Sebelum membahas tentang penyakit peradangan adenoid atau adenoiditis, apakah Parents sudah tahu apa itu adenoid? Adenoid adalah kumpulan jaringan-jaringan limfatik yang terletak di tenggorokan atau faring, tepatnya di belakang hidung.
Fungsi adenoid adalah untuk mencegah organisme berbahaya masuk ke dalam tubuh dan memproduksi antibodi yang bertugas melawan infeksi. Pada anak kecil, adenoid sangat riskan mengalami infeksi berupa pembesaran atau pembengkakan.
Walau demikian, Parents tidak perlu terlalu khawatir, karena infeksi adenoid (adenoiditis) merupakan kondisi yang normal pada anak. Si kecil yang rentan mengalami pembengkakan adenoid yaitu ketika berusia 0 sampai 5 tahun.
Kemudian, adenoid yang membengkak akan menyusut dengan sendirinya setelah anak melewati usia 5 tahun. Peradangan adenoid juga akan menghilang saat si kecil mulai memasuki usia remaja.
Artikel terkait : Anak sering ingusan bisa jadi sakit polip? Ketahui gejala dan penanganannya!
Pembengkakan adenoid adalah ‘penyakit’ sementara pada si kecil
Penyebab adenoid membengkak yaitu karena ada kuman yang masuk ke dalam tubuh, sementara adenoid mencoba untuk melawannya. Saat melawan bakteri yang masuk, jaringan adenoid akan membengkak hingga menjadi semakin besar.
Terkadang pembengkakan tersebut akan membaik, tapi ada juga yang bisa terinfeksi. Jika terinfeksi, maka akan membuat anak menjadi sulit bernapas dan menyebabkan beberapa masalah lain, seperti berikut ini:
- Hidung yang tersumbat, sehingga seorang anak hanya dapat bernapas melalui mulutnya
- Sulit tidur nyenyak
- Pembengkakan kelenjar di leher
- Adanya gangguan di telinga
Apabila sudah terjadi masalah kesehatan seperti itu, sebaiknya Parents segera membawa si kecil ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.
Pemeriksaan dan penanganan pembengkakan adenoid pada anak
Hal pertama yang dilakukan yaitu pemeriksaan fisik oleh dokter, terutama di area telinga, hidung dan tenggorokan. Kemudian, dokter juga akan melakukan rontgen dan melihat kondisi adenoid menggunakan teleskop kecil melalui rongga hidung.
Jika adenoid terinfeksi, dokter akan memberikan antibiotik (penisilin atau amoxicilin) dan kortikosteroid semprot hidung (fluticasone). Antibiotik jika penyebab pembesaran adenoid adalah infeksi bakteri, sedangkan kortikosteroid semprot jika penyebabnya alergi.
Apabila penanganan menggunakan obat tidak efektif, maka tindakan selanjutnya yang dianjurkan dokter yaitu melakukan operasi pengangkatan adenoid atau adenoidektomi. Operasi ini aman dan umum untuk anak-anak.
Selama operasi, anak-anak diberikan anestesi yang membuatnya tertidur. Anestesi memastikan buah hati Parents tidak merasakan sakit saat operasi sedang dilakukan.
Operasi yang dilakukan tidak membutuhkan jahitan, serta area yang mendapat tindakan pun akan sembuh dengan sendirinya, meski butuh beberapa waktu. Namun, operasi pengangkatan adenoid berpotensi menimbulkan efek samping berupa:
- Hidung tersumbat
- Perdarahan minor
- Telinga terasa sakit
- Sakit tenggorokan
Meski demikian, risiko terjadinya efek samping dari tindakan operasi ini sangat kecil. Akan tetapi, akan lebih baik jika diskusikan terlebih dahulu dengan dokter tentang manfaat dan risiko operasi.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Referensi : KidsHealth dan Alodokter
Baca juga :
Mengapa seringkali bayi menjulurkan lidahnya? ini penyebabnya