Seorang anak usia 3 tahun meninggal akibat kesalahan prosedur saat periksa ke dokter gigi anak di Stockton, California, Amerika Serikat. Padahal sebelumnya ia tak punya keluhan apa-apa seputar kesehatan.
Awalnya, orangtua Daleyza – Jose Hernandez dan Araceli Avila – membawa anaknya untuk periksa rutin ke dokter gigi. Daleyza memiliki gigi karies seperti anak-anak pada umumnya.
Saat tiba di klinik gigi anak tersebut, Daleyza masuk ke ruang periksa. Petugas medis melarang Jose dan Avila untuk menemani anaknya dan mempersilakan mereka menunggu di luar.
Perawat memberitahukan mereka bahwa dua gigi anaknya dicabut. Selain itu, geraham Daleyza juga akan dipasangi mahkota gigi agar terlihat rapi.
Dokter juga akan memberikan suntikan anestesi padanya.
Artikel terkait: 3 Kondisi yang Menyebabkan Gigi Susu Perlu Dicabut
Ketika masih menunggu di luar, tiba-tiba ada suara ambulans yang mendekati klinik. Dari perawat di sana, Avila mengetahui bahwa ambulans tersebut untuk mengangkut seorang anak yang harus segera dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit.
Jose dan Avila tak pernah menyangka bahwa ambulans itu justru membawa anaknya. Mereka kaget, bingung, sedih, dan panik.
Perawat klinik gigi berusaha menenangkan mereka berdua. Ia mengatakan bahwa detak jantung anaknya berhenti sementara tapi semuanya dalam situasi aman terkendali.
Tak puas, dengan jawaban si perawat, Avila berusaha mendesak masuk ke dalam ambulan. Tapi petugas medis melarangnya masuk.
Saat itu, anaknya sudah tak sadarkan diri karena pengaruh obat bius. Selain itu, dokter gigi pun tak menjelaskan lebih lanjut keadaan anaknya.
Avila memperkirakan, anaknya menghembuskan nafas terakhir di perjalanan menuju rumah sakit. Yang lebih membuatnya sakit hati adalah ia tak bisa mendampingi anaknya di saat-saat terakhir.
Kini, ia berusaha menggugat pihak klinik gigi anak tersebut dan meminta penjelasan prosedur yang telah diberikan pada anaknya. Menurut keterangan yang ia terima, anaknya alergi terhadap obat bius yang digunakan oleh pihak klinik.
David Thompson dari pihak klinik gigi anak berkata kepada KRCA bahwa penanganan Daleyza adalah periksa gigi biasa seperti penanganan karies gigi dan pemasangan mahkota gigi. Namun ia mengakui bahwa mencabut dua gigi sekaligus di bawah obat bius total memang bukan perawatan gigi yang biasa.
David juga menjelaskan pada media bahwa orangtua Daleyza sudah menyepakati prosedur anestesi untuk anaknya saat periksa ke dokter gigi tersebut. Bahkan, mereka menyediakan surat persetujuan tindakan medis dalam bahasa Spanyol sesuai dengan bahasa utama keluarga Hernandez.
Peristiwa yang terjadi pada hari Senin 19 Juni tersebut membuat heboh media sosial. Sampai-sampai klinik terpaksa ditutup untuk sementara karena adanya ancaman pembunuhan terhadap staf dan dokter di sana.
“Aku akan terus menuntut keadilan lewat jalur hukum. Supaya apa yang terjadi pada anakku tidak terjadi pada yang lain, supaya mereka tidak merasakan duka seperti yang kurasakan akibat kehilangan anak perempuanku.” tutur Avila.
Penggalangan dana pun dilakukan untuk membantu biaya pemakaman Daleyza. Dari target USD 7.000 selama 9 hari di laman GoFundMe, dana yang terkumpul mencapai USD 11.000 lebih.
Baca juga:
3 Fakta Seputar Kesehatan Gigi dan Mulut Anak dari Dokter Gigi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.