“Wah anak jatuh ya? Diurut coba biar nggak rewel”
Apakah bunda pernah menerima saran seperti itu ketika si kecil baru terjatuh? Jika iya, sebaiknya saran tersebut tidak perlu bunda hiraukan terlebih jika anak jatuh dan mengalami memar.
Memar ketika jatuh terjadi akibat adanya pendarahan pada bagian yang luka namun tidak diikuti dengan robekan lapisan kulit. Sehingga aliran darah mengendap pada bagian yang terbentur dan menimbulkan warna kebiruan.
Menurut dokter ahli saraf dr.Peni Kusumastuti, SpRM memijat memar yang timbul akibat jatuh hanya akan membuat pendarahan yang semula sudah berhenti menjadi muncul kembali.
Sekilas, diurut membuat badan terasa enak karena aliran darah menjadi lancar. Namun pendarahan yang kembali terjadi justru membuat anak kembali merasakan sakit. Selain itu, Dokter Peni juga mengatakan bahwa diurut justru berpotensi menimbulkan pembengkakan otot ligamen.
Pertolongan pertama
Sebenarnya, memar akan sembuh dengan sendirinya dalam rentang waktu 5-7 hari. Warna kebiruan yang perlahan memudar adalah tanda bahwa tubuh telah bekerja untuk menyembuhkan luka.
Namun jika anak jatuh dan mengalami memar, berikut beberapa jenis pertolongan pertama yang bisa diterapkan oleh orangtua:
- Kompres bagian yang memar dengan es batu. Ini akan membantu menyusutkan pembuluh darah
- Posisikan bagian yang luka lebih tinggi (misal jika kaki anak terbentur, sangga kakinya dengan bantal) hal ini membantu mengurangi pembengkakan pada bagian yang luka.
Baca juga:
Anak Sering Terbentur, Waspada Akibatnya!
Seringkali karena bermain dan jatuh akan membuat anak mengalami memar. Memar tersebut juga dapat berubah warna menjadi biru kehitaman. Banyak cara yang biasanya dilakukan oleh orang tua untuk menangani hal tersebut. Contoh penanganan yang seringkali dilakukan adalah dengan cara mengurutnya. Mengurut luka sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat. Namun apakah hal tersebut dibenarkan jika dilihat dari kacamata medis?
Kebiasaan yang Kurang Tepat Saat Anak Mengalami Luka Memar
Masa bermain dan belajar merupakan masa yang dimiliki oleh si kecil. Tak hanya bermain dengan orang tuanya, mereka biasanya juga akan bermain dengan teman sebayanya. Namun seringkali karena terjatuh saat bermain dapat menyebabkan bekas luka pada anak. Misalnya adalah luka berbentuk goresan ataupun luka memar pada bagian tubuh tertentu.
Seringkali saat anak mengalami memar, banyak orang tua yang dianjurkan untuk mengurut bekas luka tersebut. Padahal dengan mengurut luka lebam akibat anak jatuh, justru dapat memperparah keadaan yang ada. Menurut dr.Peni Kusumastuti, SpRM, dengan memijat luka memar justru dapat membuat pendarahan yang sudah berhenti dapat muncul kembali.
Pakar yang ahli di bidangnya tersebut juga mengungkapkan bahwa dengan memijat bekas luka lebam memang sekilas membuat badan menjadi terasa lebih enak. Namun rasa sakit dapat kembali menyerang si kecil karena pendarahan yang kembali terjadi pada luka tersebut. Efek lain yang tak kalah pentingnya adalah bahaya lain yang mengincar. Pembengkakan otot ligamen dapat berpotensi terjadi saat luka lebam diurut.
Pertolongan Pertama Saat Anak Mengalami Luka Memar
Mungkin banyak orang tua yang masih kebingungan mengenai cara memberikan pertolongan pertama saat anak jatuh dan mengalami memar. Sebelumnya, dapat diketahui bahwa memar sendiri terjadi akibat pendarahan yang terjadi pada bagian tubuh yang terluka tanpa adanya kerusakan atau robekan pada kulit. Memar juga dapat sembuh dalam rentan waktu tertentu. Waktu yang dibutuhkan yaitu sekitar 5 sampai dengan 7 hari.
Luka yang mulai sembuh ditandai dengan memudarnya warna kebiruan. Untuk menanganinya luka tersebut, Anda bisa mengompreskan es batu pada bagian tubuh yang terluka. Pembuluh darah dapat menyusut dengan cara ini. Kemudian untuk mengurangi pembengkakan yang ada, Anda bisa memposisikan anggota badan yang terluka di posisi yang lebih tinggi. Misalnya lebam terjadi pada kaki, maka Anda bisa menyangga kaki yang memar dengan bantal.
Penanganan yang tepat saat anak terluka merupakan hal mendasar yang selayaknya diketahui oleh para orang tua. Dengan hal tersebut diharapkan rasa sakit yang diderita si buah hati tidak semakin bertambah. Resiko yang terjadi akibat kesalahan penanganan luka juga dapat dihindari. Tak hanya itu saat sang buah hati terluka, sebaiknya Anda tetap bersikap tenang sambil melakukan langkah yang tepat agar luka tidak menjadi semakin parah.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.