Tahukah Anda bahwa kekerasan dalam rumah tangga bisa memengaruhi tumbuh kembang anak? Bahkan kekerasan ini bisa memicu seorang ayah bunuh anak kandungnya sendiri.
Saya yakin, tidak ada satu orang pun di muka bumi ini yang ingin terjebak dalam pernikahan yang penuh dengan kekerasan. Baik kekerasan fisik, psikis, dan juga ekonomi.
Sayangnya, tidak sedikit orang mengalami kesulitan dalam rumah tangga. Seakan tidak punya pilihan lain sehingga memertahankan rumah tangga dengan kondisi dirinya yang menderita di tengah kekerasan dalam perkawinan.
Sampai saat ini, masih banyak istri bertahan dalam hubungan yang kejam harus menanggung kekerasan luar biasa … tak hanya pada dirinya sendiri, tetapi terhadap sang buah hati yang tidak bersalah.
Bahkan, beberapa waktu lalu seorang ibu menyaksikan kengerian yang luar biasa lantaran anaknya dibunuh secara keji. Ia pun melihat detik-detik terakhir kehidupan sang buah hati lewat tayangan video secara langsung. Lebih gilanya lagi, pelakunya tak lain adalah suaminya sendiri.
Adalah, Wuttisan Wongtalay (21) seorang ayah bunuh anak kandungnya sendiri. Ia bahkan memvideokan momen dirinya membunuh anaknya sendiri secara langsung di media sosial.
Ia mengalungkan tali ke leher putrinya lalu menggantung bayi malang yang berusia 11 bulan itu. Tak lama kemudian, ia pun memutuskan untuk menghabiskan nyawanya sendiri.
Yang lebih buruk adalah Jiranuj Trairat, sang ibu, harus menyaksikan pembunuhan secara langsung. Rupanya ketika itu Jiranuj bersama sepupunya. Sang sepupu sedang bermain sosial media di ponselnya, ketika tiba-tiba, dia mulai berteriak-teriak memanggil Beta, nama si bayi. Jiranuj pun langsung meraih ponselnya.
Dia melihat bahwa bayinya duduk dengan tali di lehernya dan ayahnya mengikat tali dengan sesuatu.
“Saya tahu sesuatu yang sangat buruk akan terjadi,” kata Jiranuj yang sempat histeris.
Dia memberi tahu sepupunya untuk menghubungi polisi sementara dia langsung menuju ke rumahnya untuk menyelamatkan putrinya – tetapi tidak berhasil.
“Saya melihat gambar langsung itu sekitar jam 5 sore, dan ketika saya tiba, jam 6 sore,” kata Jiranuj tertunduk sedih.
Kedua mayat itu ditemukan tergantung di sebuah bangunan yang ditinggalkan di daerah Sakhu di pulau selatan Thailand. Tubuh tak bernyawa ayahnya ditemukan di samping putrinya, kata Jullaus Suvannin, petugas polisi yang menangani kasus tersebut.
Menurut polisi di pulau Phuket, sang ayah menggantung anaknya dari atap gedung kosong di Phuket. Sontak, peristiwa ini pun akhirnya menggegerkan Thailand.
Pihak kepolisian pun berusaha keras untuk segera menghilangkan video tersebut agar tidak lagi disebarluaskan oleh warganet.
Seperti yang disampaikan Lt Col Sanit Nookhong dari Kepolisian, tayangan tak layak ini akhirnya dihapus, setelah pihak kementrian ekonomi digital Thailand menghubungi Facebook.
Wakil juru bicara pihak kepolisian Kissana Phathanacharoen, mengatakan bahwa pembunuhan itu adalah yang pertama di Thailand yang diketahui disiarkan langsung dengan cara ini.
Bagaimana semua ini bisa terjadi, mengapa seorang ayah bunuh anak kandungnya?
Polisi mengatakan bahwa sang pelaku, memiliki sejarah perlakukan kekerasan terhadap istrinya. Sehari sebelum bunuh diri, mereka bertengkar hebat. Sang suami akhirnya meninggalkan rumah keluarga karena dia diancam olehnya.
“Dia memiliki paranoia tentang istrinya meninggalkan dia dan tidak mencintainya,” kata Jullaus kepada Reuters.
Kejadian ini telah menyebabkan warganet menyuarakan kemarahan mereka atas pembunuhan anak yang tidak bersalah.
Salah satunya, Avada Teeraponkoon, mengatakan bahwa itu adalah video paling jahat yang ia lihat dalam hidupnya. “Saya tidak tahan selama lebih dari satu detik.”
“Bagaimana dia bisa melihat anaknya sendiri berhenti bernapas?” kata warganet lain, Rujirek Polglang, dan berkata bahwa dia seharusnya mati sendiri saja.
theAsianparent tentu berharap peristiwa seperti ini tidak akan terjadi lagi.
Baca juga:
Tega! Bapak bunuh bayinya akibat kesal ditolak istri berhubungan intim
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.