5 Penyebab ASI Bau Amis, Perlukah Busui Khawatir Saat Mengalaminya?

undefined

Jangan panik dulu ketika ASI Bunda bau amis. Cari tahu penyebabnya di sini!

Air susu ibu atau ASI memang memiliki keunikan dan manfaat luar biasa. ASI tidak bisa disamakan dengan jenis asupan tambahan lainnya, karena memiliki komposisi yang berbeda dari yang lain. Termasuk aroma dan rasa ASI yang terkadang berbeda-beda pada setiap ibu. Terkadang, ASI bau amis dapat membuat Bunda panik karena takut sang bayi menolaknya.

Normalnya, ASI berbau seperti susu sapi, tetapi lebih lembut dan lebih manis. Sementara ASI perah yang telah dibekukan dan dicairkan normalnya memiliki bau yang sedikit asam.

Namun, jika ASI benar-benar asam setelah dipompa, ada kemungkinan terjadi kesalahan pada proses penyimpanan (pembekuan) atau bisa juga kesalahan pada saat mencairkan ASI beku.

Tak jarang, ASI menjadi berbau seperti sabun. Hal ini terkadang membuat hati para ibu panik dan stres. Namun, sebelum kepanikan tersebut menyerang, Bunda sebaiknya cari tahu terlebih dahulu penyebabnya.

Artikel Terkait: Bagaimanakah Rasa, Warna dan Bau ASI yang Normal? Ini Penjelasannya!

Penyebab ASI Bau Amis

penyebab asi bau amis

Air susu ibu normalnya tidak berbau amis. Sebagian bayi mungkin akan menolak menyusu, jika ada perubahan pada aroma ASI. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan ASI bau amis. Misalnya:

1. Enzim Lipase

Lipase adalah enzim penting yang membantu bayi memecah ASI sehingga mereka dapat mencerna dan menyerap nutrisi penting yang terkandung di dalamnya.

Setiap orang menghasilkan lipase. Pada orang-orang dari segala usia, lipase bekerja di usus untuk membantu memecah lemak.

Enzim ini biasanya diproduksi di pankreas, tetapi juga telah ditemukan di saluran pencernaan bayi baru lahir.

Lipase membantu mendukung fungsi pencernaan si kecil, membantu memecah trigliserida untuk melepaskan nutrisi yang larut dalam lemak dan melindungi dari infeksi.

Lipase secara alami ditemukan dalam ASI, dan diyakini bahwa kelebihan enzim ini dapat menyebabkan rasa ASI berubah.

Saat ASI perah disimpan dalam suhu dingin, diduga kadar lipase yang tinggi membuat lemak dalam ASI lebih cepat terurai, sehingga memengaruhi rasa dan baunya. Ketika aktivitas lipase terlalu tinggi, ia memecah lemak terlalu cepat, yang dapat menyebabkan ASI terasa atau berbau sabun atau logam.

Pada dasarnya, kadar lipase yang tinggi dalam tubuh tidak berdampak buruk bagi ibu menyusui dan sang bayi. ASI yang tinggi lipase tetap aman dan bergizi untuk diminum si kecil.

Akan tetapi, penelitian terbaru menunjukkan bahwa tidak semua ASI berbau asam atau amis dihasilkan dari aktivitas lipase. Faktanya, dalam beberapa kasus, ASI berbau asam memiliki kadar lipase yang lebih rendah. Untuk itu, coba perhatikan penyebab lain mengapa ASI dapat berubah rasa dan bau.

2. Penyimpanan ASI

Penyebab lain ASI bau amis terletak pada cara penyimpanan ASI, terutama ASI perah. ASI yang disimpan di botol dalam waktu lama kemungkinan besar dapat mengalami perubahan aroma dan rasa. Perlu diketahui, ASI perah hanya bisa bertahan di suhu ruangan sekitar 25 derajat Celcius selama 4 jam saja. 

3. Botol Susu Menjadi Penyebab ASI Bau Amis

5 Penyebab ASI Bau Amis, Perlukah Busui Khawatir Saat Mengalaminya?

Pompa ASI, wadah penyimpanan ASI, atau botol susu menjadi hal penentu lainnya. Pastikan bagian botol susu atau pompa ASI bersih dan kering sebelum digunakan.

Alangkah baiknya untuk sering mensterilisasi alat tersebut sebelum digunakan, sehingga tidak ada kotoran atau sisa sabun yang menempel pada permukaan dalamnya.

4. Proses Pencairan ASI

Berhati-hatilah saat mencairkan ASI untuk memastikannya aman untuk bayi. ASI dapat dicairkan di lemari es, biasanya dalam waktu sekitar 12 jam.

Cara mencairkan ASI juga dengan menempatkan botol atau kantong ASI beku di bawah air hangat yang mengalir (maksimum 37 derajat Celcius). Jangan biarkan ASI beku mencair pada suhu kamar.

Artikel Terkait: Jangan sampai salah! Ini cara mencairkan ASI beku agar nutrisi dan manfaatnya tidak hilang

5. Jenis Makanan yang Dikonsumsi Ibu Menyusui Bisa Jadi Penyebab ASI Bau Amis

Siapa bilang jenis makanan yang dikonsumsi ibu menyusui tidak berpengaruh terhadap rasa dan aroma ASI? Rupanya, beberapa peneliti mengaitkan, ibu yang sering mengonsumsi minyak ikan akan menghasilkan ASI yang lebih berlemak.

Walaupun lemak pada ASI baik untuk pertumbuhan sang buah hati, tapi ternyata hal tersebut juga bisa memengaruhi aromanya.

Perhatikan Asupan Bunda agar ASI Berkualitas

Untuk mendukung kualitas ASI sehingga tidak menimbulkan aroma dan rasa yang aneh, ibu menyusui perlu mengonsumsi beberapa makanan sehat dan berkualitas. Berikut daftar makanan sehat agar ASI berkualitas.

1.  Daun Katuk

Memiliki nama latin Sauropus androgynus, daun katuk sudah dipercaya sejak zaman dahulu sebagai salah satu makanan terbaik untuk ibu menyusui. Menurut beberapa penelitian, daun katuk mampu meningkatkan kadar prolaktin serum pada ibu menyusui. 

Prolaktin merupakan hormon yang diproduksi setelah bayi lahir. Pelepasan hormon prolaktin ini akan diikuti penurunan kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh ibu menyusui.

Hormon prolaktin ini akan memberi sinyal dalam tubuh untuk lebih banyak menyuplai ASI. Dengan kata lain, hormon ini berfungsi untuk meningkatkan kualitas ASI.

2. Alpukat

Alpukat adalah makanan pembangkit tenaga nutrisi untuk ibu menyusui. Keluhan umum adalah bahwa ibu sering sangat lapar karena meningkatnya kebutuhan kalori saat menyusui, dan mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk menyiapkan dan makan. Hal ini menjadikan alpukat sebagai salah satu makanan yang dapat diolah menjadi apa saja.

Alpukat mengandung hampir 80 persen lemak dan membantu menjaga rasa kenyang selain memberi tubuh lemak yang menyehatkan jantung. Alpukat juga merupakan sumber vitamin B, vitamin K, folat, kalium, vitamin C, dan vitamin E yang baik.

3. Pepaya Muda

Selama berabad-abad, sebagian masyarakat ASI sering menjadikan pepaya muda atau mentah untuk dimasak menjadi sup.

Usut punya usut, pepaya muda merupakan salah satu galactagogue atau makanan yang mengandung senyawa untuk  merangsang dan meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui. Kendati demikian, para peneliti belum tahu persis apakah, mengapa, atau bagaimana pepaya meningkatkan suplai ASI.

Terlepas dari itu, pepaya mengandung beberapa vitamin dan mineral, seperti asam folat, vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin E, magnesium, kalium, kalsium, zat besi, hingga asam pantotenat. Selain itu, pepaya muda juga memiliki kandungan antioksidan berupa karotenoid, polifenol, likopen, serta asam amino lainnya.

4. Oat 

Gandum atau oat merupakan makanan pemroduksi ASI yang paling terkenal. Oat memiliki konsentrasi beta-glukan yang lebih tinggi daripada makanan lainnya, sehingga sering dijadikan sebagai makanan saat diet.

Cobalah memasak oat dengan diberi topping buah, masukkan dalam muffin, atau dijadikan campuran kue kering. Selain memperlancar produksi dan kualitas ASI, makanan satu ini bisa juga dijadikan sebagai salah satu makanan untuk menurunkan berat badan ibu menyusui.

5. Kunyit

Bagi masyarakat Indonesia, kunyit sering dijadikan sebagai bahan dasar pada berbagai macam masakan. Namun, rimpang berwarna kuning ini sering dianggap sebagai laktogenik atau makanan untuk meningkatkan produksi ASI.

Meski demikian, belum ada bukti klinis yang mendukung bahwa ramuan tersebut memiliki efek pada volume ASI yang dihasilkan ibu.

Akan tetapi, sifat anti-inflamasi kunyit telah ditunjukkan dalam studi klinis penting untuk kesehatan dan kesejahteraan ibu menyusui. Kunyit memiliki manfaat untuk pencegahan dan pengobatan mastitis, serta untuk meringankan gejala yang berhubungan dengan pembengkakan payudara. 

Di beberapa komunitas di seluruh Asia, kunyit juga dipercaya dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh ibu dan bayi. Bahkan, kunyit dapat menangkal batuk dan pilek pada bayi.

6. Sayuran Berdaun Hijau

makanan untuk meningkatkan kualitas ASI

Sayuran berdaun hijau mengandung fitoestrogen, yang telah terbukti memiliki efek positif pada produksi ASI. Banyak ibu khawatir bahwa mengonsumsi sayuran berdaun hijau seperti brokoli atau kubis akan meningkatkan perut kembung dan rewel pada bayinya. Namun faktanya, bagian karbohidrat dari sayuran ini, yang dapat menyebabkan gas, tidak dapat ditransfer ke ASI.

Di Thailand, mengonsumsi sayur berdaun hijau adalah garis pertahanan pertama seorang ibu untuk meningkatkan suplai ASI yang rendah.

Meskipun tidak ada penelitian yang mempublikasikan saat ini tentang sifat laktogenik dari sayuran berdaun hijau.

Mengonsumsi lebih banyak sayuran hanya akan bermanfaat bagi kesehatan ibu sekaligus membangun kebiasaan makan yang baik untuk diikuti bayi ketika mereka mulai mengonsumsi makanan padat sekitar usia 6 bulan.

7. Sayuran Merah dan Oranye

Sementara sayuran merah dan oranye belum dipelajari secara khusus untuk sifat galactagogue. Namun, sayuran ini telah digunakan sebagai makanan laktogenik di banyak budaya di seluruh dunia selama ratusan tahun. 

Di beberapa daerah di Asia, seperti Cina, sayuran akar merah dan oranye seperti wortel dan ubi juga telah digunakan selama beberapa generasi dalam diet zuoyuezi.

Zuoyuezi berarti “menduduki  bulan” dan merupakan waktu istirahat untuk ibu baru. Dengan kata lain, makanan ini diyakini tidak hanya menyehatkan ibu, tetapi juga membantu menyehatkan meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI.

Setiap sifat laktogenik yang mungkin dimiliki sayuran akar merah dan oranye cenderung mirip dengan sayuran berdaun hijau. Fitoestrogen dalam tanaman ini selain kepadatan nutrisinya yang tinggi dapat berperan dalam meningkatkan ASI.

Artikel Terkait: 15 Cara Memperbanyak ASI Secara Alami yang Bisa Bunda Lakukan di Rumah

Untuk itulah, ibu menyusui wajib memperhatikan asupan dan kualitas makanan yang dikonsumsi. Pasalnya, beberapa makanan tersebut bisa menjadi salah satu alternatif meningkatkan suplai dan kualitas ASI.

Selain makanan, ibu menyusui diwajibkan untuk memperbanyak asupan cairan atau minum lebih banyak. Seperti diketahui, sebagian besar tubuh berisi air dan ASI adalah air tersebut. Penting untuk terus menghidrasi tubuh agar tidak kekurangan cairan.

Terlepas dari itu, ASI bau amis sebenarnya tidak membahayakan bayi. Bahkan, ASI yang berbau ini masih boleh diberikan kepada bayi. Dengan catatan, rasa ASI tidak berubah menjadi asam dan amis juga, ya, Bunda!

***

Baca Juga:

5 Cara menyimpan MPASI agar tetap aman dan bernutrisi selama perjalanan mudik

8 Botol Susu Terbaik di 2022 yang Aman untuk Si Kecil, Intip Rekomendasinya Parents

8 ASI Booster Terbaik di 2022, Bantu Proses Menyusui Bunda Tetap Lancar

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.