Enam orang anak bersaudara di Balikpapan, Kalimantan Timur, seketika menjadi yatim piatu setelah kedua orang tuanya meninggal di waktu yang hampir bersamaan.
Kisah haru kakak-beradik ini menjadi viral di media sosial dan mengundang empati dan belas kasih. Tidak sedikit warga yang berbondong-bondong mendatangi anak-anak yatim piatu tersebut. Bahkan hingga berebut ingin mengadopsi.
Seperti apa kisahnya?
Anak-anak ini menjadi yatim piatu dalam sehari
Keenam anak yatim piatu tersebut tinggal di RT 20 kawasan Sepinggan Raya, Balikpapan Selatan. Orangtua mereka meninggal hampir bersamaan di Balikpapan pada Minggu, 23 Februari 2020.
Ibu mereka, Siti Haryati meninggal sesaat melahirkan anak keenam, Safayanti Mardani. Sedangkan sang ayah, Yaya Mardani, mengembuskan napas terakhirnya, sesaat setelah jenazah sang istri dimandikan. Siti meninggal pada pukul 10.00 dan Yaya meninggal pada 17.00, hanya berselang 7 jam.
Artikel terkait: Sedih, 3 anak balita besaudara ini idap kanker mata
Menurut penuturan Wa Ode Rusdiana, orangtua Siti Haryati, Yaya meninggal karena tidak tahan menahan kesedihan akibat ditinggal istrinya sehingga penyakit darah tingginya kambuh.
Pasangan suami-istri tersebut memang diketahui memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi. Ketika hamil, dokter kandungan sudah mengingatkan Siti Haryati. Sementara, Yaya Mardani sudah rutin mengonsumsi obat penurun tekanan darah.
Sehingga, kini Rusdiana otomatis menjadi wali enam cucunya. Mereka adalah Ali Mardani (10), Alika Akhira (8), Alifa Alfira (6), Aldo Lila (4), Dira Nawa (2), dan bayi Safayanti.
Warga dari berbagai daerah datang memberi bantuan
Peristiwa ini pun mengundang empati para tetangga dan warga sekitar yang datang menjenguk dan memberi bantuan. Bukan hanya dari Balikpapan, banyak juga warga dari luar daerah pun seperti Kota Samarinda, Kutai Kartanegara, dan Penajam Paser Utara ikut mengulurkan bantuan.
Mereka yang datang memberikan sembako dan kebutuhan bayi kepada enam anak yang kini dirawat oleh kakek dan nenek mereka, Mustafa dan Wa Ode Rusdiana. Banyaknya bantuan yang datang sampai menumpuk di halaman rumah. Hal ini tentu saja melegakan hati Rusdiana karena dia harus mengasuh enam cucunya seorang diri.
Artikel terkait: Tak ingin anaknya trauma, ayah di Suriah ajarkan putrinya tertawa saat mendengar bom
“Saya masih punya tanggungan anak berumur 12 tahun. Sedangkan, suami sudah tua dan mulai sakit-sakitan akibat penyakit darah tinggi,” tuturnya.
Rusdiana mengatakan tidak menolak segala kebaikan yang telah diberikan warga maupun pemerintah Kota Balikpapan untuk keenam cucunya itu. Namun dia berharap, bantuan tersebut berupa bantuan dana untuk biaya sekolah keenam cucunya.
“Kalau seandainya mau ada bantuan, aku hanya minta bantu untuk uang sekolah saja. Kalau untuk makan bisa dicari,” kata Rusdiana.
Banyak yang berniat mengadopsi anak-anak yatim piatu ini
Selain memberi bantuan, sejumlah warga mengaku berniat mengadopsi keenam anak itu. Rata-rata mereka mengaku terenyuh dengan kondisi enam anak yang ditinggal pergi kedua orang tuanya itu sejak 23 Februari 2020 lalu.
Meskipun hidup dalam keterbatasan, Rusdiana enggan menyerahkan cucunya diasuh orang lain. Diakui olehnya, semenjak kisahnya viral di media sosial, puluhan orang berdatangan mengajukan diri mengadopsi cucunya. Si bungsu Safayanti lah yang paling banyak diinginkan warga untuk mengadopsi.
Artikel terkait: Mengharukan! Bocah 12 tahun berjuang menafkahi keluarga dengan berjualan cilok
Dikutip dari laman Liputan6, Rusdiana mengatakan, “Sudah banyak yang menawarkan diri, bahkan Wali Kota Balikpapan bertanya bagaimana saya nantinya memelihara anak-anak ini,”.
“Karena anak saya pernah berbicara, ‘Bilamana saya tidak ada, Mak, tolong anak saya jangan dikasihkan ke orang. Mamak saja yang piara,’” tutur Rusdiana seperti dilansir iNews.
Bantuan dari Presiden Jokowi
Kabar baiknya, berita memilukan anak-anak yatim piatu ini juga sampai ke telinga Presiden. Joko Widodo pun mewujudkan keinginan Rusdiana dengan memberikan bantuan berupa biaya pendidikan bagi mereka. Keenam anak tersebut telah dijamin pendidikannya hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
“Presiden sendiri pakai duit pribadi menjamin biaya pendidikan masing-masing anak,” kata Kepala Dinas Sosial Balikpapan, Purnomo seperti dikutip dari laman Kompas.
Bantuan tersebut disalurkan melalui pemerintah kota Balikpapan. Purnomo juga mengatakan bahwa mereka sudah dibukakan rekening masing-masing.
Selain itu, pemerintah juga memberikan bantuan berupa Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Purnomo menuturkan bahwa keenam bersaudara itu dalam kondisi yang baik, sehat dan telah bersekolah seperti biasa.
“Mereka semua sehat. Psikis mereka juga baik. Tidak ada gejala traumatik,” pungkasnya.
Sumber: Kompas, Liputan6, iNews
Baca juga:
Kisah haru Hana Chan, anak lima tahun yang mengurus rumah tangga setelah sang ibu tiada