Kesal terbangun akibat tangisan anak, ayah ini pukul bayinya hingga lumpuh

Hanya karena anaknya tidak berhenti menangis, seorang ayah pukul anak sendiri hingga sang anak mengalami kelumpuhan seumur hidup. Bagaimana kisahnya?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ujian terbesar menjadi orangtua adalah saat harus mengelola emosi dan egonya sendiri. Tak heran, banyak kita lihat kasus kekerasan yang dilakukan orangtua terhadap anaknya, termasuk kasus ayah pukul anak seperti yang dialami bayi berikut.

Seorang ayah marah setelah ia terbangun oleh tangisan bayinya. Teganya, sang ayah spontan langsung memukul kepala bayi berusia 6 bulan dengan tangannya sendiri. Tindakan ayah pukul anak ini menyebabkan sang bayi harus mengalami beberapa keretakan pada tulang tengkoraknya. Anak itu pun kini mengalami cacat seumur hidup.

Kasus ayah pukul anak terjadi akibat sang bayi menangis

Saat ini, bayi itu telah berusia 2 tahun 8 bulan, tetapi usia perkembangannya hanya terhitung 4 bulan.

Menurut The Straits Times, insiden ayah pukul anak itu terjadi pada 26 Agustus 2016. Seorang ayah asal  Singapura yang memiliki tiga orang anak itu merasa frustrasi karena bayinya tidak berhenti menangis.

Ia sedang tertidur di flatnya, Bedok North ketika dia mendengar tangisan anak itu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dikutip dari sumber theAsianparent Singapura, Wakil Jaksa Penuntut Umum, Grace Chua mengatakan, “Terdakwa berteriak ‘diam, diam! Nanti saya ada pekerjaan, kamu berisik, saya tidak bisa tidur!’, dan memukul korban satu kali di kepala dengan tangan kanannya,” jelas Grace Chua.

Setelah beberapa waktu, bayi itu muntah di lantai dan jatuh tak sadarkan diri. Setelah beberapa jam kemudian, ibunya menduga bahwa bayi laki-lakinya itu dalam keadaan setengah sadar dan lemah.

Bayi itu pun segera dilarikan ke Rumah Sakit KK. Hasil CT scan mengungkapkan bahwa anak itu memiliki beberapa patah tulang tengkorak.

Ia juga mengalami kelebihan cairan di otaknya. Bayi malang itu pun menghabiskan tujuh bulan di rumah sakit hingga pada 2 Maret 2017 ia pun harus menerima kenyataan pahit.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Anak yang saat ini berusia balita itu mengalami cacat permanen. Ia tidak bisa duduk, bergerak, berputar, atau berbalik sendiri. Dia juga harus diberi makan melalui tabung.

Grace Chua menambahkan, “Penting untuk melanjutkan intervensi dini dan menutup tindak lanjut medis untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Namun, korban kemungkinan akan terus membutuhkan bantuan dalam melakukan semua aktivitas dan mobilitas sehari-harinya.”

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
Artikel terkait: Ini bahayanya jika Anda punya kebiasaan memukul anak. Hentikan sekarang juga!

Sang ayah akui perbuatannya

Pada 8 November 2018 lalu, ayah berusia 30 tahun itu akhirnya mengaku bersalah di pengadilan bahwa ia telah  melukai putranya. Anak malang itu dan saudara laki-lakinya yang berusia 4 tahun saat ini harus hidup dengan orangtua asuhnya.

Orangtua asuh korban berkata, “Ketika wajahnya tertutup selimut, ia tidak dapat bereaksi apa-apa. Dia juga tidak dapat berbaring telentang dan perlu ditempatkan di tempat tidur khusus.”

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Inilah 6 Tips Mengendalikan Emosi Terhadap Anak

DPP Kumaresan Gohulabalan mengatakan, “Ketika korban menangis, bukannya menenangkan korban atau memastikan bahwa anaknya baik-baik saja, terdakwa malah melakukan hal yang tidak semestinya dilakukan orangtua pada anaknya. Bukan hanya mengabaikan korban, tetapi juga secara fisik menyerang korban,”.

Teganya sang ayah yang memukul anaknya sendiri. Semoga ini menjadi perhatian kita semua bahwa tidak ada lagi orangtua yang melampiaskan amarahnya kepada anaknya sendiri.  Tentu ini akan mengakibatkan dampak yang buruk bagi anak, baik secara fisik maupun psikis.

 

Dilansir dari artikel Jaya di theAsianparent Singapura
Baca juga:

Video seorang ayah memukul anak saat belajar, peringatan agar orangtua mengendalikan emosi

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

 

Penulis

Aulia Trisna