Kebiasaan anak yang rewel saat waktunya makan bisa membuat para orangtua kehilangan kesabaran. Tak jarang, orangtua juga kerap menyalahkan dirinya sendiri ketika anak susah makan.
Memang, ada beberapa faktor cara mendidik anak yang bisa membuatnya jadi suka pilih-pilih makanan. Misalnya, karena orangtua yang suka memaksa makan, menawarkan camilan atau minuman sebelum waktunya makan, tidak memberikan contoh makan yang baik, dan memberikan anak porsi makan yang besar.
Namun selain itu, ternyata faktor genetis juga berperan dalam kebiasaan anak yang suka menolak makanan tersebut, menurut penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry pada Jumat (14/10/2016).
Pengaruh genetik pada anak susah makan
Andrea Smith, salah satu peneliti dalam studi tersebut, menerangkan hasil penelitian mereka yang melibatkan lebih dari 1.900 pasang anak kembar usia 16 bulan.
Penelitian ini melihat kebiasaan makan anak-anak tersebut. Secara spesifik meneliti kecenderungan mereka dalam memilih makanan berdasarkan tekstur, rasa, dan bau makanan yang ditawarkan (disebut ‘kerewelan makanan’) dan penolakan mereka untuk mencoba makanan baru (disebut ‘nephobia makanan’).
Penggunaan anak kembar identik (yang berbagi 100% dari gen mereka), dan kembar non-identik (yang berbagi 50% dari gen mereka) dalam penelitian ini membantu untuk melihat pentingnya faktor genetis dibanding faktor-faktor lainnya.
Tim penelitian juga menyelidiki bagaimana gen dan lingkungan rumah (seperti perilaku orangtua), berperan dalam sikap anak terhadap makanan.
Mereka menemukan bahwa “pengaruh genetik yang signifikan pada kerewelan makanan dan neophobia (ketakutan akan hal baru) makanan dialami anak pada masa awal kehidupannya,” kata Smith.
Secara umum, faktor genetis dapat mempengaruhi kecenderungan anak susah makan sebesar 46% dalam hal kerewelan makanan, dan 58% dalam hal neophobia makanan. Jadi jika Parents termasuk orang yang suka pilih-pilih makanan dan sulit mencoba makanan baru, maka kecenderungan ini akan menurun pada anak.
Faktor-faktor lainnya termasuk bagaimana cara orangtua menangani anak pada waktu makan. Terutama apakah mereka mencoba untuk memaksa anaknya makan atau tidak.
“Ketika waktu makan cenderung negatif, anak menjadi tegang sehingga kemungkinan untuk rewel menjadi lebih kuat setiap kali ia disuruh makan,” terang Smith.
“Memaksa anak untuk makan juga dapat memperburuk kecenderungan ini.”
Cara mengatasi anak susah makan
Parents tidak perlu terlalu khawatir. Ada beberapa cara yang dapat Parents lakukan untu mengatasi anak yang susah makan.
a. Ajarkan anak makan dengan benar
Anak kecil cenderung meniru perbuatan orangtua atau orang dewasa disekitarnya. Untuk itu, cobalah ajarkan anak untuk makan bersama keluarga secara rutin.
Biarkan anak melihat Anda makan dengan lahap dan mengonsumsi berbagai jenis makanan. Jangan lupa untuk jelaskan mengapa Anda harus memakannya. Misalnya, kenapa Anda makan sayuran, buah, dan lain sebagainya.
Dengan begitu, Anda akan mengenal berbagai macam jenis makanan dan memahami kenapa dia harus memakannya. Batasi waktu sekitar 30 menit untuk tiap waktu makan.
Biasakan pula makan di waktu yang konsisten, yaitu tiga kali waktu makan utama dan dua kali makan camilan setiap hari.
b. Biarkan anak makan sendiri
Meskipun cukup sulit, tetapi percayakan anak untuk makan sendiri bila dia sudah cukup besar. Dengan makan sendiri, dia dapat lebih menghargai makanan yang ada di depannya.
Selain itu, jangan berikan dalam porsi yang besar dalam satu kali waktu makan. Lebih baik, berikan dalam porsi kecil sesuai dengan usianya.
c. Buat waktu makan anak menjadi menyenangkan
Tidak ada salahnya untuk membeli peralatan makan yang lucu agar anak semakin bersemangat saat makan. Saat ini, ada begitu banyak bentuk dan warna peralatan makan anak yang dapat Anda pilih.
Sekali-kali, Anda juga bisa membentuk makanan anak menjadi karakter kartun kesukaannya. Dengan begitu dia akan menganggap bahwa waktu makan adalah waktu yang tak kalah menyenangkannya dengan bermain.
Di waktu yang spesial, cobalah ajak teman-temannya untuk makan bersama. Anak yang susah makan, cenderung akan makan lebih banyak ketika bersama teman-teman sebanyanya.
d. Hindari gangguan
Biasakan anak untuk makan di meja makan, jangan di depan televisi. Televisi atau gadget dapat menjadi gangguan yang mengalihkan fokus anak saat makan.
Jadi sebaiknya hindari hal-hal yang dapat mengalihkan fokusnya.
e. Pilih makanan MPASI yang tepat
Makanan apa yang anak makan saat periode MPASI juga berperan penting untuk kebiasaan makan anak. Menurut Dr. Alastair Sutcliffe, spesialis anak di UCL, orangtua dapat menghindari kecenderungan anak susah makan sejak bayi.
“Makanan yang salah pada periode MPASI secara umum menjadi penyebab masalahnya,” kata Sutcliffe seperti dikutip CNN.
Sutcliffe juga mengatakan beberapa orangtua membuat kesalahan dengan memberikan makanan manis untuk bayi yang baru mulai makan. Ia merekomendasikan para orangtua untuk memberikan makanan yang bervariasi dan bernutrisi, serta menghindari makanan manis.
“Kunci untuk mengatasi anak susah makan adalah menawarkan atau mendorong, tapi tidak memaksa, anak untuk mencoba berbagai macam makanan sehat yang juga dimakan semua anggota keluarga, dan tunjukkan bahwa Anda juga menikmati makanan tersebut,” kata Sutcliffe.
Dengan cara tersebut, keingintahuan anak balita akan muncul dan menghilangkan ketakutannya akan makanan baru. “Tapi tetaplah bersabar,” tambahnya.
Baca juga
Menu dan Tips Memberi Makan Bayi Saat Tumbuh Gigi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.