Antonim adalah Lawan Kata, Inilah Jenis dan Contohnya!

Antonim adalah kata yang memiliki makna berlawanan dari kata lainnya. Berikut ini beberapa jenis antonim dan contoh-contohnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dalam mempelajari bahasa Indonesia, kita mengenal mengenai apa yang disebut sebagai antonim atau lawan kata. Pada dasarnya, antonim adalah hubungan antarkata dalam suatu bahasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), antonim adalah kata yang memiliki makna berlawanan dari kata lainnya.

Dalam buku Diksi dan Gaya Bahasa, seorang ahli bahasa Gorys Keraf, pun menggunakan istilah antonim untuk menyatakan pertentangan kata atau lawan kata. Namun, ia juga menggunakan istilah antonimi. Istilah antonimi ini merujuk pada relasi antarmakna yang wujud logikanya sangat berbeda atau bertentangan.

Artikel terkait: Kapan usia terbaik ajarkan anak bahasa asing? Simak panduan ini, Parents!

Jadi, antonimi merujuk pada relasi, sedangkan antonim merujuk pada kata yang menjadi lawannya. Misalnya, bentuk antonimi yang biasa kita temui adalah relasi pertentangan pada kata benci - cinta, panas - dingin, timur - barat, dan lain sebagainya.

Sementara itu, antonim merujuk pada "cinta" yang menjadi lawan kata dari "benci".

Macam-macam atau Jenis Antonim

Dalam buku tersebut, Keraf juga menjelaskan bahwa antonim memiliki beragam jenis. Berikut ini beberapa macam bentuk antonimi atau relasi oposisi yang dijelaskan oleh Keraf.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

1. Oposisi Kembar

Oposisi kembar merupakan kelas antonim yang mencakup dua jenis anggota saja. Ini sangat sering ditemui dalam komunikasi sehari-hari dan bentuknya memancg cenderung lebih familier bagi banyak orang.

Bentuk oposisi ini memiliki ciri utama berupa adanya penyangkalan terhadap satu anggota dan menegaskan anggota lainnya, pun sebaliknya. Adapun contoh bentuk oposisi ini adalah sebagai berikut:

  • Perempuan - Laki-laki
  • Jantan - Betina
  • Naik - Turun
  • Kanan - Kiri
  • Jauh - Dekat
  • Datang - Pergi
  • Tua - Muda
  • Besar - Kecil
  • Maju - Mundur
  • Pulang - Pergi
  • Lupa - Ingat
  • Ganjil - Genap
  • Tradisional - Modern
  • Tajam - Tumpul
  • Pro - Kontra
  • Baik - Buruk

2. Oposisi Majemuk

Berbeda dengan oposisi kembar yang mencakup dua jenis anggota, oposisi majemuk cenderung bertalian dengan hiponim-hiponim dalam sebuah kelas kata. Hiponim sendiri dapat diartikan sebagai kata yang memiliki makna lebih sempit dan terliput dalam makna dari satu kata yang lebih umum.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Adapun ciri utama dari oposisi majemuk adalah adanya penegasan terhadap suatu anggota yang mencakup penyangkalan terhadap anggota lainnya secara terpisah.

Meski demikian, penyangkalan terhadap suatu anggota akan mencakup penegasan mengenai kemungkinan dari semua anggota yang lain. Misalnya adalah sebagai berikut:

  • Mobil Mercedes: hal ini dapat diartikan bahwa mobil yang dimaksud adalah mobil dengan merek Mercedes, bukan BMW, Honda, Toyota, dan lain sebagainya.
  • Baju berwarna merah: yang dimaksud dalam konteks ini hanya baju berwarna merah, bukan baju berwarna kuning, baju berwarna hijau, dan seterusnya.
  • Ponsel android: yang dimaksud adalah ponsel dengan sistem operasi androin, bukan ponsel dengan sistem operasi lainnya.

Artikel terkait: Berkomunikasi dengan Buah Hati, Pahami 5 Tahap Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

3. Oposisi Gradual

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Oposisi gradual merupakan bentuk perluasan dari oposisi kembar. Maksudnya, dua kata yang berlawanan masih terdapat sejumlah tingkatan maknanya.

Ibarat warna, oposisi ini bagaikan suatu gradasi, alih-alih hitam - putih. Ciri utama oposisi ini adalah adanya penyangkalan terhadap yang satu tidak mencakup penegasan terhadap yang lain meskipun penegasan terhadap yang satu mencakup penyangkalan terhadap yang lain. 

Misalnya, antara besar dan kecil, terdapat tingkatan tertentu, seperti sangat besar, besar, agak besar, agak kecil, kecil sangat kecil. Contoh lainnya adalah sangat tinggi, tinggi, agak tinggi, agak pendek, pendek, sangat pendek.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

4. Oposisi Hierarkis

Oposisi hierarkis terjadi karena tiap kata memiliki derajat atau tingkatan yang berbeda-beda. Inilah yang membedakan oposisi hierarkis dengan oposisi majemuk.

Biasanya, oposisi ini digunakan dalam urutan atau penanggalan. Misalnya, meter - milimeter, Januari - Februari, dan lain sebagainya.

Contoh Antonim

Nah, setelah memahami beragam macam atau jenis antonim, berikut ini kami juga merangkum beberapa contoh kata beserta antonimnya. Mengutip Kamus Sinonim-Antonim yang ditulis Harianto, inilah berbagai contoh antonim:

  • Asli - Palsu
  • Berisik - Sepi, senyap
  • Baik - Buruk
  • Bahagia - Sedih
  • Dobel - Tunggal, semata wayang
  • Elastis - Kaku
  • Girang - Sedih, duka
  • Haram - Halal
  • Atas - Bawah
  • Jauh - Dekat
  • Kuat - Lemah
  • Rajin - Malas
  • Ramai - Sepi
  • Sabar - Marah
  • Sedih - Senang
  • Tajam - Tumpul
  • Tambah - Kurang

Demikian penjelasan mengenai antonim. Secara singkat, antonim adalah lawan kata. Namun, ada berbagai jenis antonim, yakni oposisi kembar, oposisi majemuk, oposisi gradual, dan oposisi hierarkis. Semoga materi kali ini membantu Parents dalam membimbing buah hati belajar Bahasa Indonesia, ya!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga:

id.theasianparent.com/bahasa-bayi

id.theasianparent.com/tips-belajar-bahasa-asing

id.theasianparent.com/mengajari-anak-bahasa-ibu