10 Cara Agar Anak tak jadi Pribadi yang Membenci Orangtuanya Sendiri

Setiap orangtua ingin dicintai anaknya saat mereka dewasa nanti. Namun, beberapa kesalahan Anda justru akan membuat anak membenci orangtuanya sendiri.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Harus kita akui, di masa dewasa kita mulai menyadari bahwa apa yang diajarkan oleh orangtua tak sepenuhnya benar. Apalagi bagi mereka yang masa kecilnya kurang perhatian hingga alami kekerasan dari orangtua. Sehingga banyak anak yang akhirnya membenci orangtuanya sendiri.

Anak yang membenci orangtuanya sendiri akan menyimpan dendam dalam jangka waktu yang lama. Kebanyakan akan berjanji pada diri sendiri bahwa ia akan jadi orangtua yang lebih baik dari orangtuanya dulu.

Namun jaman berubah. Apa yang diinginkan anak sekarang tentu berbeda dengan yang diinginkan oleh anak jaman dulu.

Inilah 10 cara yang bisa Anda lakukan agar anak tak tumbuh menjadi seorang yang membenci orangtuanya sendiri:

1. Menjaga batasan

Menjadi orangtua tak berarti bahwa Anda bisa memasuki dunia anak Anda sepenuhnya. Anak punya privasi soal kehidupannya yang harus kita hormati. Yang penting adalah membuat anak percaya pada kita untuk bercerita dengan sendirinya. Bukan memaksa anak untuk bercerita segalanya.

2. Membanding-bandingkan

Anak manapun akan merasa sakit hati pada orangtuanya jika orangtua membanding-bandingkan mereka dengan saudara maupun orang lain. Kemampuan anak itu berbeda-beda. Membanding-bandingkan akan membuat ia minder, sakit hati, dan diam-diam melakukan persaingan tidak sehat dengan orang yang dibandingkan dengannya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Menuntut anak memenuhi ambisi kita

 

 

Pisahkan antara kebutuhan anak dengan ambisi orangtua. Khawatir dengan masa depan anak bukan berarti 'menyetir' anak dalam segala aspek. Ia juga butuh menjalankan minat dan bakat yang tumbuh di dalam dirinya sendiri, bukan sekedar menuruti apa yang orangtuanya mau.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Memancing keinginan anak untuk maju dengan motivasinya sendiri akan lebih manjur daripada membuatnya terpaksa melakukan apa yang jadi keinginan orangtua. Tidak semua anak bisa menjadi juara kelas, sehingga menghargai hasil dari usahanya akan lebih ia kenang daripada meremehkan apa yang sudah ia usahakan.

4. Selalu menyalahkan anak

 

Ini sering tidak disadari oleh orangtua. Beberapa orangtua memang melakukan kesalahan dengan menyalahkan anak atas kejadian buruk yang terjadi. Terutama jika Anda sebagai orangtua merasa kecewa dengan apa yang ia lakukan maupun hidup yang Anda jalani.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Misalnya, sebenarnya bukan salah anak jika ia tampak lambat belajar. Karena perkembangan anak selalu berbanding lurus dengan stimulasi yang diberikan padanya saat balita, faktor genetis, faktor gizi makanan, dan didikan orangtua.

Bukan salah anak jika ia mirip dengan suami yang meninggalkan ibunya di saat keluarga membutuhkan sosok pengayom rumah tangga. Ada banyak kasus terjadi dimana seorang ibu atau ayah menyiksa anaknya hanya karena wajah mereka mirip dengan pasangan yang membuatnya kecewa.

5. Minim apresiasi

Pujian yang diberikan pada anak akan membuatnya lebih percaya diri. Jika porsi pujian itu tepat, ia tak akan tumbuh jadi orang sombong.

Kurangnya apresiasi dan pujian terhadap apa yang anak lakukan akan membuatnya minder dan berjarak dengan orangtua. Untuk apa bercerita tentang hari yang dijalani kepada orang yang tak pernah menunjukkan reaksi positif atas hasil kerjanya?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Anak yang mudah dimanipulasi orang lain di saat remaja hingga dewasanya kebanyakan adalah mereka yang menginginkan pujian dan apresiasi dari orang lain. Jika orangtua sendiri tak pernah memujinya, maka ia akan mencari pujian dari orang lain. Hal ini rentan membuat anak terjebak dalam hubungan tidak sehat dengan orang lain.

Artikel terkait: Penelitian: Cara Orangtua Memuji Memengaruhi Pola Pikir Anak

6. Mengajarkan rasa hormat dengan menyebarkan rasa takut

Tegas tidak sama menjadi galak. Banyak orangtua yang tertukar antara galak dan tegas saat mendidik anaknya. Seolah, agar membuat anak hormat dan menurut pada orangtua, maka orangtua membuat anak takut padanya.

Sekalipun Anda adalah orangtua yang menghadirkan anak ke dunia, apa yang ada di dalam kepala anak berbeda dengan apa yang Anda pikirkan. Rasa hormat itu adalah sesuatu yang didapat dengan usaha dan contoh dari orang lain. Bukan otomatis didapat hanya karena kita terlahir lebih dulu dari mereka.

Ingat bahwa mendidik anak di rumah tidak sama dengan mendidik prajurit di camp militer. Mendidiknya dengan keras tidak akan membuat anak mencintai Anda sebagai orangtuanya,

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

7.  Inkonsisten

 

Jika anak melihat Anda melakukan hal yang pernah Anda larang, maka anak akan menilai bahwa inkonsistensi Anda membuatnya muak. Sebagai contoh, bagaimana mungkin Anda meminta anak untuk dapat mengendalikan aktivitas gadget nya sedangkan Anda sendiri tak bisa lepas dari gadget?

8. Melakukan kekerasan verbal dan non verbal

Dipukul atau dimarahi akan membuat anak merasa sangat sakit hati. Jika sekali saja Anda melakukan ini, maka anak tidak akan pernah melupakannya. Apalagi Parents tidak benar-benar minta maaf dan menebus kesalahan pada anak.

9. Terlalu overprotective

 

Niat untuk melindungi anak dari kejahatan yang terjadi di luar rumah bukan lantas mambuat Anak terbatas geraknya. Anak akan merasa bahwa orangtuanya tidak menganggapnya sebagai orang yang dapat dipercaya. Selain itu, overprotective bukan cara baik untuk membuat anak belajar.

Anak perlu merasakan kekalahan agar ia tahu bagaimana caranya mengatasi rasa sedih dan bangkit. Anak perlu merasa bahwa dirinya layak dipercaya oleh orangtua sehingga tak perlu bohong soal aktivitasnya di luar rumah. Jika larangan yang Anda berikan 'demi kebaikannya' terlalu banyak dan membebaninya, maka anak akan jadi seseorang yang membenci orangtuanya sendiri.

10. Anda mengajak anak untuk membenci orang lain

Pada awalnya, anak akan menuruti mau Anda yang melarang untuk bergaul dengan orang tertentu. Keputusan ini bisa berbuah dua kemungkinan.

Kemungkinan pertama, jika ia sadar bahwa hal itu buruk di kemudian hari, ia akan membenci keputusan Anda yang menganjurkan kebencian padanya. Kemungkinan kedua, jika anak tidak sadar dengan cara Anda yang keliru dalam memperlakukan orang lain, maka anak akan melakukan hal yang sama dengan Anda pada orang lain atau justru pada orangtuanya sendiri.

Anak mestinya belajar cinta sejak kecil. Jika sejak kecil Anda sudah melarangnya bermain dengan orang lain, apa yang Anda harapkan darinya selain tumbuh menjadi seorang yang gamar membenci sesamanya juga?

Apapun yang anak rasakan pada Anda kelak ditentukan oleh sikap Anda saat ini. Jika Anda melakukan 10 hal diatas, maka tak akan heran jika suatu hari anak akan tumbuh menjadi seorang yang membenci orangtuanya sendiri.

 

Referensi: Mystical Raven, the Spruce.

Baca juga:

id.theasianparent.com/tips-membesarkan-anak-yang-bahagia/

Penulis

Syahar Banu