Gejala tertular virus zika mirip demam berdarah
Baru-baru ini kita dikejutkan oleh kabar tentang kemunculan penyakit yang dipicu oleh virus Zika dan dampaknya pada janin dalam kandungan.
Penderita yang tertular virus Zika biasanya akan menunjukkan gejala-gejala seperti demam, pusing, muncul ruam merah pada kulit, sakit pada persendian dan mata merah.
Bisa juga diikuti dengan sakit pada bagian di belakang mata atau muntah-muntah. Secara sepintas gejala terserang virus ini mirip dengan demam berdarah.
Virus ini belum pernah diderita oleh orang Indonesia manapun di era sebelumnya. Keberadaan virus di Indonesia baru terungkap melalui laporan Eijkman Institute yang dikutip oleh Kompas beberapa waktu lalu.
Dr.Herawati Sudoyo Ph.D, Deputi Direktur Eikjman Institute mengatakan, pihaknya menemukan virus ini saat terjadi wabah demam dengue (demam berdarah) di Jambi pada Desember 2014-April 2015.
Oleh sekelompok peneliti dari University of Bahia, Brasil, nyamuk pembawa virus ini diidentifikasi sebagai nyamuk aedes aegypt dan aedes albopictus.
Menariknya, sebuah laporan penelitian di tahun 2003 oleh dan menyebutkan bahwa virus Zika telah masuk Indonesia sejak tahun 1977-1978. Saat itu peneliti ‘menemukan’ adanya 30 pasien di RS Tegalyoso, Klaten, Jawa Tengah, yang menunjukkan gejala tertular virus zika.
Sementara sebuah laporan lain menyebutkan, seorang turis wanita 52 tahun asal Australia tertular virus ini saat berkunjung ke Jakarta, Indonesia tahun 2013.
Pertama kali ditemukan di Uganda
Virus Zika pertama kali ditemukan tahun 1947 di tubuh seekor monyet yang hidup di Hutan Zika, Uganda. Kasus manusia yang terjangkit virus Zika pertama kali terjadi di Nigeria tahun 1954.
Masuknya virus ini ke Asia Tenggara diawali dengan sebuah wabah di Kepulauan Mikronesia tahun 2007. Pada tahun 2009 terungkap bahwa virus bisa menular melalui hubungan intim.
Meski belum ditemukan obat untuk mengatasi virus ini, kematian akibat virus Zika belum pernah terjadi. Penderita dilaporkan berangsur-angsur pulih setelah 2-7 hari sejak pertama kali menunjukkan gejala terjangkit virus.
Ini bukanlah alasan kita bisa bersantai-santai menghadapi serangan virus misterius ini, karena serangan virus Zika cukup merepotkan dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Apalagi jika misalnya Anda bekerja atau punya anak yang masih kecil.
Apalagi mengingat dampaknya pada ibu hamil dan janin dikandungannya. Baca: Mengenal Mikrosefali yang Disebabkan Virus Zika.
Cara mencegah tertular virus zika
1. Hindarkan diri Anda dari gigitan nyamuk dengan memakai krim anti nyamuk, baju berlengan panjang dan celana panjang saat berada di luar rumah.
2. Bayi di bawah usia tiga bulan tidak boleh memakai krim anti nyamuk. Selubungi tempat tidur bayi dengan kelambu agar terhindar dari gigitan nyamuk.
3. Lengkapi rumah Anda dengan air conditioner atau kawat kasa di lubang angin rumah untuk menghalau nyamuk masuk ke rumah Anda.
4. Ganti air di vas bunga ata bak mandi secara teratur.
5. Anak dan bayi di atas usia tiga bulan sebaiknya memakai krim anti nyamuk yang sesuai dengan usia mereka.
6. Minum banyak air putih dan cukup istirahat.
7. Segera berkonsultasi ke dokter jika tubuh Anda menunjukkan gejala terjangkit virus ini.
Semoga informasi ini bermanfaat.
(*)Artikel ini telah diperbarui
Referensi: Oxford University Press, ScienceDirect, Kompas, Centers for Disease Control and Prevention, WHO
Baca juga:
WHO Umumkan Kondisi Darurat Akibat Virus Zika
Akibat Wabah Virus Zika, Warga El Salvador Dihimbau Tidak Hamil Hinggal 2018
Virus Zika Sebabkan Kerusakan Otak pada Bayi-bayi Baru Lahir di Brazil