Dampak pornografi pada anak memang tidak dapat dipungkiri. Pada fase dengan tingkat penasaran dan keinginan meniru yang tinggi, film porno bisa menjadi momok nomor satu bagi para orangtua.
Contoh ekstrimnya terjadi pada seorang anak laki-laki berusia 12 tahun ini. Dalam pengadilan Cheltenham, ia mengaku terpesona oleh film porno yang menampilkan pornografi incest (hubungan seksual dengan saudara kandung).
Bocah yang tak disebutkan namanya ini dinyatakan bersalah terhadap 6 dakwaan pemerkosaan terhadap adiknya sendiri yang masih berusia 9 tahun.
Pemeriksaan penelusuran internetnya juga menunjukkan ia sering melakukan pencarian yang berkaitan dengan kata kunci materi-materi inses.
Ian Fenney, jaksa penuntut, mengatakan si anak laki-laki tersebut mengancam adiknya bahwa ia “tidak akan jadi adiknya lagi” jika tidak diperbolehkan melakukan hubungan intim dengannya.
Hal tersebut dilakukan ketika si anak yakin tidak akan ada yang tahu. Tapi setelah beberapa kali berulang, adiknya akhirnya melaporkannya pada ibu mereka.
“Kasus-kasus seperti ini akan semakin banyak ditemukan dalam pengadilan,” kata Fenney kepada Dailymail. Menurutnya, kemudahan akses anak-anak terhadap pornografi online adalah pemicunya.
Hakim Jota Bopa-Rai memberi si anak 12 bulan hukuman rujukan dan juga 5 tahun hidup dalam lembawa pengawasan pencegahan pelecahan seksual, yang akan memantau perilakunya.
Anak tersebut juga tidak boleh berada di sekitar anak di bawah usia 16 tahun, dan sejarah penelusuran internetnya akan diperiksa polisi secara berkala selama masa hukumannya.
Baca juga:
Inilah Panduan Pendidikan Seksual untuk Anak Menurut UNICEF dan WHO
Menonton film porno tentu akan memberikan dampak yang buruk bagi perkembangan anak. Sekali saja anak menonton video porno, dikhawatirkan jika anak akan ketagihan dan membuatnya ingin melakukanya. Salah satu dampak yang terjadi dari menonton film porno adalah rasa ingin tahu dan penasaran. Seperti yang telah terjadi pada kasus anak berusia 12 tahun dan telah memperkosa adiknya. Mari simak ulasan selengkapnya berikut.
Anak Kecil yang Sudah Berani Memperkosa Adiknya Sendiri
Bocah yang masih berumur 12 tahun ini telah mengaku terpesona oleh film porno yang menampilkan pornografi incest atau hubungan seksual dengan saudara kandung. Bocah yang tak disebutkan namanya tersebut, dinyatakan bersalah terhadap 6 dakwaan pemerkosaan terhadap adiknya sendiri yang masih berusia 9 tahun.
Pemerikasaan penelusuran internetnya juga menunjukkan jika ia seringkali melakukan pencarian yang berkaitan dengan kata kunci maer inses tersebut. Jaksa penuntut dalam pengadilan tersebut mengatakan jika si anak laki laki tersebut mengancam adiknya. Jika adiknya tidak diperbolehkan melakukan intim denganya, maka adiknya tidak akan dianggap adik oleh kakaknya.
Pemerkosaan ini dilakukan ketika si anak yakin tidak ada yang mengetahui perbuatanya tersebut. Namun setelah beberapa kali berulang, adiknya pun melaporkan hal ini kepada ibunya dan mengajukan dakwaan di pengadilan. Kasus kasus seperti ini memang kerap kali ditemukan dalam sidang peradilan, kata Fennye kepada dailymail.
Kasus Pemerkosaan Marak di Pengadilan
Maraknya kasus seperti ini bisa terjadi karena mudahya akses anak anak terhadap pornografi online. Sehingga membuat rasa ingin tahu sang anak menjadi terpacu dan ingin melakukanya bersama dengan adiknya. Menurut hakim dakwaan, ia memberikan si anak hukuman 12 bulan rujukan dan juga 5 tahun dalam lembaga pengawasan pencegahan kekerasan seksual yang akan memantau perilakunya.
Anak yang masih berumur 12 tahun ini tidak diperbolehkan bergaul dengan anak dibawah usia 16 tahun. Sehingga ia tidak akan melakukan kejahatan seksual yang dapat merugikan orang lain. Jejak penelusuran internetnya pun akan rutin diperiksa polisi secara berkala selama masa hukumanya, untuk membuatnya jera dengan perilaku yang telah ia lakukan.
Dari kasus ini peran orang tua sebagai keluarga terdekat sangat penting untuk memberikan edukasi kepada anak. Pelajaran edukasi seksulitas kepada anak akan membuat anak lebih berhati hati dan faham apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Sehingga anak juga akan melindungi dirinya dari kejahatan seksual. Selain itu pengawasan dunia maya juga harus diterapkan agar anak tidak mengakses sesuatu yang tidak sesuai dengan usianya.
Cerita anak perkosa adik ini tentu menjadi pelajaran berharga bagi setiap orang tua. Penting bagi orang tua untuk selalu mengasuh dan memberikan pendidikan terkait seksualitas untuk melindungi anak dari bahaya kekerasan seksual yang mengancam. Edukasi ini sangat penting dengan memberikan pengertian pada sang anak bahwa beberapa organ haruslah dilindungi dan tidak boleh dipegang oleh sembarang orang.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.