X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Ruam Popok Expert
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Mengharukan! Bocah 12 tahun berjuang menafkahi keluarga dengan berjualan cilok

Bacaan 3 menit

Kehidupan memang mengharuskan kita untuk berjuang. Perjuangan ini pula yang tengah dijalani Muhammad Saputra yang harus mencari nafkah setelah kedua orangtuanya meninggal. Perjuangan anak ini pun, membuat banyak orang merasa iba. Kisahnya viral di media sosial. 

Dilansir dari Kompas, Muhammad Saputra adalah seorang anak yatim-piatu yang berusia 12 tahun. Orangtuanya meninggal pada tahun 2018 silam. Ayah putra meninggal akibat sakit paru-paru. Sedangkan ibunya meninggal setelah melahirkan adiknya yang paling kecil.

Kini, Muhammad Saputra tinggal bersama kakaknya, Leha dan adiknya yang masih TK, serta adik bungsunya yang masih berusia 10 bulan.

Perjuangan anak 12 tahun berjualan cilok untuk menghidupi keluarga

perjuangan anak

Setelah ayahnya meninggal pada Mei 2018 lalu, Putra berjualan cilok yang dibuat tetangganya. Dengan menggunakan sepeda, Putra berkeliling sambil menjual cilok buatan Ratini, tetangganya.

Meski berjualan cilok, Putra tak meninggalkan bangku sekolah. Saat ini duduk di kelas 3 SDN Jurang Mangu Timur I, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan.

Melihat usianya yang sudah 12 tahun, Putra seharusnya sudah menjadi murid kelas 6 SD, namun ia sempat mengalami putus sekolah saat sang ayah mengalami sakit.

“Sempat putus sekolah waktu bapak sakit, jadinya berhenti. Jadi kelas 3 lagi, ketinggalan pelajaran,” kata Siti Juleha (17), kakak Putra.

Saat sang ayah sakit, Putra juga terpaksa mencari uang dengan cara mengamen di kawasan Ciledug.

“Sering lagi ngamen gitu disangka ada bosnya. Padahal mah ngamen sehari-hari buat makan, bantuin kakaknya buat beli susu,” ujar Leha sambil menggendong adik kecilnya yang baru berusia 10 bulan.

Kakanya Leha tidak bekerja karena harus menjaga adik bungsu yang kini berusia 10 bulan. Leha dan putra juga memiliki adik yang masih duduk di bangku Taman Kanak Kanak (TK).

Sempat putus sekolah, Putra bisa kembali mengenyam pendidikan berkat bantuan tetangga

perjuangan anak

Perjuangan anak  yatim piatu agar bisa sekolah.

Melihat Putra yang terpaksa putus sekolah karena berjualan cilok untuk mencari nafkah, ibu-ibu di lingkungan rumah Putra tergerak hatinya untuk membantu. Mereka mengusulkan kepada para relawan-relawan untuk bersedia membantu Putra agar bisa sekolah kembali.

Akhirnya, sebuah organisasi non-pemerintah bernama Sekolah Relawan di Depok menghampiri kediaman Putra dan menawarinya untuk bersekolah kembali. Seluruh keperluan Putra untuk bisa kembali mendapatkan pendidikan yang layak dibiayai oleh relawan tersebut.

Putra pun mengaku senang akhirnya bisa bersekolah kembali.

“Senang, bisa ketemu teman-teman lagi,” kata Putra sambil tersenyum.

Meskipun usianya lebih tua dari teman-temannya di kelasnya, ia tak malu dan tetap semangat untuk datang ke sekolah setiap harinya.

Tapi Putra tidak memungkiri terkadang ada saja teman-teman di sekolah yang mengejeknya karena ia seorang pedagang cilok. Namun, ejekan tersebut hanya dianggap Putra sebagai angin lalu. Bahkan tanpa merasa malu, tak jarang ia membawa cilok dagangannya ke sekolah.

“Di sekolah ada juga teman-teman yang beli,” ujar putra.

Banting tulang di malam hari, dan harus kembali bersekolah di siang hari, membuat Putra tak bisa berbohong dan mengakui ia terkadang merasa lelah. Bahkan tak jarang ia ditegur gurunya karena kedapatan terlambat datang atau mengantuk saat proses belajar mengajar.

Meskipun sering dimarahi ia tetap mengagumi sosok gurunya.

“(Gurunya) baik, suka bercanda,” ujar Putra.

Putra berharap dia bisa terus mengeyam pendidikan sambil terus membantu menghidupi kakak dan adik-adiknya.

Semangat terus ya, Putra!

 

Cerita mitra kami
Waspada Penyakit Hepatitis Misterius, 3 Anak di DKI Jakarta Meninggal Dunia
Waspada Penyakit Hepatitis Misterius, 3 Anak di DKI Jakarta Meninggal Dunia
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura

Baca juga:

Dikabarkan 4 Anak Yatim Terlantar di Sumedang, Ini Klarifikasi Ibu Mereka

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Nia Lara Sari

  • Halaman Depan
  • /
  • Berita Terkini
  • /
  • Mengharukan! Bocah 12 tahun berjuang menafkahi keluarga dengan berjualan cilok
Bagikan:
  • Mengharukan! Perjuangan orangtua untuk anaknya yang sakit paru-paru ini viral

    Mengharukan! Perjuangan orangtua untuk anaknya yang sakit paru-paru ini viral

  • Beratnya jadi seorang ibu tunggal, ibu ini berbagi pengalamannya

    Beratnya jadi seorang ibu tunggal, ibu ini berbagi pengalamannya

  • Mengharukan! Perjuangan orangtua untuk anaknya yang sakit paru-paru ini viral

    Mengharukan! Perjuangan orangtua untuk anaknya yang sakit paru-paru ini viral

  • Beratnya jadi seorang ibu tunggal, ibu ini berbagi pengalamannya

    Beratnya jadi seorang ibu tunggal, ibu ini berbagi pengalamannya

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.