X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Berisiko sebabkan gagal ginjal dan jantung anak, waspadai gejala anemia hemolitik

Bacaan 4 menit

Anemia terjadi dalam tubuh seseorang saat jumlah sel darah merah pembawa oksigen terlalu rendah. Salah satu jenis anemia yang patut diwaspadai terjadi pada anak adalah anemia hemolitik.

Anemia hemolitik ini terjadi ketika sel-sel darah merah dihancurkan lebih cepat daripada sel-sel yang bisa dihasilkan oleh sumsum tulang. Hemolitik atau hemolisis sendiri merupakan istilah medis untuk penghancuran sel darah merah.

Kondisi ini tentu bisa berakibat fatal jika terjadi pada si kecil. Tanpa sel darah merah yang cukup, oksigen tidak akan sampai ke organ tubuh. Tanpa jumlah oksigen yang memadai, organ-organ pun tidak akan bekerja dengan baik.

Penyebab Anemia hemolitik

Anemia hemolitik

Anemia hemolitik

Ada dua kondisi yang bisa menyebabkan terjadinya jenis anemia ini pada anak, di antaranya :

Intrinsik

Kondisi ini bisa terjadi karena terdapat cacat dalam eritrosit atau sel darah merah. Eritrosit yang dihasilkan tidak bisa bertahan hidup selama sel darah merah yang normal pada umumnya.

Pada kasus ini, anemia terjadi karena faktor genetik, seperti halnya anemia sel sabit, talasemia, atau eritrositosis.

Baca juga : Penyakit Thalasemia tidak bisa disembuhkan tapi bisa dicegah, ini caranya

Ekstrinsik

Selain faktor genetik, ada juga penyebab lain yang berasal dari luar sel. Kondisi ini disebut dengan anemia hemolitik autoimun. Beberapa penyebabnya adalah:

  • Infeksi bakteri atau virus.
  • Gangguan autoimun seperti lupus eritematosa sistemik (SLE atau lupus), radang sendi, sindrom Wiskott-Aldrich, atau kolitis ulserativa.
  • Hipersplenisme, suatu kondisi saat limpa menghancurkan lebih banyak sel darah merah daripada kondisi normal.
  • Obat-obatan seperti antibiotik misalnya penisilin atau sulfonamid, obat-obatan untuk malaria, atau asetaminofen.
  • Kanker seperti leukemia, limfoma, atau tumor lainnya.

Beberapa jenis anemia hemolitik ekstrinsik ini bisa bersifat sementara dan hilang selama beberapa bulan. Namun pada beberapa kondisi, anemia ini bisa sampai kronis, berulang, dan membahayakan.

Oleh karena itu mengetahui berbagai gejalanya penting bagi setiap orangtua.

Gejala-gejala

Anemia hemolitik

Anemia hemolitik

Ada berbagai gejala anemia hemolisis yang terjadi pada anak. Gejala-gejala yang umum terjadi di antaranya :

  • Kulit pucat
  • Demam
  • Kelemahan
  • Pusing
  • Kebingungan
  • Intoleransi terhadap aktivitas fisik, menjadi sangat lesu
  • Penyakit kuning, terlihat dari kulit dan mata yang menguning
  • Urin berwarna gelap
  • Pembesaran limpa dan hati
  • Detak jantung cepat
  • Murmur jantung

Gejala anemia hemolitik ini secara umum tidak menimbulkan gejala sangat khas. Oleh karena itu saat si kecil mengalai gejala di atas sebaiknya segera periksakan ke dokter.

Komplikasi

Saat tak tertangani dengan baik, komplikasi pun bisa terjadi. Mengingat dengan risiko yang sangat berbahaya, setiap orangtua sebaiknya memerhatikan berbagai komplikasi yang bisa terjadi pada anak.

Beberapa kemungkinan komplikasi yang bisa terjadi di antaranya :

  • Batu empedu atau batu di kantong empedu
  • Gumpalan darah di paru-paru (emboli paru)
  • Gagal ginjal
  • Gagal jantung

Melihat komplikasi tersebut sebaiknya diagnosis dan penanganan yang dilakukan haruslah tepat. Semakin cepat terdeteksi, diharapkan penanganannya pun akan menjadi lebih maksimal.
Anemia hemolitik

Diagnosis

Ada beberapa tes yang umumnya dilakukan untuk mendiagnosis kondisi ini :

  • Hemoglobin dan hematokrit pemeriksaan hemoglobin dan sel darah merah dalam darah
  • Tes urin. Tes-tes ini dapat memeriksa hemoglobin dari penguraian sel darah merah.
  • Complete Blood Count (CBC). Tes ini dilakukan untuk memeriksa sel darah merah dan putih, sel pembekuan darah (trombosit), dan sel darah merah muda (retikulosit) serta banyak detail mengenai sel darah merah.
  • Peripheral smear berupa pengujian sel darah di bawah mikroskop untuk melihat normal atau tidaknya sel.
  • Tes-tes untuk memeriksa laktat dehidrogenase, bilirubin, dan haptoglobin yang dapat menyebabkan hemolisis berkelanjutan.
  • Pemeriksaan sumsum tulang, Sejumlah kecil cairan sumsum tulang dan jaringan sumsum tulang diperiksa untuk mengetahui  padat (disebut biopsi inti) seringkali dari tulang pinggul, atau keduanya diperiksa untuk mengetahui jumlah, ukuran, dan kematangan sel darah. Tes ini juga dapat mencari sel-sel abnormal.

Penanganan

Perawatan dan penanganan yang dilakukan akan disesuaikan dengan gejala, usia, dan kondisi kesehatan si kecil. Dokter pun akan menilai seberapa parah kondisi ini terjadi pada anak.

Beberapa anak tidak memerlukan perawatan intensif, namun ada yang butuh ditangani oleh ahli hematologi atau ahli kelainan darah. Biasanya bentuk perawatan yang diberikan, seperti :

  • Transfusi darah
  • Rituximab, obat untuk mengendalikan sistem kekebalan tubuh
  • Antibiotik untuk mengobati infeksi jika itu penyebabnya
  • Obat-obatan kortikosteroid atau steroid
  • Globulin imun intravena (IVIg)
  • Obat-obatan lain, tergantung pada jenis anemia hemolitik

Nah Parents yuk peka terhadap gejala si kecil. Segera konsultasikan bila ia mengalami berbagai gejala di atas.

Sumber : stanforchildren, kidshealth

Baca Juga :

Perhatikan gejala anemia sel sabit pada bayi, salah satunya bisa membahayakan jiwa!

 

Cerita mitra kami
Nikmati Layanan Konsultasi Dokter Gratis Hasil Kolaborasi Lifebuoy dan Halodoc untuk Perlindungan Keluarga Sehat
Nikmati Layanan Konsultasi Dokter Gratis Hasil Kolaborasi Lifebuoy dan Halodoc untuk Perlindungan Keluarga Sehat
4 Cara Mudah Tetap Sehat & Bebas Kuman Saat Liburan
4 Cara Mudah Tetap Sehat & Bebas Kuman Saat Liburan
5 Manfaat Minum Susu Setiap Hari, Tak Sekadar Memenuhi Kebutuhan Kalsium 
5 Manfaat Minum Susu Setiap Hari, Tak Sekadar Memenuhi Kebutuhan Kalsium 
Bebas Stress, Ini Cara Agar Si Kecil Mau Minum Obat Batuk Tanpa Dipaksa
Bebas Stress, Ini Cara Agar Si Kecil Mau Minum Obat Batuk Tanpa Dipaksa

 

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Anisyah Kusumawati

Diedit oleh:

Adisty Titania

  • Halaman Depan
  • /
  • Info Sehat
  • /
  • Berisiko sebabkan gagal ginjal dan jantung anak, waspadai gejala anemia hemolitik
Bagikan:
  • Jangan sepelekan kekurangan vitamin D, lakukan 3 cara ini untuk mengatasinya!

    Jangan sepelekan kekurangan vitamin D, lakukan 3 cara ini untuk mengatasinya!

  • 5 Tanda kekurangan vitamin pada anak yang sering tak disadari

    5 Tanda kekurangan vitamin pada anak yang sering tak disadari

  • Jangan sepelekan kekurangan vitamin D, lakukan 3 cara ini untuk mengatasinya!

    Jangan sepelekan kekurangan vitamin D, lakukan 3 cara ini untuk mengatasinya!

  • 5 Tanda kekurangan vitamin pada anak yang sering tak disadari

    5 Tanda kekurangan vitamin pada anak yang sering tak disadari

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.