X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
  • Ramadan MomTAP
  • Hidrasi Keluarga
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Aku Hamil
    • Tips Kehamilan
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Project Sidekicks
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Usia Sekolah
    • Praremaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Plesiran Ramah Anak
    • Pilihan Parents
    • Kisah Keluarga
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Event
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP

Dalam Sekejap Mata, Ayah ini Kehilangan Kedua Buah Hatinya di Perang Suriah

Bacaan 4 menit
Dalam Sekejap Mata, Ayah ini Kehilangan Kedua Buah Hatinya di Perang SuriahDalam Sekejap Mata, Ayah ini Kehilangan Kedua Buah Hatinya di Perang Suriah

Tak terbayangkan bagaimana perasaan ayah yang kehilangan kedua anak beserta dengan istri tercinta ini. Perang Suriah telah merenggut harapan dan masa depannya.

Abdel Hameed Alyousef (29) memeluk kedua putra kembarnya erat-erat tepat di dadanya. Namun, keduanya bukan sedang tertidur. Anak kembar berusia 9 bulan itu adalah dua anak dari ribuan korban keganasan perang Suriah yang sudah berlangsung selama lebih dari 6 tahun lamanya sejak 2011.

"Sampaikan selamat tinggal pada ayah, duhai anakku... Katakan selamat tinggal padaku..." ucapnya sambil mengusap tubuh anaknya yang sudah tak bernyawa.

Nada suara sang ayah tampak tercekat, air matanya mengaliri pipi yang dekil diterpa ganasnya debu medan peperangan yang tak jelas pihak mana yang akan menang selain duka dan kehilangan.

Anak yang belum bisa bicara dan berjalan itu tampak sudah kaku dan memucat di pelukan ayahnya. AP News melaporkan bahwa si kembar Aya dan Ahmed itu tidak meninggal sendirian, kepergiannya disusul oleh ibu dan kerabat lainnya akibat serangan gas kimia Sarin pada Selasa (4/4/2017) di Khan Sheikhoun yang berlokasi di Suriah Utara.

"Saat kami mendengar deru pesawat udara, aku sedang berada bersama anak, keluarga, serta istriku," isak Alyousef. Ia melanjutkan, "kemudian, tiba-tiba saja, anak dan istriku pingsan. Sepuluh menit kemudian, tercium bau gas. Mereka tampak sakit."

Dengan cepat, ia membawa mereka menemui tenaga medis gawat darurat yang berjaga-jaga di sana. Ia ingin memastikan bahwa keluarga dan kerabatnya yang mengalami hal serupa akan baik-baik saja. Namun, ia harus menerima kenyataan bahwa harapannya lenyap disapu tragedi tepat di depan matanya.

Dalam tragedi tersebut, ia tak hanya kehilangan dua anak kembar dan istri, melainkan juga dua keponakan lelaki dan perempuan, keluarga, kerabat, serta tetangganya.

"Mereka semua telah tiada, aku gagal menyelamatkan mereka semua..." ucapnya terpukul.

Dari seluruh keluarganya, sepupu Alyousef yang bernama Alaa termasuk yang beruntung karena selamat. Ia mengatakan bahwa saat ini saudaranya juga mendapatkan perawatan karena indikasi menghirup zat berbahaya saat serangan terjadi.

"Dia sedang sangat berkabung karena telah kehilangan banyak anggota keluarga," papar Alaa.

Perang adalah peristiwa yang tidak diinginkan siapapun. Korbannya selalu saja orang-orang tak berdosa yang bahkan tak mengerti persoalan politik apa yang sedang terjadi di negaranya.

Saling menyalahkan di perang suriah

Mayoritas media di dunia menyalahkan pemerintahan Assad sebagai biang keladi atas terjadinya serangan kimia tersebut. Namun, tak sedikit pula yang mencurigai bahwa serangan itu dilakukan oleh Al Qaeda yang diwakili kelompok Hay’at Tahrir al-Sham.

Banyak pihak seperti jurnalis senior spesialis isu Timur Tengah Elijah JM yang meyakini bahwa serangan tersebut dilakukan kelompok Hay’at Tahrir al-Sham. Pasalnya, Presiden Assad telah menyetujui perjanjian bahwa pemerintahannya tak akan pernah menggunakan senjata kimia seperti klorin dan Sarin untuk melawan pemberontak Suriah.

Perjanjian tersebut ia lakukan demi menghindari ikut campurnya tentara Amerika di dalam konflik Suriah. Jika Assad melanggar perjanjian tersebut, Presiden Donald Trump memerintahkan tentara Amerika untuk segera melakukan agresi ke pihak pemerintah Suriah seperti yang terjadi pada negara Irak di era Presiden Bush yang lalu.

Karena, jika Amerika ikut campur, negara yang terlibat mensponsori carut marut perang Suriah akan makin banyak setelah Rusia, Arab Saudi, Iran, Lebanon, Kurdi, serta Turki. Jika benar bahwa serangan tersebut adalah inisiasi Assad, maka itu akan merugikan pihaknya sendiri karena artinya ia mengundang pihak Amerika untuk ikut andil dalam persoalan domestik negaranya.

Apalagi, kini Amerika dipimpin oleh seorang presiden yang haus perang. Sebelum peristiwa ini, tentara Amerika sudah bersiap-siap menempatkan pasukannya di dua bandara Suriah, Kobane dan Tabqa.

Sementara itu, Pemimpin Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan keprihatinannya di Twitter atas peristiwa tersebut. Kicauannya banyak menjadi cibiran dunia karena selama ini pihak Israel tak pernah ragu-ragu membombardir warga Palestina sekalipun itu adalah perempuan dan anak-anak.

When I saw pictures of babies suffocating from a chemical attack in Syria, I was shocked and outraged > — Benjamin Netanyahu (@netanyahu) 4 April 2017

Kicauan tersebut artinya:

Ketika aku melihat foto bayi-bayi yang menderita karena serangan kimia di Suriah, aku sangat terguncang dan marah.

Hingga kini, perdebatan tentang siapa yang menjadi pelaku serangan kimia belum diketahui. Spekulasi media masih mengarah secara liar antara pemerintahan Assad atau justru pihak pemberontak.

BBC mencatat, perang Suriah selama 6 tahun tersebut awalnya terjadi karena adanya protes para pemberontak atas pemerintahan Assad. Kemudian, warga yang pro pemerintah menjawab protes tersebut dengan menggelar demonstrasi tandingan.

Pihak anti pemerintah awalnya mempersenjatai diri untuk mengusir pihak keamanan pemerintah di wilayahnya masing-masing untuk melindungi diri. Namun, seiring dengan berkembangnya faksi pemberontak yang merupakan sayap ISIS dan Al Qaeda, upaya tersebut kini jadi perang sipil antar kelompok serta pemerintah.

TheAsianparent turut berduka kepada siapapun yang kehilangan keluarganya di Suriah. Duka mereka, duka kita juga. Mari kirimkan doa kepada mereka yang telah wafat dan mereka yang sedang berjuang hidup di sana. Semoga perang Suriah dan negara lainnya bisa segera berakhir.

 

Cerita mitra kami
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura
Stimuno Timo Land di Kota Kasablanka hadirkan 4 wahana seru untuk anak beraktivitas!
Stimuno Timo Land di Kota Kasablanka hadirkan 4 wahana seru untuk anak beraktivitas!

Baca juga:

id.theasianparent.com/foto-dan-video-anak-korban-perang-suriah-menuai-tangis-dunia/

 

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Syahar Banu

  • Halaman Depan
  • /
  • Berita Terkini
  • /
  • Dalam Sekejap Mata, Ayah ini Kehilangan Kedua Buah Hatinya di Perang Suriah
Bagikan:
  • Ingat Omran, Anak Korban Perang Suriah? Seperti ini Hidupnya Sekarang

    Ingat Omran, Anak Korban Perang Suriah? Seperti ini Hidupnya Sekarang

  • Foto dan Video Anak Korban Perang Suriah ini Menuai Tangis Dunia

    Foto dan Video Anak Korban Perang Suriah ini Menuai Tangis Dunia

  • Kepala Bayi Sudah Terlihat, Ibu Ini Melahirkan di Mobil Dibantu Suami

    Kepala Bayi Sudah Terlihat, Ibu Ini Melahirkan di Mobil Dibantu Suami

  • Beli Sperma via Online, Ibu Ini Sukses Lahirkan 'Bayi Online' Pertamanya

    Beli Sperma via Online, Ibu Ini Sukses Lahirkan 'Bayi Online' Pertamanya

app info
get app banner
  • Ingat Omran, Anak Korban Perang Suriah? Seperti ini Hidupnya Sekarang

    Ingat Omran, Anak Korban Perang Suriah? Seperti ini Hidupnya Sekarang

  • Foto dan Video Anak Korban Perang Suriah ini Menuai Tangis Dunia

    Foto dan Video Anak Korban Perang Suriah ini Menuai Tangis Dunia

  • Kepala Bayi Sudah Terlihat, Ibu Ini Melahirkan di Mobil Dibantu Suami

    Kepala Bayi Sudah Terlihat, Ibu Ini Melahirkan di Mobil Dibantu Suami

  • Beli Sperma via Online, Ibu Ini Sukses Lahirkan 'Bayi Online' Pertamanya

    Beli Sperma via Online, Ibu Ini Sukses Lahirkan 'Bayi Online' Pertamanya

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2022. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.