X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Tragis, Bocah 1,5 Tahun Meninggal karena Alat Swab Test Patah di Dalam Hidungnya

Bacaan 4 menit
Tragis, Bocah 1,5 Tahun Meninggal karena Alat Swab Test Patah di Dalam Hidungnya

Bukan karena Virus Corona, bocah kecil asal Saudi Arabia justru meninggal karena alat swab test patah di dalam hidungnya.

Tak hanya Indonesia, hampir seluruh negara kini tengah berjuang menghadapi COVID-19 yang seolah belum ada titik terangnya. Untuk mengetahui apakah virus ini sudah terpapar, maka pemeriksaan perlu dilakukan. Misalnya dengan swab test. Malang, seorang batita malah harus kehilangan nyawa lantaran alat swab patah di hidung.

Kisah anak dengan alat swab patah di hidung

Kisah anak dengan alat swab patah di hidung

Seorang anak laki-laki  asal Arab Saudi dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Shaqra setelah sebuah alat periksa swab hidung patah di dalam hidungnya. Melansir Gulf News, Abdul Aziz Al Gufan dilarikan ke rumah sakit akibat demam tinggi. Setelah itu, ia dianjurkan melakukan tindakan medis berupa pemeriksaan COVID-19.

Sesuai prosedur, sebuah alat swab dimasukkan ke dalam hidungnya untuk mengambil sampel yang dibutuhkan. Nahas, alat itu malah patah di dalam hidung bocah malang tersebut. Sang dokter memutuskan menggunakan anestesi umum untuk menunjukkan seperti apa hasil swab tenggorokan pasien.

Ironisnya, sang anak dibiarkan tanpa tindak lanjut berarti yang membuatnya kehilangan kesadaran. Alat swab yang dibiarkan di hidung membuatnya mengalami penyumbatan saluran pernapasan.  Bocah 1,5 tahun itu pun tewas 24 jam setelah masuk rumah sakit tersebut.

Ayah anak itu, Abdullah Al Joufan, menceritakan insiden tragis yang menimpa putranya. Semula, ia sudah menolak tindakan anestesi umum anaknya. Namun, dokter yang bertugas bersikeras melakukannya.

Dokter mengatakan setelah tindakan, anak itu kemudian akan diperiksa oleh dokter spesialis anak. Faktanya, dokter spesialis anak sedang cuti hari itu.

Menurut Al Joufan, ketika itu banyak yang bingung pada hari berikutnya karena anaknya tiba-tiba kehilangan kesadaran akibat saluran pernapasan yang terhalang. Kondisi kesehatan sang anak  terus memburuk. Esok harinya, sang ibu bahkan mendapati ada sesuatu yang tidak beres dengan anaknya.

Kisah anak dengan alat swab patah di hidung

Artikel tersebut: 5 Penelitian Ini Buktikan Virus Corona Menular Lewat Udara, Waspada!

Tim medis menempatkan bocah itu dalam ventilator dan pemeriksaan pemindaian menunjukkan bahwa jalan napas ke salah satu paru-parunya tersumbat. Ia lalu meminta pihak rumah sakit merujuk putranya ke rumah sakit khusus di Riyadh.

Pihak rumah sakit pun menyetujui kendati ambulans datang terlambat. Anak laki-laki Al Joufran sudah mengembuskan napas terakhirnya.

Tak ingin berdiam diri, sang ayah pun melaporkan kasus ini dan meminta agar kematian putranya diselidiki lebih lanjut. Penanganan medis keliru ditengarai menyebabkan kematian putra kesayangannya.

Ia sendiri telah mendapatkan panggilan telepon dari Menteri Kesehatan, Dr Tawfiq Al Rabiah yang menyampaikan bela sungkawa atas kematian putranya, serta dari Direktur Urusan Kesehatan di Riyadh Hassan Al Shahrani yang menuturkan hal serupa. Lanjutnya, menteri berjanji untuk menindaklanjuti kematian putranya.

Prosedur swab test Corona

Sebagai informasi tambahan, Swab test corona merupakan salah satu pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi apakah seseorang tertular virus Corona. Dalam dunia medis, uji tes satu ini juga disebut tes PCR (polymerase chain reaction).

Petugas medis umumnya akan mengambil sampel apus dari saluran pernapasan pasien, yakni hidung dan tenggorokan. Nantinya, sampel ini dibawa untuk diperiksa di laboratorium untuk melihat adakah DNA virus atau tidak.

Public Health England (PHE) selaku badan kesehatan di Inggris menyatakan sampel yang diperlukan untuk pengujian virus Corona memang harus diambil dari saluran pernapasan atas yang meliputi rongga hidung tepat di belakang hidung jelang pertemuan dengan tenggorokan.

Di sinilah organisme tingkat tinggi dari virus pernapasan berkumpul sehingga pengujian cenderung lebih akurat. Tes serupa digunakan untuk flu. Sampel dahak, air liur, dan lendir batuk  juga akan diambil jika memungkinkan.

Kisah anak dengan alat swab patah di hidung

Artikel terkait: Pasien corona mengalami penurunan fungsi paru-paru, video ini membuktikannya!

Metode ini tidak terasa sakit dan hanya berlangsung beberapa detik, itupun jika pasien tetap tenang dan bisa diam untuk beberapa saat. Pasien yang banyak bergerak akan membuat prosedur lebih sulit. Berikut prosedur swab test yang patut diketahui:

Prosedur swab test corona melalui hidung

  • Pasien akan diminta untuk meniup napas melalui hidung guna memastikan tidak ada sumbatan
  • Pasien akan diminta sedikit mendongak
  • Alat swab berbentuk cotton bud dengan tangkai panjang akan dimasukkan ke dalam lubang hidung pasien hingga mencapai bagian belakang hidung
  • Dokter akan mengambil sampel dengan cara menyapukan dan memutar alat swab tersebut selama beberapa detik.

2. Prosedur swab test corona lewat tenggorokan

  • Pasien akan diminta membuka mulut lebar-lebar
  • Dokter akan memasukkan alat swab ke mulut pasien hingga mencapai bagian belakang tenggorokan. Swab tidak boleh menyentuh lidah dalam proses ini
  • Dokter akan mengambil sampel dengan menyapukan dan memutar alat swab tersebut selama beberapa detik.

Kedengarannya memang tidak nyaman, namun tes ini diperlukan bagi beberapa kriteria yaitu Orang dalam pemantauan (ODP), Pasien dalam pengawasan (PDP), Orang yang memiliki kontak erat dengan pasien COVID-19, serta Pasien dengan hasil rapid test (tes cepat) yang positif.

Parents, semoga kisah anak yang mengalami alat swab patah di hidung ini dapat menjadi pembelajaran untuk kita lebih mawas diri menjaga kesehatan diri dan anggota keluarga.

Baca juga : 

Bayi 7 bulan positif corona, sang ibu: "Anakku tidak menunjukkan gejala apapun"

Cerita mitra kami
Cara Menyenangkan untuk Dukung si Kecil Belajar Mengenal Dunia Binatang
Cara Menyenangkan untuk Dukung si Kecil Belajar Mengenal Dunia Binatang
'Kemerdekaan' Ibu Dukung Anak Tumbuh Jadi Generasi Terbaik
'Kemerdekaan' Ibu Dukung Anak Tumbuh Jadi Generasi Terbaik
7 Kondisi Sex Emergency yang Berisiko Sebabkan Terjadinya Kehamilan Tak Diinginkan
7 Kondisi Sex Emergency yang Berisiko Sebabkan Terjadinya Kehamilan Tak Diinginkan
Ibu Tangguh Menjadikan si Kecil Tangguh, Tumbuh Sehat dan Kuat
Ibu Tangguh Menjadikan si Kecil Tangguh, Tumbuh Sehat dan Kuat

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Erinintyani Shabrina Ramadhini

  • Halaman Depan
  • /
  • Parenting
  • /
  • Tragis, Bocah 1,5 Tahun Meninggal karena Alat Swab Test Patah di Dalam Hidungnya
Bagikan:
  • Pelawak Omas Meninggal Dunia di Usia 54 Tahun "Selamat jalan, Mpok.."

    Pelawak Omas Meninggal Dunia di Usia 54 Tahun "Selamat jalan, Mpok.."

  • Sempat Terjatuh dan Mendapat Perawatan, Sastrawan Ajip Rosidi Meninggal Dunia

    Sempat Terjatuh dan Mendapat Perawatan, Sastrawan Ajip Rosidi Meninggal Dunia

  • Pelawak Omas Meninggal Dunia di Usia 54 Tahun "Selamat jalan, Mpok.."

    Pelawak Omas Meninggal Dunia di Usia 54 Tahun "Selamat jalan, Mpok.."

  • Sempat Terjatuh dan Mendapat Perawatan, Sastrawan Ajip Rosidi Meninggal Dunia

    Sempat Terjatuh dan Mendapat Perawatan, Sastrawan Ajip Rosidi Meninggal Dunia

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.