Waspadai perilaku kejahatan seksual di sekitar Anda, Parents. Baru-baru ini aksi predator anak terungkap akibat chat mesum yang dikirimnya untuk korban.
Lantas, seperti apa kronologi terungkapnya kasus tersebut dan bagaimana pelaku melancarkan aksi tak senonohnya? Artikel berikut ini akan memberikan ulasan lengkapnya. Simak ya, Parents.
Aksi Predator Anak Terungkap Akibat Chat Mesum, Cabuli Korban Hingga 20 Kali
Foto: Dok. Humas Polda Metro Jakarta Barat
Seorang laki-laki berusia 49 tahun berinisial ML tertangkap lantaran melakukan aksi pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur. Mirisnya lagi, ML merupakan pegawai honorer ruang publik terbuka ramah anak (RPTRA).
Melansir Kompas.com, diketahui, ML melakukan aksi pencabulan terhadap anak di bawah umur berinisial AA (14) di lokasi RPTRA Meruya Utara.
Ia ditangkap usai Ibu dari AA melaporkan peristiwa terkait. Awalnya, Ibu dari AA melihat pesan singkat yang dikirimkan ML kepada anaknya.
ML mengirimkan pesan singkat tersebut kepada ponsel milik ibu korban, sebab korban kerap menggunakan ponsel ibunya untuk bermain game.
Dalam pesan singkat tersebut, ML mengajak AA untuk melakukan hubungan seksual.
Ibu AA segera menanyakan hal tersebut pada anaknya. AA kemudian mengaku telah dicabuli oleh ML sebanyak 20 kali.
Mengetahui hal tersebut, Ibu dari AA langsung melapor polisi. ML ditangkap oleh Polsek Kembangan, pada Sabtu, (17/10/2020).
Kapolsek Kembangan Kompol Imam Irawan menjelaskan, pelaku mengiming-imingi uang kepada AA, agar tidak menceritakan perbuatannya kepada orang lain.
“Modus pelaku melakukan aksi bejatnya tersebut dengan mengiming-imingi korban dengan memberikan sejumlah uang untuk tidak menceritakan aksi bejatnya tersebut kepada orang lain,” ujar Imam, Selasa (17/11/2020).
Artikel terkait: Pengakuan seorang Ayah “Putriku nyaris menjadi korban predator seksual online…”
Pelaku Sebelumnya Pernah Cabuli Anak Lain
Namun bukan baru pertama rupanya menjalankan aksi tak senonohnya. Berdasarkan pengembangan, diketahui bahwa AA bukan korban pertama ML.
Sebelum itu, petugas honorer ruang publik terbuka ramah anak (RPTRA) itu sempat melakukan aksi serupa. Tetapi saat itu ML tidak ditangkap lantaran permasalahan diselesaikan dengan cara kekeluargaan dengan pihak korban.
Pelaku ML rupanya tak kapok. Ia mengulangi kembali perbuatan bejatnya. Tak tanggung-tanggung, ia mencabuli AA yang masih berusia 14 tahun bahkan hingga 20 kali.
Ibu AA yang mengetahui anaknya diperlakukan sedemikian rupa menjadi sangat marah. Ia tak terima dan akhirnya melaporkan pelaku ke polisi.
Polsek Kembangan lantas bergerak cepat menangkap pelaku pada Sabtu, (17/10/2020).
Artikel terkait: Waspada Parents, Predator Seksual Anak Berkedok Akun Palsu Selebriti Beredar di Media Sosial
Pelaku Predator Anak Dikenal Sebagai Pribadi yang Santun
Lurah Meruya Utara Zainuddin mengaku terkejut dengan kabar seorang petugas honorer ruang publik terbuka ramah anak (RPTRA) berinisial ML (49) melakukan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.
Pasalnya, ia mengenal ML sebagai seseorang yang santun.
“Kalau kesehariannya cukup santun lah, cukup baik, jadi siapa yg sangka juga seperti ini. Seperti petir di siang bolong,” jelas Zainuddin di Jakarta, Selasa (17/11/2020) malam.
Ia menjelaskan bahwa pelaku selama ini dikenal sebagai orang yang berprestasi dalam menjalankan pekerjaannya sebagai petugas honorer RPTRA.
“Sepengetahuan saya selama ini dia orang yang cukup berpotensi, punya keterampilan dan memang sudah dibuktikan hasilnya, bisa dibuktikan prestasinya ada,” jelasnya.
Meski demikian, Zainuddin mengaku tak begitu sering bertemu dengan pelaku.
Pasalnya, petugas pengelola RPTRA bekerja berdasarkan pembagian shift tertentu sehingga lurah tak selalu dapat bertemu dengan petugas. Apalagi, letak kantor lurah dan RPTRA terpisah.
Zainuddin memastikan bahwa ML telah dicopot dari pekerjaannya kini dan tengah menjalani proses hukum.
Untuk mencegah kasus serupa terjadi di masa depan, Zainuddin menyatakan akan lebih memperhatikan keadaan psikologis dari calon petugas agar benar-benar ramah anak.
“Kita akan lebih tahu sejauh mana secara psikologi kejiwaan masing-masing pengelola, tanpa terkecuali, perempuan ataupun laki-laki. Saya juga ada upaya mengusulkan tim seleksi agar ada tim psikolog,” tambahnya.
****
Parents, tentu saja kita merasa miris dengan kejadian semacam ini. Semoga pelaku mendapat hukuman yang setimpal dan anak-anak dijauhkan dari predator seksual.
Sekali lagi, waspadai lingkungan bermain si kecil. Sebab predator anak sulit dikenali secara kasat mata lantaran tak jarang mereka berpenampilan sopan dan tampak baik.
Bekali pula si kecil dengan pendidikan seks sedini mungkin. Jangan sampai penyesalan datang kemudian karena orangtua abai.
Baca juga:
Waspada! Inilah yang diincar oleh Predator Seksual dari Foto Anak yang Tersebar di Media Sosial
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.