Untuk mengatasi hal ini, dokter harus mengganti arteri, mengeringkan abses di otaknya, dan prosedur lain yang dapat membahayakan kesehatan putrinya jika tidak dilakukan. Syukurlah, operasinya berhasil.
Terlepas dari kisah mengerikan tersebut, Saunders mengklaim bahwa keadaannya “bisa saja menjadi jauh lebih buruk.”
Usai melakukan operasi, gadis kecilnya sudah kembali normal. Ia tak lagi minum antibiotik dan sudah kembali ke sekolah. Anaknya itu bahkan akan kembali berolahraga.
“Ini adalah sesuatu yang tidak sering terjadi, tapi cukup sering terjadi, dan saya tidak suka jika orang lain mengalami hal seperti ini,” kata Saunders. “Bayangkan berapa banyak acara barbekyu yang diadakan pada setiap olahraga hari Sabtu dan olahraga hari Minggu.”
Faktanya, kasus ini bukan kali pertama. Menurut penelitian di AS pada tahun 2016 yang diterbitkan dalam jurnal Otolaryngology – Head and Neck Surgery, terdapat sekitar 1.700 kunjungan ke ruang gawat darurat karena ditemukannya sikat panggangan dalam kurun waktu tahun 2002 hingga 2014.
Ahli menyatakan bahwa masalah terjadi ketika sikat dibiarkan menggantung di panggangan, yang menyebabkan kualitasnya memburuk seiring waktu.
“Bulu tajam ini dapat patah dan tertinggal di piring panggangan dan berpotensi menempel pada makanan Anda saat dimasak, sehingga menimbulkan bahaya tertelan,” kata juru bicara Choice, sebuah kelompok advokasi konsumen.
Semoga cerita anak abses otak karena sandwhich ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua ya. Tak hanya sandwhich, namun harus waspada sebelum mengonsumsi apapun.