Salah satu tanda anak kekurangan gizi adalah mengalami kondisi stunting. Bahkan, stunting sudah dianggap sebagai kondisi gawat darurat nasional. Meski membahayakan, sebenarnya hanya dengan pemberian ASI eksklusif untuk cegah stunting juga bisa dilakukan.
Apa saja faktor yang menyebabkan anak bisa menderita stunting, bagaimana ciri-cirinya, dan bagaimana ASI bisa membantu mencegahnya, dijelaskan langsung oleh konsultan ASI dr. Sarah Audia, IBCLC, di acara ASI EKSklusif untuk Cegah Stunting bersama Lactaboost.
Artikel terkait: 10 Peran Ayah ASI, Sukseskan Pemberian ASI Eksklusif untuk Bayi
Apa Itu Stunting? Apakah Semua Anak Pendek Menderita Stunting?
dr. Sarah menjelaskan, stunting adalah suatu kondisi kekurangan gizi kronis yang dialami anak. Jadi, bisa terjadinya stunting ini melalui suatu proses yang lama, berkepanjangan, dan tidak tertangani dengan baik.
Ciri-ciri fisik utama anak stunting adalah saat berusia dua tahun tinggi badannya lebih pendek dari anak seusianya.
“Tapi bedakan dengan anak perawakan pendek, yang bisa saja [anak bertubuh pendek] status nutrisinya baik, IQ-nya baik. Tapi si anak stunting ini dia sangat terlihat dari segi perkembangan terlambat,” jelas dr. Sarah.
Selain bertubuh lebih pendek, anak stunting ini kalau sudah usia sekolah konsentrasinya bisa lebih rendah daripada anak-anak yang lain. Lalu, saat dewasa produktivitasnya juga akan menurun.
Artikel terkait: Pentingnya Pencegahan Stunting pada Bayi Prematur dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Peran ASI Eksklusif untuk Cegah Stunting pada Anak
Masih menurut dr. Sarah di acara ASI EKSklusif untuk Cegah Stunting bersama Lactaboost, faktor penyebab stunting terjadi bukan dari saat bayi sudah lahir. Ternyata, faktor penyebab stunting dimulai sebelum itu.
Dokter berhijab dan berkacamata ini menjelaskan, “Dimulai dari saat bayi berada di perut ibunya, di masa-masa pertama kehamilan kurang lebih 270 hari, di situlah penentu bisa berkembangnya stunting.” Jadi, jika si ibu hamil ini tidak tercukupi nutrisinya, kurang akses ke makanan sehat, tidak memiliki sanitasi yang bersih, ini bisa jadi salah satu faktor penentu.
Lalu, kemudian saat bayi lahir, pemberian ASI eksklusif di 6 bulan pertama juga sangat penting. Alasannya karena ASI merupakan susu yang paling lengkap kandungan gizinya. Bahkan, belum ada susu formula yang secanggih dan semahal apapun yang bisa menggantikan kandungan ASI sendiri.
Setelah itu, saat masa pemberian MPASI setelah 6 bulan juga harus menjadi perhatian ibu. Pastikan bayi mendapatkan MPASI yang berkualitas, lengkap, dan bergizi seimbang hingga usia 2 tahun. Jika itu semua dijaga, stunting kemungkinan besar tidak akan terjadi.
Hal yang Harus Dilakukan Ibu untuk Cegah Stunting pada Anak
Oleh karena stunting bisa dimulai sejak masa kehamilan, maka dr. Sarah meminta para ibu hamil untuk secara rutin cek ke dokter spesialis atau bidan. Apalagi di trimester pertama kehamilan, yang disebutnya sebagai masa-masa kehamilan.
Kemudian begitu bayi lahir, pemberian ASI eksklusif untuk cegah stunting juga harus diperhatikan. Saat ini ibu bisa mulai berkonsultasi dengan dokter atau konsultan laktasi.
“Sebenarnya ini [konsultasi], bisa dimulai dari trimester ketiga dilanjutkan hingga pasca bersalin. Bisa dilihat [oleh dokter atau konsultan laktasi] bagaimana bayi menyusu, bagaimana faktor stres dari ibunya, dan segala macam,” ujar sang dokter.
Selain itu, ibu juga harus lebih peduli dengan penambahan berat badan bayi dan bagaimana caranya membaca grafik. Ini sangat penting karena berat badan bayi yang tidak mengalami peningkatan selama satu bulan saja sudah bisa menjadi tanda masalah. Hal itu harus dikonsultasikan kepada dokter.
Saat memberikan MPASI juga tidak boleh asal. Oleh karena bayi mulai berkurang mendapatkan ASI, maka pemberian MPASI harus maksimal.
Ingat, jangan sampai saat ASI eksklusif sudah bagus—ditandai dengan berat badan normal, tetapi saat MPASI tidak maksimal sehingga berat badan stuck atau bahkan berkurang.
Artikel terkait: 13 Manfaat ASI Eksklusif Bagi Ibu dan Bayi, Bunda Wajib Tahu
Mengapa ASI Eksklusif Bisa untuk Cegah Stunting pada Anak?
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, ASI adalah susu dengan gizinya yang paling lengkap. Nutrisi di dalam ASI sangat bermanfaat untuk metabolisme sel-sel saraf, yang berguna untuk perkembangan bayi. Bahkan, amino esensial di ASI berbeda beda yang ada di susu formula.
“Untuk memberikan ASI eksklusif, ibu tidak sendirian tapi harus mendapatkan support system yang kuat, baik dari ayahnya, lingkungan sekitarnya, atau komunitas pro asi. Itu penting banget,” ucap dr. Sarah.
Sebenarnya, stunting adalah masalah yang sangat kompleks. Jika ibu memiliki naluri bahwa anak menderita stunting saat anak sudah lewat usia 2 tahun, maka harus segera ke dokter untuk berkonsultasi.
Saran sang dokter, “Jika memang benar [stunting], maka ibu perlu memberikan perhatian lebih khusus karena daya pemahamannya [anak stunting] lebih kurang daripada anak-anak seusianya.”
Jadi, bagi Parents yang sedang hamil dan menyusui, usahakan untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi yang bisa membantu untuk cegah stunting. Kalau menurut dr. Sarah, bayi perlu ibu yang mau selalu belajar agar dia tumbuh dengan sehat.
Baca juga:
Cegah stunting pada anak sejak ia dalam kandungan, ini yang perlu dilakukan!