Apa Itu BDSM? Berikut Mitos, Fakta, dan Artinya Secara Lengkap

BDSM kerap dikaitikan dengan penyimpangan seksual dan para pelakunya sering dianggap aneh. Apakah benar demikian?

Bunda, sudah tahu apa artinya BDSM? Istilah ini kembali santer dibicarakan di media sosial khususnya ketika film berjudul Fifty Shades of Grey yang dibintangi aktris Dakota Johnson meledak di pasaran.

Dalam film ini, Dakota Johnson berperan sebagai Anastasia Steele, perempuan muda yang menjalin asmara dengan pria penyuka BDSM bernama Christian Grey.

Artikel terkait: 15 Tips super seksi dari 50 Shades of Grey, Anda wajib tahu!

Lalu, apa sebenarnya BDSM itu?

Arti BDSM Menurut Pakar

Menurut pakar terapi seks profesional Michael Aaron, BDSM adalah aktivitas seksual yang merujuk pada tiga hal penting, yaitu yang pertama BD-singkatan dari bondage dan discipline. Pada bagian ini, aktivitas seksual melibatkan tindakan mengikat dan mengekang pasangan (bondage) serta menerapkan aturan dan hukuman (discipline).

Kemudian, yang kedua DS yang merupakan singkatan dari dominance dan submission. Ketika masuk dalam tahap ini, salah satu pasangan akan menyerahkan kuasa atas tubuhnya kepada pasangannya. Jadi, pasangan yang mengambil alih peran dominasi memiliki kuasa atas tubuh pasangan secara fisik, emosional, ataupun keduanya tergantung dengan kesepakatan bersama.

Nah, yang ketiga adalah SM yang merujuk pada Nod to Sadism. Untuk situasi yang terakhir ini, kedua belah pihak biasanya telah bersepakat untuk menyakiti pasangan demi tujuan memuaskan hasrat seksual. Rasa sakit yang timbul bisa memicu gairah seksual bahkan hingga mencapai puncak. Situasi ini biasa dikenal dengan sebutan sadomasokisme.

Dalam praktek BDSM, ketiga unsur di atas biasanya harus terpenuhi guna memenuhi hasrat seksual dan mencapai kenikmatan. Namun, yang perlu ditekankan adalah praktek ini memerlukan kesepakatan bersama dan tidak boleh dilakukan secara paksa.

Mitos dan Fakta Seputar BDSM

Apakah penjelasan dari pakar di atas membantu Parents memahami BDSM? Jenis aktivitas seksual ini pada dasarnya bukan lagi hal baru. Namun, masyarakat kerap mengaitkan aktivitas ini dengan penyimpangan seksual. Ada banyak mitos yang tersebar dan terlanjur dipercaya oleh masyarakat. Tetapi, apakah semuanya benar demikian?

Kami merangkum mitos dan fakta seputar BDSM bagi Parents yang ingin mengenal lebih jauh tentang aktivitas seksual ini. Yuk cari tahu dulu sebelum menilai lebih jauh.

Baca juga: 5 Posisi seks dengan penutup mata, untuk sensasi berlipat ganda

1. Mitos: Tidak Disukai karena Aneh

Banyak orang menilai BDSM adalah suatu penyimpangan dan oleh karena itu menganggap aktivitas seksual yang satu ini sebagai sesuatu yang aneh. Namun, tahukah Anda berdasarkan studi yang dimuat di Journal of Sexual Medicine pada tahun 2014, para peneliti justru menemukan fakta yang sebaliknya.

Sebanyak 47% responden perempuan mengatakan mereka ingin menjadi pihak yang mendominasi pasangannya ketika berada di ranjang. Selain itu, 52% responden perempuan juga berfantasi dirinya diikat oleh pasangan ketika sedang melakukan hubungan seks.

Sex coach Stephanie Hunter Jones pun mengatakan, aktivitas ini bukan sesuatu yang aneh. Justru berfantasi tentang BDSM adalah sesuatu yang sangat wajar meskipun pada kenyataannya banyak orang merasa malu untuk mengakuinya.

2. Mitos: BDSM adalah hal yang Berbahaya

BDSM memang cenderung berbahaya karena melibatkan aktivitas yang menyakiti pasangan seperti mengikat tali pada tubuh atau melakukan pukualn. Namun, mereka yang mempraktekkan BDSM dengan benar justru bangga karena mereka mampu menjamin keselamatan pasangannya.

Para pakar telah menekankan bahwa poin terpenting dari praktek ini adalah kesepakatan bersama. Artinya, antara kedua belah pihak atau lebih tak boleh melakukan aktivitas ini secara terpaksa. Justru mereka bersedia bersikap kooperatif untuk mencapai kenikmatan bersama.

3. Mitos: Aktivitas Ini Merusak Emosional

Ada syarat mutlak yang harus dipenuhi jika mau melakukan aktivitas ini: lakukanlah dengan cara yang benar. Para pakar seks seperti Stephanie Hunter Jones meyakini, apabila dilakukan dengan benar, yang terjadi justru sebaliknya: emosi seseorang dapat terkontrol dengan baik.

Jones mengatakan ia kerap meresepkan BDSM kepada kliennya yang memiliki kondisi asmara relatif datar atau istilahnya menjalani "vanilla relationship".

Aktivitas ini dapat membantu pasangan yang memiliki isu terkait kontrol dan kekuasaan. Pasangan yang cenderung tidak berkuasa dapat mengambil alih peran sebagai pihak yang mendominasi ketika di atas ranjang.

4. Mitos: Penggemar BDSM Memiliki Trauma Masa Lalu

Anggapan ini kerap ditujukan kepada para penyuka aktivitas BDSM. Mereka kerap dituduh memiliki trauma hebat di masa kecil sehingga perlu pelampiasan. Padahal, faktanya aktivitas ini tidak berkaitan dengan adanya trauma masa lalu.

Menurut studi yang dimuat di Journal of Sexual Medicine, jenis aktivitas seksual ini merupakan bentuk kesenangan tersendiri bagi seseorang. Justru, praktek ini adalah bentuk ekspresi diri dari proses psikopatologis.

***

Nah, Parents, sekarang sudah lebih paham dengan apa itu BDSM? Semoga artikel di atas bisa membantu menjelaskan praktek ini secara lebih jauh. Jadi, apakah Parents tertarik untuk mencobanya?

Baca juga: