Ibu hamil dan anak-anak harus berhati-hati dengan berbagai paparan zat kimia. Salah satunya paparan zat phthalate yang diduga banyak terkandung dalam jenis produk yang terbuat dari plastik dan bahan pengawet. Apa saja bahaya phthalate bagi ibu hamil dan anak-anak?
Yuk, pelajari fakta berikut ini!
Fakta tentang bahaya phthalate bagi ibu hamil dan anak-anak
Phthalate adalah salah satu zat kimia yang bersifat toksin. Dilansir dari website Mama’s Choice, zat toksin adalah zat yang sifatnya beracun sehingga dapat mengganggu kesehatan tubuh. Paparan phthalate diketahui bisa memengaruhi kondisi kesehatan ibu hamil dan anak-anak. Berikut beberapa bahaya phthalate yang perlu Bunda ketahui!
-
Bahaya phthalate pengaruhi otak janin
Penggunaan produk yang mengandung zat phthalate diduga memiliki efek berbahaya pada otak janin. Selain itu, paparannya juga bisa menyebabkan gangguan perilaku hingga meningkatkan risiko kelenjar prostat pada janin.
-
Bahaya phthalate bagi hormon reproduksi
Kandungan phthalate yang banyak terdapat pada produk plastik juga diduga dapat menyebabkan gangguan hormon reproduksi anak-anak, saat dewasa nanti. Bahaya phthalate lainnya juga diketahui dapat mengganggu kesuburan rahim seorang anak perempuan.
-
Bahaya phthalate bagi ibu hamil
Penelitian menyatakan, ada kemungkinan phthalate dapat memengaruhi kelahiran bayi, termasuk berat badan dan anatomi organ vital bayi laki-laki yang dilahirkan.
-
Kandungan phthalate terhadap risiko kanker
Kandungan phthalate turunan, seperti BBP, DBP, dan DEHP, secara permanen telah dilarang berada di dalam mainan anak-anak.
BBP diduga menyebabkan kanker pada manusia. Selain itu, penelitian kandungan DEHP yang dilakukan pada hewan juga menunjukkan adanya risiko kanker. Namun, memang belum terbukti secara jelas apakah paparan zat tersebut memiliki respon yang sama terhadap manusia.
-
Bahaya phthalate menyebabkan ketidakseimbangan hormon
Kandungan ini diketahui menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan lonjakan estrogen yang berlebihan. Selain itu, paparan phthalate juga memicu terjadinya masalah berat badan, rasa gelisah, pusing, hingga kelelahan.
Tips melindungi diri dari paparan zat phthalate
Tubuh kita memang memiliki sistem detoksifikasi alami. Namun, cara terbaik untuk menghindari risiko bahaya phthalate adalah menghindari paparan zat tersebut sebisa mungkin. Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan:
- Baca label produk, kandungan phthalate tidak selalu masuk dalam label, terutama pada produk perawatan pribadi atau mainan plastik. Mereka biasanya diidentifikasi dengan akronim, seperti DHEP atau DiBP. Anda bisa mengeliminasi produk dengan kandungan yang bertuliskan zat tersebut.
- Sebisa mungkin pilih item yang berlabel “bebas phthalate”.
- Untuk memanaskan makanan, gunakan wadah yang bertuliskan “microwave safe” atau wadah bebas ftalat dan bungkus plastik, terutama saat memanaskan makanan berminyak atau berlemak.
- Perhatikan apa yang Anda konsumsi. Studi menunjukkan bahwa terlalu banyak konsumsi olahan susu dan daging dapat meningkatkan paparan ftalat yang tinggi.
- Hindari makanan cepat saji. Para peneliti menemukan bahwa wadah makanan cepat saji dapat menjadi sumber paparan zat berbahaya.
Semoga info ini bermanfaat, Bunda!
Baca juga:
https://id.theasianparent.com/krim-wajah-untuk-ibu-hamil
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.