Sanofi-aventis grup, perusahaan farmasi di Indonesia telah berhasil mengembangkan Vaksin DBD pertama di dunia. Vaksin tersebut telah didaftarkan ke BPOM RI dan telah mendapat persetujuan untuk edar.
Diharapkan, Vaksin DBD ini sudah bisa diedarkan ke masyarakat pada akhir tahun 2016 ini.
Angka kematian akibat Virus Dengue memang semakin meningkat saja. Selama lima tahun, terjadi sekitar 8.056 kasus dengan persentase kematian hingga 1,8%.
Menurut laporan, pada akhir Januari lalu, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, ada 107 kabupaten yang melaporkan serangan DBD dengan 1.669 kasus.
Data mencatat adanya peningkatan kejadian 39% lebih tinggi pada tahun 2016 ini jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Guna mengurangi kasus DBD ini, pemerintah telah melakukan sosialisasi PSN 3M Plus yaitu pemberantasan sarang nyamuk dengan langkah 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur ulang tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk demam berdarah). Lebih lengkap tentang PSN 3M Plus baca di sini.
Namun dengan meningkatnya kasus DBD dari waktu ke waktu, dibutuhkan penanganan yang lebih efektif lagi. Vaksin ini, diharapkan mampu mengatasinya.
Perjalanan 20 tahun
Joko Murdianto, GM Vaccine Sanofi Group Indonesia mengungkapkan, perjalanan untuk menciptakan Vaksin DBD ini sudah berlangsung selama 20 tahun.
Hal ini dikarenakan DBD terdiri dari 4 tipe dan Sanofi berupaya agar hanya dengan satu vaksin saja, keempat tipe DBD tersebut bisa diatasi.
Saat ini, uji tahap akhir vaksin ini masih dilakukan. Hasilnya amat memuaskan, “Efikasinya mencapai 56 persen, sesuai dengan yang ditargetkan,” ujarnya.
Semoga saja uji klinis terhadap vaksin ini berjalan lancar ya parents dan secepatnya vaksin ini bisa dierdarkan di fasilitas kesehatan seluruh Indonesia.
Virus DBD merupakan salah satu jenis virus yang banyak merenggut nyawa anak anak di Indonesia. Untuk menekan jumlah penderita dan korban yang semakin banyak berjatuhan, banyak pihak yang berusaha untuk mengembangkan vaksin untuk DBD. Salah satu perusahaan farmasi di Indonesia bernama Sanofi-Aventis Grup juga diketahui telah berhasil mengembangkan vaksin tersebut. Mari simak penjelasan lebih lengkapnya berikut ini.
Kasus Virus DBD yang Terjadi di Indonesia
Vaksin DBD yang dibuat oleh salah satu perusahaan farmasi di Indonesia ini telah didaftarkan ke BPOM RI. Setelah mendapatkan persetujuan dari badan tersebut, pada akhirnya vaksin ini diperbolehkan untuk diedarkan. Langkah sigap tentu saja dilakukan oleh perusahaan tersebut melihat banyaknya angka kematian yang terjadi. Dalam kurun waktu lima tahun saja, diketahui bahwa jumlah korban yang terjangkit mencapai 8.056 orang.
Persentase kematian yang terjadi adalah 1,8 % dari keseluruhan jumlah korban yang terjangkit. Bahkan menurut laporan dari P2PL (Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan penyehatan Lingkungan) Kemenkes (Kementerian Kesehatan) telah terjadi serangan virus DBD sejumlah 1.669 kasus pada akhir Januari yang lalu. Kasus tersebut diketahui terjadi di 107 kabupaten yang tersebar wilayah Indonesia.
Diharapkan Akan Diedarkan pada Akhir Tahun 2016
Vaksin yang ditunggu tunggu ini juga diharapkan telah dapat diedarkan pada akhir tahun 2016 mendatang. Tak hanya itu, pemerintah juga melakukan aksi lainnya demi mencegah meningkatnya jumlah korban yang ada. Misalnya adalah melakukan sosialisasi 3M Plus. 3M Plus adalah pemberantasan sarang nyamuk dengan langkah menguras, menutup, dan mendaur ulang tempat tempat bersarangnya nyamuk yang menimbulkan virus DBD.
Perjalanan Vaksin Selama 20 Tahun
Perjalanan dari vaksin DBD yang dibuat oleh perusahaan Sanofi juga terbilang memakan waktu yang lama. GM Vaccine Sanofi Group, Joko Murdianto juga mengungkapkan bahwa memerlukan waktu 20 tahun untuk membuat vaksin tersebut. Waktu yang lama diperlukan karena penyakit DBD ini sendiri memiliki 4 jenis yang berbeda. Oleh karena itu, pihak Sanofi berusaha membuat 1 jenis vaksin yang dapat mengatasi keempatnya.
Hingga sekarang vaksin tersebut masih dalam tahap uji bagian akhir. Diketahui pula bahwa hasil penelitian menunjukkan kabar yang memuaskan. GM dari Vaccine Sanofi tersebut mengungkapkan efikasi yang ada telah mencapai angka 56 %. Jumlah tersebut sebanding dengan jumlah efikasi yang diharapkan. Banyak orang yang berharap uji klinis terhadap vaksin ini dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat segera diedarkan.
Virus DBD yang menyerang banyak menimbulkan kekhawatiran dari masyarakat. Banyaknya jumlah korban yang berjatuhan juga membuat pemerintah melakukan langkah yang cepat dan tanggap. Misalnya adalah melakukan sosialisasi 3M Plus di masyarakat. Tak hanya itu, peluncuran vaksin untuk DBD ini juga direncanakan akan segera dilakukan. Diharapkan hal tersebut akan membuat virus dari nyamuk ini dapat mereda.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.