Ayah Membuat Tangan Anak Patah, Waspada Dampak Psikologis Korban KDRT!

Parents, inilah dampak akibat KDRT yang dialami oleh anak!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Anak perempuan dan ayahnya idealnya memiliki ikatan istimewa, khususnya ayah memiliki peran untuk menjaga serta memberikan rasa aman bagi buah hatinya. Namun sayang, tak demikian halnya dengan yang dialami seorang balita di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan. Bukan melindungi sang buah hati, sang ayah malah menarik tangan anaknya itu hingga patah.

Sungguh malang memang nasib bocah yang baru berusia dua tahun tersebut. Si kecil yang berinisial PA sampai harus dirawat di rumah sakit karena cedera berupa patah tulang di sebelah kiri yang dialami.

Seperti apa kronologis kejadian mengenaskan ini?

Kronologis Ayah Tarik Tangan Anak Hingga Patah

Malam itu, si kecil PA masih belum tertidur. Di depan kamar, ia menangis kencang. Menurut keterangan sang Bunda, yakni Mira, si kecil memang memiliki penyakit asma sehingga kerap rewel dan menangis.

Tak terima merasa terganggu saat tertidur pulas, sang ayah sekaligus pelaku yakni Fikri langsung menghampiri si kecil yang menangis. Tak tahan karena kesal, laki-laki 26 tahun tersebut langsung memukul korban dengan keras.

Mirisnya, sang ayah memukul terlalu keras. Akibatnya si kecil pun mengalami patah tulang.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mira saat itu tengah memasak di dapur. Ia kaget mendengar suara tangisan yang tak biasa dari si kecil.

Melihat kondisi buah hatinya, ia sontak berteriak. Sang kakak pun segera menghampiri.

Dengan sigap, sang kakak membawa si kecil PA dan adiknya tersebut ke luar rumah melewati jendela, karena pintu rumah dikunci oleh pelaku.

Artikel Terkait : Membangun Benteng untuk Menghadapi Kekerasan pada Anak

Si Kecil Dirawat di Rumah Sakit

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kejadian naas nan traumatik tersebut membuat si kecil harus segera dibawa ke rumah sakit. PA dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rupit untuk menyembuhkan tangannya yang patah.

Sang Bunda pun untuk sementara waktu turut menjaga si kecil yang masih terbaring di rumah sakit tersebut. Mengenai kondisi buah hatinya, Mira diketahui tak banyak berkomentar karena ingin fokus merawat PA.

Teganya Ayah Tarik Tangan Anak, Pelaku Dilaporkan dan Ditahan

Kejadian yang memilukan tersebut tak bisa diterima oleh pihak keluarga dari Bunda PA. Meski pelaku merupakan ayah PA sendiri, mereka tak segan melaporkan tindak kejahatan itu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mira dan sang kakak pun segera melaporkan tindakan Fikri pada pihak berwajib sesaat setelah kejadian tersebut terjadi. Pihak kepolisian pun segera menindak lanjuti kasus itu.

Kepala Satreskrim Polres Muratara, AKP Dedi Rahmad mengatakan pelaku diserahkan ke polisi oleh keluarga istri pelaku.

Saat didatangi, pelaku pun bersikap kooperatif. Saat diusut lebih lanjut, pelaku merasa bersalah sehingga siap menerima konsekuensi atas perbuatannya itu.

Atas perbuatan kejamnya itu pelaku dikenakan Pasal 80 Jo 76c UU Nomor 35 Tahun 2014 atas perubahan UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Para tetangga sekitar rumah mengaku kaget mendengar kabar tersebut. Menurut keterangan para tetangga, memang Fikri kerap memarahi anak karena rewel dan sering menangis.

Akan tetapi, mereka sendiri tak pernah melihat adanya ketegangan atau keributan yang parah. Kekerasan yang dilakukan pada buah hatinya pun disebut baru saja terjadi.

Duh, miris mendengarnya ya Parents. Semoga saja kejadian serupa tak kembali terjadi kapan pun dan dimana pun.

Artikel Terkait : Sungguh pilu! BAB di celana sebabkan bocah 3 tahun dibunuh ayah tirinya

Dampak Kekerasan Fisik pada Anak oleh Orangtuanya

Kasus kekerasan yang dialami si kecil PA bukanlah satu-satunya yang terjadi di sekitar kita. Mirisnya, angka kejadiannya sendiri di Indonesia masih cukup tinggi, Parents.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pada 2016 saja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengungkapkan ada sebanyak 6.820 kasus kekerasan terjadi pada anak di Indonesia. Kekerasan tersebut terjadi mulai dari kekerasan seksual, secara fisik, maupun penelantaran anak.

Kasus kekerasan seksual memiliki angka kejadian tertinggi yakni hingga 35%. Lalu, kejadian kekerasan fisik seperti yang dialami PA angka kejadiannya mencapai 28%. Disusul kasus penelantaran pada anak yang terjadi sebanyak 7%.

Kekerasan yang dialami anak di masa kecilnya ini, khususnya oleh orangtua sendiri bisa berdampak jangka panjang untuk tumbuh kembang anak. Menurut studi, anak yang menerima kekerasan akan memiliki trauma tersendiri.

Artikel Terkait : Istri rekam aksi kekerasan suami, lakukan ini bila alami KDRT

Beberapa anak biasanya bisa mengembangkan emosi yang kurang terkontrol seperti mudah marah, sedih, depresi, hingga mengalami keinginan untuk bunuh diri. Anak-anak yang menjadi korban kekerasan juga kerap mengalami krisis kepercayaan pada orang lain di sekitarnya. Secara personal, ia juga akan lebih sulit untuk menjalin hubungan pribadi dengan lawan jenis.

Secara fisik, anak yang tumbuh dengan kekerasan bisa mengalami penurunan fungsi di area otak. Selain itu, beberapa dilaporkan memiliki masalah kesehatan jangka panjang.

Selain itu, rasa trauma bisa dialami. Tak menutup kemungkinan ia pun akan melakukan kekerasan pada orang lain, Parents.

Oleh karena itu, penanganan yang tepat dengan cara konseling bersama ahli menjadi satu hal yang penting dilakukan untuk mencegah efek jangka panjang yang kemungkinan bisa dialami.

Baca Juga : 

id.theasianparent.com/kontak-darurat-pertolongan-kdrt

 

Penulis

nisya