Mungkin Anda tak pernah menyangka rumah sakit tempat para ibu bertaruh nyawa untuk melahirkan bisa melakukan kelalaian sebesar ini. Seorang ibu baru asal Kanada, harus rela kehilangan kaki dan tangannya karena plasenta tertinggal dalam rahim.
Plasenta tertinggal dalam rahim tersebut masih dalam keadaan utuh
Idealnya, para ibu pasca melahirkan sedang merasakan momen bahagia karena sudah bisa melihat dan mendekap si bayi mungil. Tapi hal ini tidak berlaku bagi Lindsey Hubley (33), empat hari berselang menikmati hari-hari bersama bayinya, Myles Owen Sampson, ia harus kembali ke Rumah Sakit.
Lindsey didera rasa sakit pada area perut yang sangat hebat serta perubahan warna pada kulitnya, sejak hari pertama pulang ke rumah. Lindsey yang berprofesi sebagai petenis ini langsung diminta untuk menjalani operasi darurat.
Lindsey Hubley tidak memiliki komplikasi pasca melahirkan. Namun, ia harus kembali ke Rumah Sakit untuk aneka operasi demi memerangi penyakit mematikan akibat plasenta tertinggal dalam rahim.
Lindsey didiagnosa mengalami Necrotizing Fasciitis. Penyakit infeksi bakteri yang bisa dengan cepat membunuh jaringan di sekitarnya atau sering juga disebut sebagai penyakit pemakan daging (flesh eating disease).
Yang ia tahu, penyakit ini mematikan jika tidak segera melakukan tindakan operasi. Apa yang akan terjadi pada bayi dan suaminya, jika ia pergi begitu cepat.
“Kini, dia telah menjalani sejumlah operasi, termasuk operasi amputasi kedua kaki dan kedua lengannya, dan menjalani histerektomi total,” ungkap Matt Sampson, tunangan Lindsey.
Ternyata cuti melahirkan yang ia ajukan sebelum proses persalinan, kini berubah menjadi cuti cacat seumur hidup. Sebenarnya kenapa Lindsey bisa alami penyakit ini?
Penyakit pemakan daging yang mematikan menggerogoti jaringan di organ-orang tubuhnya karena dokter kelupaan mengangkat plasenta di tubuh Lindsey. Pilihan untuk tetap hidup baginya hanyalah amputasi.
Melansir dari dailymail.com, pihak Rumah Sakit tempat ia melahirkan meninggalkan bagian plasenta di tubuhnya setelah melahirkan dan tidak memeriksa kembali dengan benar sebelum dipulangkan. Astaga, bagaimana bisa dokter-dokter andal di sana mengabaikan hal ini!
Lindsey menjalani kehamilannya seperti wanita normal pada umumnya.
Menuntut Rumah Sakit agar tidak ada ibu baru yang mengalami plasenta tertinggal dalam rahim
Agar kasus ini tidak berulang ke ibu baru lainnya, Lindsey dan tunangannya membawa kasus ini ke ranah hukum. Melansir dari foxnews.com, ia dan tunangannya menuntut IWK Health Centre di Nova Scotia, Kanada beserta lima dokter yang lalai menjalani tugasnya.
Dasar tuntutan hukum mereka adalah karena pihak Rumah Sakit tidak memeriksa kesehatan Lindsey dengan benar sebelum dia pulang ke rumah.
Serta tidak ada tanggapan berarti dari pihak Rumah Sakit setelah Lindsey melaporkan rasa sakitnya sehari setelah pulang. Lindsey hanya disebutkan sedang alami sembelit.
Lindsey dan keluarga hanya ingin segera sembuh dan menyelesaikan kasus hukum yang masih berjalan. Kasus hukum sengaja dipilih agar tidak ada lagi kelalaian yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit, seperti kesalahan fatal plasenta tertinggal dalam rahim ini.
Baca juga:
Ketahui 12 Komplikasi Persalinan yang Mungkin Terjadi, Distosia Bahu hingga Bayi Sungsang
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.