lainnya.
Bahkan, penelitian yang dilakukan di Amerika menemukan bahwa paparan tingkat polusi yang tinggi selama kehamilan dapat menyebabkan autisme.
Menurut penelitian itu, perempuan yang tinggal di daerah yang sangat tercemar memiliki kemungkinan dua kali lebih besar terhadap anak yang didiagnosis dengan gangguan spektrum autisme, dibandingkan dengan mereka yang tinggal di daerah yang kurang tercemar.
Namun, sebelum Bunda panik, ingatlah kalau para peneliti merujuk pada polutan udara seperti bahan bakar diesel, timah, mangan dan merkuri. Atau semua logam berat dan bahan kimia yang terkait dengan emisi industri berat, yang tinggi risikonya terhadap perkembangan janin.
Ketika diserap ke dalam tubuh, racun ini bisa masuk ke tali pusat dan melewati lapisan darah pelindung otak.
Artikel Terkait: 7 Rekomendasi Air Purifier Xiaomi, Bantu Bersihkan Udara di Rumah!
Cara ibu hamil mengurangi dampak bahaya polusi udara
Bun, menghindari polusi udara memang rasanya sangat sulit ya. Apalagi bila Bunda tinggal di kota besar seperti Jakarta. Tapi, Bunda juga perlu mengetaui kalau polusi tak hanya ada di luar ruangan. Polusi di dalam ruangan bahkan bisa 2-5 kali lipat lebih tinggi, lho.
Tapi, ada beberapa cara yang bisa Bumil lakukan untuk mengurangi risiko terkena dampak buruk dari polusi udara, yaitu:
1. Gunakan masker untuk mengurangi bahaya polusi udara
Untuk mengurangi paparan polusi udara di luar ruangan, Bumil dapat mengenakan masker, misalnya saat naik kendaraan umum atau berjalan di trotoar. Untuk perlindungan yang optimal, pakailah masker tipe N95 ya, Bumil. Masker biasa seperti masker bedah tidak akan cukup membantu.
2. Menjauhi asap rokok
Untuk mengurangi risiko Bumil dan Si Kecil dalam kandungan mengalami gangguan kesehatan, hindari asap rokok. Pastikan Bumil tidak merokok dan tidak berada di dekat orang yang merokok.
3. Gunakan pembersih udara (air purifier)
Bumil juga bisa menggunakan alat pembersih udara (air purifier) yang dapat menyaring udara dari asap, bakteri, kuman, serta alergen. Alat ini efektif dalam menjaga kualitas udara dalam ruangan.
Artikel terkait: Hati-hati! Ini 6 tanda sakit perut yang tidak normal dan perlu diwaspadai
4. Memanfaatkan tanaman untuk membersihkan udara
Selain air purifier, Bunda juga dapat menempatkan beberapa tanaman yang berfungsi sebagai pemurni udara. Tanaman jni secara alami dapat mengganti karbon dioksida dengan oksigen.
Satu tanaman pada tiap 9 meter persegi rumah dapat membantu menjaga udara dalam rumah tetap sehat.
Contoh tanaman pembersih udara yaitu, Anggrek, English Ivy, Spider plant, lidah mertua, palem areca dll.
5. Selalu pastikan ventilasi udara berfungsi optimal
Bunda juga harus memastikan udara dapat keluar masuk dengan leluasa dari dalam ke luar rumah dan sebaliknya, dengan pengaturan ventilasi yang baik. Hal ini bertujuan agar terjadi pertukaran udara di dalam ruangan.
Perhatikan juga kondisi ventilasi udara terutama di kamar tidur dan area yang banyak terdapat asap, seperti dapur. Pemasangan kipas exhaust pada ventilasi dapat membantu aliran udara dalam ruangan.
6. Beralih ke bahan pembersih ramah lingkungan
Penggunaan bahan kimia organik juga sangat memengaruhi kualitas udara di dalam ruangan. Sebab bahan kimia dapat menguap dan terhirup, sehingga berisiko menyebabkan gangguan kesehatan.
Karena itulah, disarankan Bumil menggunakan produk pembersih rumah tangga yang ramah lingkungan. Biasanya produk ini mencantumkan tulisan “green product” pada label kemasannya.
Bunda juga bisa membuat cairan pembersih rumah tangga dari campuran cuka, baking soda, dan air.
Semoga informasi ini bermanfaat untuk Bunda!
***
Referensi: NDTV, Liputan6
Baca juga
Waspada! Kebiasaan merokok suami bisa merusak kualitas sel telur istri