Alergi Jamur: Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Mengabaikan gejala alergi jamur bisa membahayakan nyawa.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jamur ada di mana-mana, di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Parents mungkin tidak menyadari keberadaannya. Ia menyebar dengan melepaskan spora kecil dan ringan yang bergerak di udara. Sebagian orang memiliki alergi jamur yang bisa jadi tidak disadarinya dan menganggapnya hanya sebagai penyakit flu biasa. 

Makhluk yang satu ini tumbuh dengan cepat di ruang gelap yang lembap, seperti di ruang bawah tanah, tong sampah, sisa makanan, dan tumpukan daun yang membusuk. Saat berada di makanan, Anda mungkin bisa melihat keberadaannya seperti bintik-bintik hijau pada roti. Masalah alergi yang satu ini harus diwaspadai agar tidak menimbulkan gejala yang berulang.

Penyebab Alergi Jamur 

Sumber: Freepik

Sama seperti alergi lainnya, gejala alergi jamur dipicu oleh respons sistem kekebalan tubuh yang terlalu sensitif. Ketika kita menghirup spora jamur di udara, tubuh akan mengenalinya sebagai benda asing dan membentuk antibodi penyebab alergi untuk melawannya. 

Paparan spora jamur dapat menyebabkan gejala yang segera terjadi atau beberapa waktu kemudian. Berbagai jenis jamur bisa ditemui di dalam dan di luar ruangan. 

Hanya jenis jamur tertentu yang menyebabkan alergi. Alergi terhadap satu jenis jamur tidak berarti Anda akan alergi terhadap jenis yang lainnya. Beberapa jamur yang paling umum menyebabkan alergi adalah alternaria, aspergillus, cladosporium, dan penicillium.

Artikel terkait: Waspada! Jamur di teether bayi yang sering luput dari perhatian

Gejala Alergi Jamur

Sumber: Pexels

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kita semua bisa saja terpapar jamur setiap hari. Paparan jamur itu bisa berasal dari spora yang kita hirup melalui udara dan makanan yang terkontaminasi. Saat Parents ataupun si kecil mengalami alergi terhadap jamur, akan mengalami gejala-gejala berikut ini: 

  • Bersin 
  • Hidung berair atau tersumbat 
  • Batuk 
  • Mata, hidung, dan tenggorokan gatal 
  • Mata berair 
  • Kulit kering dan bersisik 
  • Mengi 
  • Kulit ruam atau gatal-gatal 

Gejala tersebut bervariasi pada setiap orang dan bisa terjadi dalam skala yang ringan hingga berat. Anda mungkin akan mengalami gejala tersebut saat berada di lingkungan yang rentan terhadap jamur.

Bila Anda mencurigai mengalami reaksi alergi karena jamur, berkonsultasilah ke dokter untuk memastikannya. Dokter mungkin akan melakukan sejumlah pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jika memiliki alergi jamur dan asma, gejala asma dapat dipicu oleh paparan spora jamur. Pada beberapa orang, paparan jamur tertentu dapat menyebabkan serangan asma yang parah. Tanda dan gejala asma antara lain:

Tanda-tanda asma tersebut bisa sangat membahayakan. Bila Parents atau si kecil mengalaminya, segera ke unit gawat darurat untuk mendapat pertolongan. 

Artikel terkait: 3 Langkah Penting Untuk Mencegah Alergi pada Anak

Faktor Risiko Alergi Jamur 

Sumber: Pexels

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ada sejumlah faktor yang dapat membuat Anda lebih mungkin untuk mengalami alergi jamur, di antaranya adalah:

1. Riwayat Keluarga 

Coba periksa riwayat keluarga Anda. Jika alergi dan asma turun temurun dalam keluarga, Anda lebih berisiko untuk mengalami alergi terhadap jamur.

2. Pekerjaan 

Ada sejumlah pekerjaan yang membuat kita mudah terpapar jamur. Pekerjaan tersebut di antaranya adalah pertanian, pembuatan kue, penggilingan, pertukangan, pekerjaan rumah kaca, pembuatan anggur, dan perbaikan furnitur.

3. Tinggal di Rumah yang Lembap 

Ruangan yang memiliki kelembapan lebih tinggi dari 50% dapat meningkatkan potensi berkembang biaknya jamur di rumah. Jamur dapat tumbuh di mana saja, seperti di ruang bawah tanah, di balik dinding, di bantalan karpet, hingga di karpet itu sendiri. Paparan jamur di lingkungan rumah menjadi pemicu yang sangat mudah untuk Anda mengalami jenis alergi yang satu ini.

4. Rumah dengan Ventilasi Buruk 

Rumah dan jendela yang terlalu rapat dapat menjebak kelembapan dan mencegah terjadinya ventilasinya yang baik, sehingga menjadi kondisi ideal untuk jamur tumbuh. Area lembap termasuk kamar mandi, dapur, dan area ruang bawah tanah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Komplikasi Alergi Jamur

Sumber: Pexels

Selain asma, ada beberapa komplikasi yang cukup berat saat Anda memiliki alergi jamur. Komplikasi tersebut di antaranya adalah:

  • Sinusitis

Ini adalah hasil dari reaksi inflamasi terhadap jamur yang terdapat di jaringan sinus 

  • Aspergillosis Bronkopulmonal

Reaksi jamur di paru-paru ini dapat terjadi pada penderia asma atau cystic fibrosis

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Pneumonitis Hipersensitivitas

Kondisi langka ini terjadi ketika paparan partikel udara seperti spora jamur menyebabkan peradangan paru-paru.

Cara Mengatasi Alergi Jamur 

Sumber: Pexels

Saat reaksi alergi terjadi, yang bisa Anda lakukan adalah menghilangkan gejalanya. Cara mengatasinya pun beragam tergantung gejala apa yang Anda alami. Berikut ini beberapa cara mengatasi alergi jamur: 

  • Gunakan tetes mata bila Anda terus menerus mengalami mata gatal dan berair. 
  • Pakai semprotan hidung bila Anda merasa hidung gatal dan berair. Semprotan hidung juga berfungsi untuk menghilangkan alergen yang masuk ke saluran pernapasan hingga menyebabkan gejala alergi.
  • Konsumsi obat antihistamin yang dijual secara bebas.
  • Konsultasikan kepada dokter bila antihistamin yang dijual bebas tidak mampu meredakan gejala alergi yang Anda alami.
  • Tanyakan pada ahli mengenai kemungkinan Anda harus mendapatkan suntikan alergi.

Artikel terkait: Waspadalah, Tungau Ternyata Penyebab Utama Alergi!

Cara Mencegah Alergi Jamur 

Sumber: Pexels

Mencegah alergi jamur yang paling efektif adalah dengan menjauhi paparannya. Berikut ini beberapa cara untuk mencegah terjadinya alergi jamur: 

  • Hilangkan sumber kelembapan di ruang bawah tanah, seperti kebocoran pipa atau rembesan air tanah.
  • Gunakan dehumidifier di area rumah yang berbau apek atau lembap. Jaga tingkat kelembapan di bawah 50%. Bersihkan setiap kompartemennya secara teratur.
  • Temukan dan segera perbaiki kebocoran apa pun. Keringkan area basah dalam waktu 48 jam untuk mencegah jamur tumbuh.
  • Gunakan AC dan pertimbangkan untuk memasang AC yang memiliki HEPA filter. Filter ini dapat menjebak spora jamur dari udara luar sebelum diedarkan ke seluruh ruangan.
  • Pastikan semua kamar mandi memiliki ventilasi yang baik dan nyalakan kipas ventilasi selama mandi. Jika tidak memiliki kipas ventilasi, buka jendela atau pintu setelah Anda mandi. 
  • Jangan gunakan karpet di kamar mandi.
  • Jaga wadah tanaman tetap bersih dan kering, seperti yang terbuat dari jerami atau anyaman. 
  • Buang atau daur ulang buku dan koran bekas. Jika dibiarkan di tempat lembap, seperti ruang bawah tanah atau gudang, barang-barang tersebut bisa cepat berjamur.
  • Lepas sepatu di depan pintu.
  • Jika harus membersihkan jamur yang ada di dalam rumah, kenakan sarung tangan, masker, dan kacamata. Bila perlu, gunakan jasa profesional untuk membersihkan rumah Anda.

Selain mencegah munculnya lingkungan berjamur, Anda juga harus berhati-hati terhadap jamur bawaan makanan. Periksa semua yang Anda makan dan kenali tanda-tanda jamur sebelum mengonsumsinya. Jangan mencium bau makanan untuk melihat apakah makanan tersebut sudah busuk, karena menghirup spora jamur dapat memicu reaksi alergi.

Makanan yang Harus Dihindari

Sumber: Pexels

Selain cara-cara di atas, hindari juga makanan yang mengandung jamur, termasuk jamur ragi. Makanan tersebut di antaranya adalah:

  • Keju
  • Jamur
  • Krim asam
  • Susu asam
  • Roti atau makanan lain yang dibuat dengan ragi
  • Daging dan ikan yang diasinkan atau diasap
  • Buah-buahan kering seperti kurma, plum, buah ara, dan kismis
  • Kecap
  • Sosis
  • Jus kalengan
  • Sisa makanan yang berumur lebih dari 3-4 hari

Nah, itulah informasi mengenai alergi jamur yang patut Parents waspadai. Alergi yang satu ini bisa terjadi pada kelompok usia berapa pun. Jangan abaikan bila mengalami gejala yang terus berulang dan segera konsultasikan ke dokter.

Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi

Baca juga: