Mendampingi anak sunat tentu menjadi momen membahagiakan sekaligus mendebarkan.
Setidaknya perasaan inilah yang saya rasakan ketika mendampingi putra saya yang berusia 8 tahun sunat.
Senang dan bahagia, lantaran anak saya akan memasuki tahapan perkembangan selanjutnya. Khawatir, jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan saat proses sunat berlangsung.
Bukankah dalam hal apa pun memang akan ada risiko yang bisa membayangi? Termasuk saat anak sunat.
Berbicara masalah anak sunat, saya baru saja dikejutkan dengan sebuah berita yang saya baca dari Detik.com. Bagaimana tidak, dalam berita tersebut dipaparkan, ada seorang anak lelaki yang berusia 9 tahun mengalami ‘kecelakaan’ saat disunat.
Anak lelaki yang duduk kelas 3 SD di Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan ini harus kehilangan bagian vital dari organ tubuhnya. Ujung kemaluannya ikut terpotong saat dikhitan.
Membaca berita ini, jelas membuat saya bergidik ngeri. Karena kesalahan tukang khitan yang dipanggil keluarga, bocah ini pun harus menanggung akibatnya.
Dikutip dari Detik News, peristiwa ini berawal saat korban, MI disunat di rumah orang tuanya, Kamis (30/8) lalu. Siapa sangka, proses sunat tidak berjalan mulus. Ketika itu, MI mengerang kesakitan bukan main. Sebabnya dikarenakan ujung penisnya ikut terpotong.
Kondisi ini pun akhirnya membuat MI mengalami pendarahan dan segera dilarikan ke Rumah Sakit untuk mendapatkan pertolongan. Hingga saat ini, MI masih dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Islam PKU Muhamadiyah Pekajangan. Sedangkan alat kelamin yang sudah terpotong tidak bisa tersambung lagi
Proses sunat ini rupanya dilakukan petugas khitan, B (68). Dia adalah pensiunan mantri kesehatan, warga Kecamatan Doro, Pekalongan.
Pelaksanaan khitanan ini menggunakan alat khitan berupa alat potong laser untuk mengkhitan MI.
Tak terima dengan kondisi anaknya, orangtua MI pun segera melaporkannya ke pihak berwenang, Polres Pekalongan
“Ya, ada laporan kejadian itu. Kami sedang melakukan pemeriksaan. Yang menangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA),” Kata Kapolres Pekalongan, AKBP Wawan Kurniawan, saat dihubungi wartawan, Kamis (6/9/2018) Siang.
AKBP Wawan Kurniawan menambahkan saat ini pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan saksi-saksi.
Anak sunat sebabkan ujung penis terpotong, bisakah diperbaiki?
Peristiwa seperti ini tentu saja tidak pernah diduga. Sebagai orangtua yang memiliki anak lelaki, saya tidak bisa membayangkan bagimana rasa khawatir yang dirasakan oleh orangtua MI. Belum lagi dengan kondisi psikis MI sendiri.
Saya pun menghubungi dr. Rikky CA Sp.An, untuk menayakan apakah kondisi kesalahan sunat ini masih bisa diperbaiki?
Founder dari Surgy Medika, spesialis sunat yang berada di kawasan Bintaro ini pun menandaskan bahwa hal terpenting jika anak mengalami pendarahan sesaat setelah disunat, tentu saja perlu menghentikan perdarahannya lebih dulu.
“Kemudian tentu saja perlu dirujuk ke dokter spesialis urologi untuk diperbaiki,” tandasnya.
Namun, dikatakan dr. Rikky, bisa atau tidaknya kondisi penis anak untuk diperbaiki memang akan tergantung dengan kondisi kerusakan penis anak.
“Memang ada yang namanya rekontruksi, tapi memang kadang berhasil tapi kadang juga tidak berhasil. Harus dilihat lebih dulu seberapa parah kerusakan yang terjadi.”
Oleh karena itulah dr. Rikky mengingatkan agar orangtua lebih berhati-hati memilih metode untuk anak sunat.
“Sunat wajib ke dokter, karena selain dokter sebenarnya bukan kewenangkan untuk menyunatkan anak. Selain itu, penting bagi orangtua untuk pelajari atau menanyakan teknik apa yang mau dipakai. Apa saja keuntungan dan risikonya.”
Ditambahkan dr. Rikky, bahwa anak sunat standar medisnya adalah sunat konvensional dengan teknik dorsumsisi dan sirkumsisi dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Baca juga :
Sunat dengan metode bipolar, sunat tanpa membuat penis berdarah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.