Mayoritas orangtua tentu ingin anaknya dapat menyerap pelajaran di sekolah dengan baik. Namun tak dapat dimungkiri, terkadang anak mengalami kesulitan belajar. Contoh kasus yang sering terjadi adalah anak takut matematika.
Jika buah hati Parents pun mengalami kondisi demikian, kira-kira apa, sih, yang menyebabkan ia takut dengan pelajaran matematika? Lalu, cara apa pula yang bisa orangtua lakukan untuk menolong si kecil?
Padahal, sadar atau tidak, pelajaran matematika ini sudah anak temui sejak taman kanak-kanak. Anak mulai diperkenalkan dengan konsep matematika dasar, misalnya melalui kegiatan menghitung jumlah buah dalam keranjang.
Kemudian saat masuk sekolah dasar, mereka akan memelajari keterampilan matematika yang lebih kompleks secara bertahap, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan masih banyak lagi.
Dari situ, seharusnya anak sudah terbiasa, dong, dengan pelajaran matematika? Ya, meskipun ada beberapa anak bisa menyukai matematika, tapi tak sedikit pula yang berkebalikan dengan itu. Sejumlah anak justru menganggap matematika sebagai sesuatu hal yang menakutkan.
Nah, agar Parents mengetahui lebih jelas mengapa anak takut matematika, berikut ini adalah penjelasannya melansir dari laman Very Well Family. Tak luput, ada pula tips yang dapat orangtua lakukan guna menangani kondisi tersebut.
Penyebab Anak Takut Matematika
Tak jarang, berhadapan dengan angka dan konsep matematika dapat menimbulkan kecemasan, rasa takut, hingga stres pada anak. Dalam istilah psikologi, kondisi ini dikenal dengan sebutan math anxiety. Penyebab terjadinya math anxiety bisa beragam.
Pertama, anak-anak bisa merasa cemas karena tidak mendapatkan jawaban yang benar. Mereka mungkin merasa frustrasi dan kesal lantaran tidak berhasil dengan baik dalam matematika dan mungkin mengembangkan ketidaksukaan pada mata pelajaran tersebut. Hal ini akan membuat keterampilan matematika semakin sulit dikembangkan.
Kedua, si kecil tidak atau belum memahami apa yang diajarkan. Sering kali, anak-anak merasakan math anxiety ketika mereka tidak menguasai keterampilan matematika sejak awal, tetapi kemudian terus-menerus diharapkan untuk memelajari matematika tambahan ketika mereka belum mendapat pengetahuan dasar.
Sebagaimana bangunan yang kokoh tidak dapat didirikan di atas fondasi yang goyah, mengharapkan seorang anak mendapat keterampilan matematika baru ketika mereka belum menguasai dasar-dasarnya, dapat menyebabkan kurangnya kepercayaan diri dan kecemasan tentang matematika.
Itulah yang bisa terjadi ketika anak-anak berusaha berjuang untuk menemukan jawaban yang benar atas soal matematika tanpa memahami konsepnya sejak awal.
Ketiga, anak-anak di sekolah mungkin melihat teman sebayanya unggul dalam matematika dan menimbulkan keyakinan bahwa ‘dari sananya’ mereka memang tidak pandai matematika seperti anak-anak lain. Hal ini dapat menyebabkan keraguan diri dan keengganan untuk berusaha lebih keras dalam meningkatkan keterampilan matematika mereka sendiri.
Tips Menangani Anak yang Takut Matematika
Parents dapat membantu si kecil mengatasi kecemasannya dengan mengembangkan sikap positif terhadap matematika itu sendiri dan mencoba menemukan cara untuk menggunakan angka sebanyak mungkin dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut beberapa tips yang dapat membantu anak menghindari stres akibat pelajaran matematika.
1. Atasi Anak Takut Matematika dengan Game
Bermain game yang berorientasi pada matematika dan angka adalah cara terbaik untuk membuatnya lebih menyenangkan, sehingga anak-anak tertarik mengerjakan matematika.
2. Waspadai Sikap terhadap Matematika
Pernahkah Parents mengatakan hal-hal seperti, “Saya tidak pandai matematika,” Jika demikian, pertimbangkan untuk mengubah sikap, atau setidaknya hindari menyuarakan gagasan negatif tentang matematika dengan lantang. Pasalnya anak memerhatikan dan belajar dari orangtua.
3. Dampingi Anak Belajar
Kemahiran matematika pada dasarnya bisa dilatih, maka dorong si kecil untuk berlatih sembari mendampinginya dengan kasih sayang. Coba juga cari cara menyenangkan untuk memasukkan unsur matematika dalam kehidupan sehari-hari.
4. Tanamkan Sikap Optimis
Singkirkan gagasan bahwa orang tidak pandai matematika karena dari sananya memang begitu. Anggapan ini terutama banyak disalapahami oleh anak perempuan yang percaya mereka tak lebih pandai dari laki-laki dalam urusan logika.
5. Cari Bantuan Lebih Awal
Banyak guru mungkin salah mengira perhatian anak perempuan di kelas dan penyelesaian tugas sebagai indikator bahwa mereka memahami materi, padahal sebenarnya belum tentu. Untuk memastikan bahwa seorang anak benar-benar paham, guru dan orangtua harus membahas materi tersebut bersama anak, dan jika perlu beri dia bantuan tambahan secepat mungkin.
6. Bantu Anak Belajar dari Kesalahan
Salah satu hal terbaik yang dapat orangtua lakukan adalah meyakinkannya anak bahwa kesalahan merupakan keniscayaan dan itu adalah kesempatan belajar.
Intinya, orangtua harus mencari tahu penyebab anak takut matematika terlebih dahulu, lalu menerapkan tips atau cara penanganan yang sesuai dengan faktor penyebabnya. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Parents.
Baca Juga:
Anak ingin kursus matematika? Ini 4 metode yang bisa jadi pilihan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.