Fenomena resesi seks yang tengah jadi sorotan di beberapa negara kembali mencuat setelah negara Korea Selatan memecahkan rekor angka kesuburan terendah di dunia. Rekor angka kesuburan Korea Selatan terendah ini secara resmi dirilis pada (24/08).
Angka Kesuburan Korea Selatan Terendah di Dunia
Rekor dengan angka kesuburan terendah ini sekaligus menjadi pukulan telak bagi Korsel. Karena negara ginseng ini dalam beberapa tahun belakangan justru tengah berjuang untuk membalikkan tren penurunan kelahiran yang sudah bertahun-tahun mereka alami. Namun angkanya bukan semakin naik malah semakin merosot.
Menurut statistik yang dikelola pemerintah Korea Selatan, tingkat kesuburan wanita Korsel yang dilihat dari jumlah rata rata anak yang akan dimiliki wanita selama hidupnya, menurun jadi 0,81 pada tahun lalu. Angka ini lebih rendah dari tahun 2020 sebanyak 0.03%.
Sementara itu, di negara maju lain seperti Amerika Serikat dan Jepang, angka ini tertinggal cukup jauh yaitu Amerika serikat dengan 1,6% sementara Jepang di angka 1,3%. Sementara itu negara Afrika yang memiliki angka kesuburan di dunia sebanyak 5 atau 6 %.
Populasi yang stabil dari suatu negara bisa dipertahankan dengan tingkat kesuburan 2,1 yaitu angka di atas yang menunjukkan pertumbuhan populasi.Tingkat kesuburan wanita Korea juga ditunjukkan dengan usia wanita mempunyai bayi yang berada pada rentang usia 33,4-0,2% lebih tua.
Tak hanya itu tren penurunan angka kelahiran Korea Selatan ini telah terjadi sejak 2015 hingga pada tahun 2020 Korsel mencatat lebih banyak kematian dibandingkan kelahiran. Hal ini berarti jumlah penduduk negara ini terus menyusut.
Penurunan demografis yang terjadi di negara ini, juga ditandai dengan banyaknya penduduk berusia tua sementara usia kerja terlalu sedikit. Pada November tahun lalu, warga Korea Selatan yang berusia di atas 65 tahun sebanyak 16,8%, sementara yang berusia 14 tahun ke bawah hanya 11,8%.
Berkaitan dengan angka kesuburan ini, beberapa negara memang tengah membahas perihal penurunan aktivitas seksual yang salah satunya disebabkan karena tekanan hidup yang kian tinggi.
Masalah reproduksi di Korea Selatan sendiri memang sudah dialami selama bertahun tahun. Puncaknya tahun 2021 terjadi penurunan sebesar 0.03 persen yaitu menjadi 0,81 persen berdasarkan data pemerintah. Angka ini didapat dari jumlah kelahiran per pasangan dibandingkan dengan keseluruhan populasi.
Faktor Penyebab Angka Kesuburan Korsel Menurun
Faktor-faktor yang menjadi penyebab angka kesuburan di Korsel menurun, diantaranya budaya kerja, upah stagnan, mahalnya biaya hidup, hingga kenaikan harga properti.
Namun ada juga sebab lain yang turut menjadi penyebab penurunan angka kesuburan ini yaitu kebanyakan perempuan di Korsel mengungkapkan mereka tidak memiliki waktu, uang, dan kapasitas emosional apalagi berkencan.
Yue Qian, Asisten Profesor Sosiologi di Universitas British Columbia, juga menuturkan hal yang serupa, bahwa 40 persen masyarakat Korsel yang berusia 20-an hingga 30-an tahun telah berhenti berkencan.
Hal ini menurut Yue disebabkan adanya persepsi bahwa pernikahan dan kencan sudah tidak lagi menjadi prioritas. Salah satunya disebabkan karena perempuan Korsel merasa akan mengemban tanggung jawab lebih banyak atas urusan rumah.
Hal ini didukung oleh riset Yue pada 2006 yang menemukan bahwa 46 persen perempuan Korsel yang menikah pada 25-54 tahun mengemban tugas rumah tangga sebesar 80%. Sementara suami hanya dibebankan tanggung jawab kurang dari 20 persen.
Disebut Tengah Alami Resesi Seks
Puncaknya pada pandemi Covid-19 tahun 2021, para wanita Korsel sudah enggan punya anak yang salah satunya disebabkan oleh biaya hidup yang kian melambung tinggi.
Dengan kata lain telah terjadi resesi seks di negara Korea Selatan. Resesi seks juga melanda negara lain seperti China dan Amerika Serikat. Pemerintah Korsel sudah membaca hal ini tapi tidak bisa melakukan banyak hal.
Milyaran dolar sudah dikeluarkan hanya demi mencoba meyakinkan pasangan untuk memiliki anak dan masalah uang memang dinilai menjadi faktor utama karena biaya membesarkan anak-anak di Korea Selatan tergolong mahal.
Baca juga:
Timbulkan Sensasi dan Adrenalin, Gaya Bercinta Ala Jepang Ini Bisa Dicoba
Pernah Masturbasi saat Tidur? Bisa jadi Anda Mengalami sexsomnia
Gara-gara Resesi Seks, Perempuan Lajang di Singapura Boleh Melakukan Ini