Waspada 9 bahan tambahan pangan berbahaya dalam makanan anak-anak

Waspadai 9 bahan tambahan pangan berikut ini, karena tidak semua aman dikonsumsi, terutama untuk anak-anak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Apabila Anda sering menyimpan makanan olahan di dapur, Anda harus mempertimbangkan bahan tambahan pangan yang bisa berbahaya bagi anak.

Bahan tambahan pangan ini biasanya mengandung substansi yang berfungsi meningatkan tekstur, warna, tampilan hingga rasa dari makanan olahan. Namun, bahaya dari bahan tambahan pangan pada anak-anak juga harus diwaspadai.

Apa saja bahaya dari bahan tambahan pangan untuk anak-anak?

StockSnap / Pixabay

Beberapa penelitian telah membuktikan, bahan tambahan pangan bisa berbahaya bagi kesehatan fisik dan psikologis anak. Studi ini menyimpulkan, bahan makanan tambahan menganggu perilaku anak, menimbulkan tantrum, hiperaktif, hingga memicu risiko kanker.

Beberapa tahun lalu, sebuah penelitian yang dibiayai pemerintah Inggris menemukan, bahan makanan tambahan di dalam makanan dan minuman anak memicu ledakan amarah atau tantrum. Peneliti juga mencatat, adanya peningkatan gangguan perilaku secara signifikan pada anak-anak.

Penelitian ini mendesak agensi makanan di negara tersebut untuk menarik peredaran beberapa makanan dan minuman kemasan. Sayangnya, bahan tambahan pangan juga digunakan pada banyak produk yang setiap hari kita konsumsi.

Sebab itu, cara terbaik untuk menghindarinya adalah dengan mengetahui apa saja macamnya.

Hindari 9 bahan makanan tambahan yang berbahaya bagi anak berikut ini!

Makanan siap saji atau makanan instan biasanya menambahkan bahan tambahan pangan. Biasanya tersedia dalam makanan kemasan yang siap dikonsumsi. Bacalah label produk baik-baik sebelum membelinya. Berikut ini adalah daftar bahan makanan tambahan yang harus diwaspadai.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

1. Pemanis buatan

efes / Pixabay

Semua makanan manis dalam kemasan mengandung pemanis buatan, meskipun telah dilabeli bebas gula atau rendah kalori. Sebelum membeli produk makanan manis, bacalah labelnya. Carilah kandungan pemanis buatan seperti saccharin, sodium cyclamate, aspartame, acesulfame-K (kadang disebut acesulfame potassium) sirup fruktosa atau fructose corn syrup. 

Apabila produk yang Anda beli mengandung semua bahan tersebut, jangan mengonsumsi terlalu banyak. Bahan tambahan makanan ini  bisa menyebabkan obesitas pada anak.

2. Pewarna makanan

Bahan tambahan pangan mempercantik tampilan juga mengubah tekstur dan rasa makanan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pewarna makanan juga berasal dari bahan kimia, sehingga membuatnya berbahaya jika dikonsumsi berlebihan. Sebelum membeli makanan dengan warna-warna cerah dan terang, baca dengan seksama label komposisinya.

Kode seperti Blue 1, Blue 2, Red 3, Red 40, Green 3, Yellow 5, Yellow 6 dan Orange B adalah jenis pewarna makanan yang diyakini meningkatkan hiperaktifitas pada anak-anak.

3. Lemak trans dan minyak terhidrogenasi parsial

Makanan berminyak yang terlihat tetap segar dalam waktu lama, tandanya ia mengandung minyak terhidrogenasi parsial. Bila terlalu sering dikonsumsi anak-anak, bisa meningkatkan kolesterol, tingginya LDL, dan menurunkan tingkat HDL. Juga meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan diabetes.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

4. Sodium benzoat

evelynlo / Pixabay

Zat makanan yang satu ini, biasanya ada di minuman ringan seperti soda dan makanan asam seperti acar dan salad dressing. Sodium benzoat jika bercampur vitamin C, berubah menjadi karsinogen (penyebab kanker). Penelitian menyebut, adanya kaitan antara sodium benzoat dengan hiperaktivitas pada anak.

Oleh sebab itulah dokter sering menyarankan orangtua, untuk tidak memberikan minuman ringan pada anak-anak. Karena tidak saja kandungan gulanya yang tinggi, namun sodium benzoat di dalamnya juga tidak baik untuk anak.

5. Pengawet kimiawi

Bahan tambahan pangan berupa pengawet kimiawi biasanya ada di permen karet.

Waspadalah terhadap pengawet kimiawi yang biasanya diberi kode BHA (butylated hydroxyanisole) dan BHT (butylated hydroxytoluene). Banyak pabrik menggunakan pengawet ini untuk menghindari produk terkena oksidasi.

Biasanya kandungan pengawet BHA dan BHT ditemukan pada produk sereal, makanan yang dipanggang, permen karet, kentang yang dikeringkan, dan minuman rasa buah. Menurut beberapa studi, kedua bahan pengawet ini bersiat karsinogen. Bahan kimia ini juga memengaruhi sistem saraf, serta fungsi ginjal dan hati pada anak-anak.

6. Asam sulfit

Zat ini sering ditemukan pada makanan olahan. Fungsinya menambah rasa asin pada buah dan sayur, untuk meningkatkan kesegarannya sehingga bisa bertahan lebih lama. Beberapa studi menemukan, zat ini menyebabkan asma pada anak-anak dan orang dewasa.

7. MSG (penyedap rasa)

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Semua ibu pasti tahu bahan tambahan yang satu ini. Bahkan mungkin menggunakannya sebagai bahan masakan sehari-hari di rumah. Meskipun sudah diizinkan oleh badan POM, penelitian menyarankan agar tidak terlalu sering mengonsumsi makanan mengandung MSG. Antara lain, seperti mi instan dan olahan daging.

Konsumsi MSG secara berlebih bisa menyebabkan anak mengalami sakit kepala, sakit di bagian dada, keringat berlebih, mual, hingga lemas.

8. Potassium bromate

Momentmal / Pixabay

Zat ini biasanya digunakan di dalam roti. Untuk menguatkan adonan dan membuatnya lebih elastis. Tahun lalu, pemerintah India dilaporkan mengeluarkan larangan penggunaan potassium bromate sebagai bahan tambahan makanan.

Hal ini terjadi setelah penelitian dari the Centre for Science and Environment (CSE) menemukan zat tersebut menyebabkan kanker pada banyak kasus yang terjadi terhadap pasien kanker. Sehingga, bahan kimiawi itu kini dilabeli sebagai karsinogen. Orangtua disarankan untuk tidak memberikan produk yang mengandung potassium bromate pada anak-anak.

9. Olestra

Hans / Pixabay

Bila anak Anda sangat suka keripik kentang, batasilah konsumsinya per hari. Karena kripik kentang mengandung olestra, lemak pengganti yang bisa menyebabkan masalah di pencernaan dan usus. Seperti kram dan gas berlebih pada anak-anak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bagaimana membatasi konsumsi bahan makanan tambahan pada anak-anak?

  • Buat daftar makanan yang ia konsumsi di rumah, di sekolah dan tempat bermain. Tulislah dalam buku harian makanan anak, sehingga Parents bisa mengawasi asupan makanan anak setiap minggunya. Cara ini juga mencegah Parents supaya tidak menyajikan makanan dengan bahan tambahan pangan yang berbahaya untuk anak.
  • Ubah diet mereka. Berikan sayur dan buah untuk camilan mereka, dibandingkan memberikan makanan ringan kemasan. Jangan terlalu banyak memberikan makanan olahan yang kurang sehat bagi mereka.
  • Baca label sebelum membeli. Setiap kali membeli produk makanankemasan, pastikan  membaca labelnya. Hindari 9 bahan tambahan makanan berbahaya di atas. Hal ini juga berlaku pada makanan berlabel organik.

 

Semoga bermanfaat.

 

 

*Disadur dari theAsianparent Singapura

Baca juga:

Penulis

Fitriyani