Alyssa Soebandono: “Jadi Orangtua Itu Harus Banyak Belajar”

Menjadi orangtua, masalah yang dialami Alyssa Soebandono tak jauh berbeda dengan ibu lainnya yaitu anak yang suka pilih-pilih makanan. Bagaimana cara ia mengatasinya?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hidup adalah proses belajar. Termasuk menjadi orangtua dari buah hati kita tercinta, agar dapat memberikan yang terbaik untuknya maka Parents diharapkan untuk terus belajar dan mencari ilmu. Artis cantik sekaligus ibu dua orang anak, Alyssa Soebandono juga setuju akan hal tersebut.

Menjadi orangtua tidak ada sekolahnya, alias tidak ada pelajaran formal untuk itu. Sebagai orang dewasa kita dituntut untuk mencari tahu sendiri cara untuk menjadi orangtua yang baik. Tak hanya sekedar melahirkan saja, dalam mengasuh anak kita harus memberikan nutrisi dan stimulasi yang tepat untuk tumbuh kembangnya.

Artikel Terkait: 3 Hal yang Harus Diketahui Pasutri Sebelum Menjadi Orangtua

Jadi Orangtua, Alyssa Soebandono Tak Berhenti Belajar

Dalam acara konferensi pers virtual bertajuk “Dukung Anak Generasi Maju Tumbuh Maksimal, Sarihusada Luncurkan SGM Pro-gress Maxx dengan IronC”, Alyssa Soebandono mengungkapkan bahwa dalam menjadi orangtua untuk kedua buah hatinya ia tak hentinya belajar.

“Jadi orangtua harus banyak belajar, membaca, pokoknya harus rajin mencari tahu. Mengasuh anak ini adalah pekerjaan yang tidak ada hentinya, tapi tentu kita ingin yang terbaik untuk anak-anak. Kalau bukan dimulai dari orangtuanya siapa yang bisa memikirkan itu semua?” ungkapnya.

Istri dari aktor Dude Herlino ini mengaku mengalami kesulitan dalam mendidik anak-anaknya dengan terbatas di tengah pandemi seperti sekarang ini. Ia tak ingin ketinggalan periode emas dalam pertumbuhan kedua putranya sehingga bersikeras memberikan yang terbaik untuk mereka.

“Selama ini saya berpikir, stimulasi saya sudah tepat belum ya untuk anak-anak. Terutama di masa pandemi semua dilakukan di rumah. Dengan peralatan dan permainan yang terbatas apakah sudah cukup stimulasinya, nutrisinya apakah sudah lengkap dalam makanannya.” Alyssa berujar.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel Terkait: Tips Parenting: 10 Rahasia Menjadi Orangtua Bahagia Tanpa Stres

Sebagai seorang ibu, Alyssa mengerti jika tidak mendapatkan nutrisi yang memadai, anak dapat terhambat tumbuh kembangnya. Sebagai contohnya jika kekurangan nutrisi penting seperti zat besi maka dampaknya bisa buruk untuk anak.

“Mungkin sebagai orangtua merasa bisa dibenarkan nanti-nanti saja kalau sudah besar. Padahal jika terus bertumpuk, dari kecil diabaikan, tak segera diperbaiki maka efeknya kepada anak bisa benar-benar berbahaya,” paparnya.

Oleh karena itu, sebagai orangtua Alyssa selalu awas terhadap perkembangan buah hatinya. Ia selalu memastikan tumbuh kembang anaknya sesuai dengan grafik dan usianya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Semuanya demi anak jangan sampai ada yang terhambat atau terlambat. Pokoknya ingin kenaikannya sesuai grafik, jadi masalah nutrisi menjaga sekali.” Ia melanjutkan.

Memang benar, orangtua harus tetap memantau perkembangan anak setiap bulannya.

Menurut dokter spesialis gizi klinis, Dr. dr. Luciana B Sutanto, MS, SpGK, jika tak ada peningkatan dalam tinggi dan berat badan anak selama dua bulan berturut-turut sebaiknya segera dikonsultasikan kepada dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat dan tidak terlambat.

Cara Alyssa Menghadapi Anak yang Picky Eater

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menikah dengan Dude Harlino di tahun 2014 lalu, keduanya telah dikaruniai dua orang putra. Mereka adalah Muhammad Dirgantara Ariendra Harlino dan Malik Narendra Harlino. Layaknya ibu-ibu pada umumnya, masalah yang dialami Alyssa tidak jauh-jauh dari anak pilih-pilih makanan.

“Anak-anak belum tahu makanan yang sehat dan nutrisi yang lengkap itu bagaimana sehingga peran orangtua sangat penting. Rendra itu picky eater. Jadi saya berpikirnya bagaimana cara agar makanan yang masuk nutrisinya cukup, dan juga rasanya enak. Buat orang dewasa mungkin enak, tapi untuk anak bentuk dan warnanya kurang menarik bisa juga,” jelasnya.

Dari awal putra pertamanya menjalani MPASI, perempuan berusia 29 tahun itu berusaha supaya menu yang ia sajikan setiap harinya selalu bervariasi supaya tidak bosan.

Artikel Terkait: Si Kecil Susah Makan Sayur? Coba 4 Varian Nugget Berbahan Sayur Ini!

“Memberikan sayur ke anak susah, saya juga mengalami. Entah dari bentuknya atau sugesti, begitu lihat sayur tak mau makan. Kalau saya untuk mengatasinya biasanya nasinya dikreasikan, misal nasinya dibentuk, telur dan daging ayam juga. Nah, kalau sayurnya yang tidak bisa dibentuk-bentuk, saya cincang dan dimasukkan ke dalam makanan yang lain agar dia tidak tahu ada sayur di dalamnya,” Alyssa memberikan tips berdasarkan dari pengalamannya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

dr. Luciana juga memberikan saran dalam memberikan sayur kepada anak, usahakan yang memiliki rasa agak manis, serta lembut dan empuk agar mudah dikonsumsi. Orangtua pun perlu memberikan contoh nyata kepada anak dengan ikut makan sayur.

Itulah pengalaman Alyssa Soebandono dalam memberikan nutrisi yang terbaik kepada sang buah hati. Apakah Parents punya pengalaman yang serupa dengan Alyssa?

Baca Juga:

id.theasianparent.com/menghadapi-anak-susah-makan-sayur

id.theasianparent.com/anak-susah-makan-sayur-dan-buah

id.theasianparent.com/sayur-untuk-mpasi

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan