Gara-gara emosi, seorang ayah bakar anak kandungnya sendiri hingga tewas.
Tragedi memilukan ini seakan mengingatkan bahwa ketika merasakan emosi yang tidak bisa dikendalikan, seseorang bisa menjadi gelap mata. Oleh karena itu, para pakar psikologi selalu mengingatkan pentingnya mengelola emosi, khususnya bagi para orangtua yang membesarkan dan menjadi role model untuk buah hatinya.
Ayah Bakar Anak di Temanggung Karena Tak Patuh Nasihat Ibu
Niat ingin membuat jera sang anak, AF (35) malah membakar hidup-hidup anak kandungnya sendiri yang berinisial ALF (12) hingga tewas. Awalnya, ia hanya mengancam akan membakar korban, namun akhirnya ia malah tak sengaja membakar tubuh anaknya dan tidak terselamatkan.
Dikutip dari Merdeka, kejadian tersebut terjadi pada tanggal 27 Mei 2020 sore hari sekitar pukul 14.30 WIB. Korban, ALF ingin pergi ke desa tetangga untuk berlebaran, namun sang ibu melarang dan menasihatinya agar tidak keluar karena pandemi.
“Korban sebelumnya selama dua hari berturut-turut tidak pulang, sehingga saat mau pergi lagi sang ibu melarangnya lantaran kondisi pandemi COVID-19,” kata AKP Muhammad Alfan, Kepala Satuan Reskrim Polres Temanggung, seperti dilansir dari Kompas.
ALF yang masih beranjak remaja itu menjawab nasihat ibunya dengan kata ‘luweh’ yang artinya ‘biarkan saja’. AF yang mendengar anaknya berani menjawab ibunya tersebut emosi dan mengambil jerigen untuk menyedot bensin di sepeda motor. Ia pun menyiram anak kandungnya tersebut dengan bensin.
Berniat mengancam, tersangka menyalakan korek api sambil berkata,“Tak obong kowe, nek dikandani mak’e kuwi ojo ngeyel wae (saya bakar kamu, kalau dinasihati ibu jangan membantah terus)”.
Menurut keterangan dari tetangga, AF memang seorang ayah yang cukup keras dalam mendidik anaknya. Saat itu ia hanya bermaksud menakut-nakuti saja, akan tetapi entah bagaimana tiba-tiba api menyambar ke bensin dan tubuh ALF dirambati api.
AF pun tersadar ketika sang anak menjerit-jerit kesakitan. Ia panik dan bingung, kemudian mengambil air dengan ember. Karena terburu-buru air tersebut tumpah dan ia berusaha memadamkan api dengan merangkul sang anak.
Warga pun mendatangi AF dan anaknya dan menolong membawa korban yang mengalami luka bakar parah ke RSUD Temanggung. Sang ayah juga diketahui terluka akibat api yang menjalar. Setibanya di RSUD Temanggung, ALF dirujuk ke RS Sardjito.
Pelaku dipidana UU KDRT dan Perlindungan Anak
Rekonstruksi adegan oleh polsek Temanggung. Sumber: Suara
Akibat luka bakar sebanyak 90 persen yang dideritanya, nyawa ALF tidak bisa tertolong lagi. Bocah remaja itu pun akhirnya menghembuskan napas terakhirnya di RS Sardjito.
Setelah kejadian ayah bakar anak di Temanggung ini, AF segera diamankan polisi dan terancam penjara 15 tahun.
Menurut Kasubag Humas Polres Temanggung AKP Henny, tersangka dikenai Pasal 44 Ayat 3 UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga dan/atau Pasal 76C juncto Pasal 80 Ayat (3) UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan/atau Pasal 187 Ayat (3) KUHP, dikutip dari Suara.
Peristiwa naas ini menjadi buntut dari AF yang sebelumnya sudah emosi karena anaknya kerap bermain di luar rumah hingga larut malam di saat kondisi pandemi seperti sekarang ini. Ibu korban pun disebut syok atas meninggalnya ALF dan diminta menjadi saksi untuk penyelidikan dari Polres Temanggung.
Luka Bakar pada Anak Dan Pertolongan Pertama
Mengutip dari Alodokter, tingkatan luka bakar dibagi menjadi empat, yaitu sebagai berikut.
- Luka Bakar Tingkat 1
Luka bakar ringan ini terlihat dari kondisi kulit memerah, nyeri, bengkak, serta kulit yang terbakar tampak kering dan tidak ada lecet. Umumnya luka bakar ringan akan sembuh dalam waktu 3 hingga 6 hari.
- Tingkat 2
Pada tingkat ini kulit lapisah bawah atau dermis sudah luka dan ditandai dengan area luka bakar tampak melepuh dan kemerahan. Karena banyaknya saraf perasa di lapisan dermis, maka luka bakar tingkat 2 akan terasa sangat sakit. Kulit akan pulih dalam waktu yang lama, yaitu lebih dari 3 minggu.
- Luka bakar tingkat 3
Jaringan lemak di bawah kulit akan rusak ketika mengalami luka bakar tingkat tiga. Area luka akan terlihat putih atau cokelat gelap, atau bahkan terlihat hangus. Kerusakan di luka bakar tingkat 3 permanen dan kemungkinan area luka bakarnya menjadi mati rasa.
- Tingkat 4
Yang paling parah adalah luka bakar tingkat empat yaitu sudah merusak hingga jaringan otot dan tendon. Luka akan terlihat hangus dan dalam kasus yang parah tulang sudah terlihat.
Apabila anak mengalami luka bakar, segera hindarkan anak dari sumber panas. Berikan pertolongan pertama seperti menggunting pakaian yang ada di sekitar luka bakar agar tidak menempel dan menyiram luka bakar dengan air mengalir selama 5-15 menit.
Hindari mengompres luka bakar dengan es dan jangan oleskan minyak, pasta gigi, atau telur pada area luka. Jika luka bakar masih tergolong ringan, bersihkan serta balut dengan kain kasa atau perban. Parents bisa langsung membawa anak ke dokter apabila lukanya terlihat melepuh.
Kasus ayah bakar anak di Temanggung ini menjadi peringatan keras bagi kita untuk dapat mengendalikan emosi dan tidak melakukan hal-hal yang berisiko untuk keselamatan anak.
Baca juga:
Peringatan seorang Ibu, anak terluka bakar akibat vacuum cleaner hanya dalam 5 detik!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.