Kasih sayang orang tua memang terkadang tak mengenal rasa takut. Buktinya, seorang ayah tewas demi anaknya, saat itu ia mencoba menyelamatkan sang anak yang terjatuh dari lantai 25 sebuah apartemen.
Nahas, keduanya sama-sama tidak tertolong dan meninggal dunia begitu terguling dari apartemen. Bagaimana kronologi kejadian hingga keduanya bisa sampai terjatuh?
Kronologi Ayah Tewas Demi Selamatkan Anak Terjatuh dari Lantai 25
Pagi itu, Sabtu (22/8/2020), salah seorang saksi melihat gadis berusia 15 tahun naik ke lantai 25 sebuah apartemen di Sichuan, China. Khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, ia kemudian melapor kepada petugas keamanan.
Benar saja dugaannya, gadis yang tak disebutkan identitasnya itu bersiap melompat dari atas gedung. Namun, tak lama kemudian, ayahnya yang mendengar kabar itu bergegas menghampirinya.
Sayangnya, gadis remaja itu tak berhasil diselamatkan. Ayahnya bahkan ikut terjatuh karena menolong putrinya yang terjun bebas. Keduanya meninggal dengan tragis usai terjatuh dari lantai 25.
Ayah Tewas Demi Selamatkan Anak, Petugas Sudah Siapkan Balon Penyelamatan
Nahas, mereka terlambat tiba di lokasi. Alhasil, kedua korban telah jatuh tersungkur di dasar apartemen.
Baik sang anak maupun ayahnya meninggal dunia seketika usai terjatuh dari lantai 25. Meski demikian, polisi masih melakukan penyelidikan guna mengungkap kasus tersebut secara lengkap.
Sontak, kejadian itu pun membuat penduduk setempat merasa kaget. Perasaan mereka campur aduk antara sedih, kaget, takut, dan sekaligus iba. Salah seorang pejalan kaki yang melintas bahkan sempat berlinang air mata.
“Semua orang tahu pot bunga yang jatuh dari ketinggian itu saja bisa membunuh seseorang apalagi ini,” katanya seperti dikutip dari Asiaone, Kamis (27/8/2020).
Kasus Ayah Tewas Demi Anak yang Bunuh Diri, Diduga Sang Anak Mengidap Depresi
Beberapa orang kemudian berspekulasi, gadis yang mengikuti les piano itu kesal dengan mata pelajaran piano yang ia ambil sehingga memutuskan untuk terjun dari lantai 25. Lalu, ada juga yang mengatakan ia tidak bahagia dengan kehidupannya saat ini.
Baca juga: Jangan sampai terlambat! Ini ciri-ciri depresi pada anak yang perlu diwaspadai
Keluarga Menjawab Rumor Anaknya Terjun dari Lantai 25 karena Depresi
Rumor yang menyelimuti kematian gadis remaja dan ayahnya itu membuat keluarga tidak nyaman. Ibu kandung sang gadis kemudian memilih untuk menjawab rumor tersebut dengan mengatakan bahwa putrinya memang telah lama mengidap depresi.
Ia bahkan mengatakan, putrinya sempat dirawat di Rumah Sakit (RS) terkait gangguan kejiwaan yang ia derita. Tak hanya itu, anaknya juga memiliki kecenderungan melukai diri atau self-harm. Ini dibuktikan dengan luka sayatan yang ia temukan di lengan putrinya.
Keluarga telah bertanya kepada gadis tersebut, apa masalah yang sebenarnya dialami oleh sang putri hingga ia jadi menderita. Namun, anak itu memilih bungkam.
Akhirnya, keluarga pun mengirim gadis tersebut untuk mengikuti les piano. Itu pun karena gadis tersebut memang menginginkannya.
Baca juga: Anak depresi bisa disebabkan pola asuh orangtua yang salah, bagaimana mencegahnya?
“Kami membelikannya piano dan mendaftarkannya les setelah dia menyatakan berminat pada hal itu,” kata sang ibu.
Selain ibu, kakak kandung gadis tersebut juga memberikan kesaksian. Ia menuturkan, selama ini ayahnya bekerja di sektor konstruksi bangunan dan menjadi tulang punggung keluarga.
Namun, semenjak adiknya didiagnosis menderita depresi, keluarga memutuskan untuk fokus merawat putri bungsunya secara total.
“Apa yang ayah saya lakukan membuktikan bahwa ia tidak mementingkan dirinya sendiri,” katanya.
Ia kemudian mengatakan, keluarganya ingin memberikan perpisahan terbaik bagi saudarinya itu. Ia ingin mengantarkan saudarinya menuju tempat peristirahatan terakhir dengan tenang.
Sungguh tragis kasus ayah tewas semi selamatkan anak di atas ya Parents. Bagaimanapun juga, kesehatan mental telah menjadi isu yang penting saat ini, apalagi depresi yang dialami oleh anak-anak.
Apabila Parents melihat tanda-tanda depresi pada anak, segera cari bantuan dengan membawanya ke profesional ya!
Jangan biarkan anak berjuang sendirian melawan depresi. Begitu juga dengan orang tua. Kesehatan mental adalah hal penting. Jadi, jangan pernah menyepelekannya.
Baca juga:
Anak juga bisa alami depresi, kenali gejalanya dan cara tepat menghadapinya